3. Dasar Murahan!

5.6K 244 3
                                    

"Ini kamarku dan kau tidak boleh memasukinya. Terserah kau mau tidur di mana yang penting bukan di kamarku," ujar Zeus mengingatkan.

Setelah sah menikah, Zeus langsung memboyong Helios pindah ke apartemen yang sebelumnya ia siapkan untuknya dan Minerva. Namun alih-alih Minerva yang ia bawa sebagai seorang istri, justru Helios si pembantu di rumah orang tuanya yang ia bawa.

"Baik, Tuan," jawab Helios mengangguk.

Sementara Zeus masuk ke dalam kamarnya, Helios mencari kamar lain. Dengan cepat, ia menemukan kamar tidak jauh dari kamar Zeus. Ia lekas masuk ke dalam dan beristirahat.

Baru saja merapikan pakaiannya di lemari dan membaringkan tubuhnya, ia mendengar suara pintu dibanting. Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar dan melihat Zeus sedang berlarian menuruni anak tangga. Hampir saja pria itu jatuh menggelinding, jika tangannya tidak bergegas berpegangan pada besi penjagaan.

"Tuan Zeus mau ke mana? Kenapa kelihatannya buru-buru sekali?" batin Helios bertanya-tanya.

Wanita itu beranjak menuruni anak tangga dengan tatapan yang lurus ke arah Zeus. Lama-kelamaan, pria itu mulai menghilang di balik pintu. "Apa ada masalah?" Wanita itu melipat tangan kirinya di depan dan tangan kanannya menyentuh dagunya, "Astaga! Kenapa aku jadi begini? Ingat, Hely! Kau itu bukan seperti istri pada umumnya. Kau hanya memiliki status itu tanpa memiliki hak apa pun atas Tuan Zeus," imbuhnya mengingatkan.

"Ya, seharusnya aku sadar akan hal itu." Sambil menghela nafas berat, Helios kembali ke kamarnya dan beristirahat.

Entah sudah berapa jam ia tertidur, tiba-tiba ia dikejutkan dalam tidurnya. Ia mendengar suara seseorang meneriakkan namanya. Sambil beranjak bangun, Helios mengucek matanya. Ia turun dari tempat tidur dan melangkah ke arah pintu. Bertepatan dengan ia memutar kenop, pintu didorong ke belakang dengan keras. Sontak, tubuhnya terdorong ke belakang dan ia jatuh terjerambah di lantai.

"Aawww, sakit!" Helios memekik kesakitan sambil mengusap pinggangnya, "Wanita itu mengangkat pandangan dan mendapati Zeus ada di depan matanya.

Dengan langkah pasti, Zeus melangkah maju. Tepat di hadapan Helios ia berjongkok dan mengulurkan tangannya ke arah leher. "Karena kau, aku batal menikah dengan Mine. Karena kau, Mine menikah dengan pria lain," ujar Zeus sambil menekan kuat-kuat tangannya di leher Helios.

"Uhuk-uhuk! Lepas, Tuan, sakit," kata Helios dengan raut kesakitan.

"Sakit kau bilang? Rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit di hatiku." Zeus semakin mengeratkan tangannya membuat Helios semakin kesulitan untuk bernafas.

"To-long le-pas, Tuan!"

Helios berusaha meronta dengan menarik kedua tangan Zeus yang menekan lehernya. Ia tidak bisa bertahan lebih lama di saat Zeus membabi buta mencekik lehernya. Meski ia terus berusaha menarik tangan pria itu, tetapi tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan tenaga Zeus. Hingga lama-kelamaan, tenaganya mulai hilang begitu saja karena terlalu keras tekanan di lehernya.

Melihat Helios yang tidak lagi melawan membuat Zeus tidak bersemangat lagi. Rasanya tidak menyenangkan jika lawannya memilih pasrah alih-alih terus melawan. Akhirnya, ia melepaskan tangannya sambil mendorong wanita itu ke belakang.

"Uhuk-uhuk!" Helios terbatuk sambil menghembuskan nafas lega. Ia mengusap lehernya yang terasa perih dan membiarkan tubuhnya berbaring di atas lantai.

Baru saja bisa bernafas dengan normal, tiba-tiba tangannya ditarik dengan paksa. Sontak, ia berdiri karena tidak bisa menahan rasa sakit di tangannya. Lalu dalam hitungan detik, tubuhnya sudah didorong ke atas tempat tidur. Entah mengapa, pikirannya berubah kosong. Sepersekian detik kemudian, ia beranjak duduk.

Dengan manik mata yang membola, Helios melihat kain dilempar ke sembarang arah. Baru sempat menoleh, ia sudah didorong kembali ke belakang. Meskipun demikian, ia tetap bisa melihat penampilan Zeus yang kini sedang melepas kancing celananya. Tubuh bagian atasnya sudah polos. Tiba-tiba, ia teringat akan kejadian sebelumnya di kamar Zeus beberapa hari yang lalu.

Sontak, Helios langsung melompat berdiri. Wanita itu berlari ke arah pintu. Baru mengulurkan tangannya hendak meraih gagang pintu, tubuhnya sudah ada di dekapan Zeus. Pria itu langsung mengangkat tubuhnya dan melempar tubuh Helios ke atas tempat tidur dengan kasar.

"Tuan, tolong jangan lakukan ini lagi," mohon Helios dengan wajah bercucuran air mata.

"Melakukan apa? Apa kau sedang memberiku kode? Dasar murahan!" tanya Zeus sambil tersenyum jijik.

Pikiran Zeus sedang kacau dan tidak bisa mencerna ucapan Helios dengan benar. Yang ada di pikirannya hanya hal buruk tentang wanita itu.

"Glek!" Helios menelan salivanya kasar hingga hampir tersedak. Bagaimana bisa Zeus berpikir seperti itu? "Tidak, Tuan, bukan itu maksud saya. Saya hanya memberitahu, Tuan, agar kejadian sebelumnya di kamar Tuan Zeus tidak terjadi lagi," kata Helios berusaha menjelaskan dan berharap pria yang kini berstatus suaminya itu akan mengerti.

"Memangnya kenapa? Kau itu istriku dan sudah menjadi tugasmu untuk memuaskanku," tanya Zeus nyalang.

"Saya tahu, tapi bisakah tidak melakukannya dengan kekerasan?" pinta Helios ketakutan.

Tanpa melakukan kekerasan pun Helios sudah trauma karena ulah Zeus yang pertama kalinya. Apalagi jika sampai pria itu melakukannya lagi. Entah apa yang akan terjadi pada Helios nanti.

"Jangan banyak omong!" seru Zeus tidak terima dengan permintaan Helios.

Beraninya wanita itu memerintahnya. Apakah Helios lupa telah menghancurkan hidupnya? Bukankah sudah sepantasnya Helios mendapatkan balasan yang setimpal dari Zeus?

"Tuan, saya mohon!" mohon wanita itu dengan raut takut.

Helios mengatupkan kedua telapak tangannya dan menggosoknya. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin dan air matanya sudah tercampur menjadi satu, tubuhnya bergetar ketakutan. Akan tetapi, ia masih memiliki harapan agar Zeus mau bersikap sedikit lebih lembut padanya.

"Sekeras apa pun kau memohon, aku tidak akan pernah mendengarkanmu," balas Zeus sambil melepaskan ikat pinggang di celananya. Lalu, melayangkannya ke tubuh Helios.

"Aaaww! Ssssttt!" Helios berteriak kesakitan kala ikat pinggang itu menempel keras di tubuhnya, "Tuan?" Wanita itu hendak memohon, tetapi hanya sampai di tenggorokannya saja.

Merasakan sakit yang teramat di bagian punggungnya membuat Helios menyusutkan tubuhnya ke belakang. Ya, meskipun ia tahu tidak akan ada gunanya.

"Bagaimana? Sakit bukan?" tanya Zeus dengan seringaian tipis di wajahnya. Kemudian, ia menggerakkan tangannya dan ikat pinggang kembali meluncur di tubuh Helios.

"Ssssttt!" Wanita itu hanya bisa mendesis sambil menggigit bibirnya. Ia berusaha menahan teriakannya agar tidak keluar. Lihat saja, bibirnya sudah mulai mengeluarkan darah karena gigitannya yang terlalu keras.

"Kenapa kau diam saja? Apa masih kurang?" tanya Zeus tidak suka. Lalu, ia membuat luka lagi di punggung Helios menggunakan ikat pinggangnya.

Yang ia inginkan adalah Helios yang berteriak kesakitan, menangis, dan memohon ampun. Namun sayangnya, wanita itu justru diam dan hanya meringkuk memeluk lututnya.

"Kau? Beraninya kau diam saja di saat aku bertanya," geram Zeus.

Pria itu naik ke atas tempat tidur dan langsung merobek baju Helios dengan mudah. Sudut bibirnya kembali naik ke atas melihat Helios meringis kesakitan sekaligus ketakutan berusaha mempertahankan pakaiannya. Setelah itu, Zeus merobek pakaian lainnya yang tersisa hingga tak tersisa sehelai benang pun.

Terpaksa Menikahi PembantukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang