-5-

773 25 1
                                    

n : sorry banget bahasanya suka berubah² sesuai mood. Enjoy the story aja yaa ✋ kalo ada typo comment yaa guys, sowwryyy.

Setelah di 'ancam' mas Meda, aku kembali melanjutkan aktifitas ku untuk memilih gaun pengantin ku nanti. Sedihnya. . . sepertinya pernikahan yang aku inginkan tidak akan pernah terjadi. Hanya pernikahan sederhana dengan satu gaun pengantin tanpa rangkaian pesta lainnya.

Setelah menemukan gaun pengantin yang terlihat lumayan di mataku, aku pun langsung meninggalkan mas Meda di ruang itu dan pergi menemui ibuku di ruang tamu.

Kami pun pulang ke rumah masing masing, tak lama setelah ayah pulang beberapa orang datang untuk mendekorasi ruang tamuku dengan kain kain serta bunga bunga yang bernuansa putih, tidak buruk juga. Entah kenapa detak jantungku menjadi tak beraturan ketika memikirkan apa yang akan terjadi besok.

Saat itu aku bahkan melupakan niatku untuk kabur dan membatalkan pernikahan kami.

Keesokan harinya,

"Saya terima nikah dan kawinnya, Tamara Mahendra binti Tristan Al Mahendra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Ucap mas Meda sambil menghentak jabatan tangannya dengan sang penghulu.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah~~~~"

"Alhamdulillah. . ." Kami pun berdoa untuk pernikahan ku dengan mas Meda, dalam hatiku, entah apa yang aku harapkan, tapi aku juga berdoa untuk pernikahan kami, walaupun sebenarnya aku belum sepenuhnya menerima ini semua.

Setelah itu, aku mencium tangan mas Meda kemudian mas Meda hendak mencium keningku, namun aku menghindar.

Mas Meda mendekatkan wajahnya ke telingaku, kemudian berkata, "Sekali aja, formalitas."

Mau tak mau aku pun menuruti perintah nya untuk mencium keningku. Kecupannya terasa hangat, kalau seperti ini bagaimana bisa tidak berdebar? Wah. . .Kini aku sudah resmi menjadi istri seseorang. Akan seperti apa kehidupan ku?

Setelah acara selesai, kami mengambil foto bersama di halaman rumah hanya dengan memegang bunga tanpa bergandengan dan semacamnya. Ini tidak seperti impianku, tapi sudahlah, biarlah itu hanya menjadi khayalan.

Entah bagaimana aku bisa hidup seperti ini.

Setelah berfoto, kami sibuk di rumah masing-masing untuk menyiapkan barang barang yang akan kami bawa ke Jakarta. Mama bilang, mas Meda tinggal di sebuah apartemen di Jakarta, aku juga akan tinggal bersamanya disana, kuharap ada dua kamar disana.

"Tamara?" Panggil mama di balik pintu kamarku.

"Kenapa ma?"

"Buka pintunya biar mama bantu."

"Gak usah lah ma, cuma sedikit." Ucap ku singkat kemudian hening.

"Kamu marah sama mama?" Tanya mama kembali, entah kenapa nada suaranya membuatku tak enak hati dan akhirnya membukakan pintu kamarku.

"Kenapa marah? Kan mama nikahin aku sama mas Meda demi kebaikan aku." Aku rasa mama juga paham karena aku pun merasa apa yang aku ucapkan tidak sinkron dengan ekspresi yang aku tunjukkan.

Mama kemudian meraih kedua tangan ku dan menggenggamnya. "Tamara, dengerin mama. Kamu boleh benci sama mama bahkan papa. Tapi kamu harus tau,nak. Niat kami menjodohkan kamu dengan Meda itu baik. Mama cuma mau kamu menjadi lebih baik."

"Jadi selama ini aku gak baik ya ma? Maaf ma. Sekarang aku sadar, mama lebih percaya sama anak orang lain ketimbang anak mama sendiri." Aku mulai meneteskan air mataku. Perasaan ku campur aduk, memikirkan kedepannya akan seperti apa aku tidak sanggup. Hidup dengan lelaki yang tidak aku cintai, hidup berjauhan dengan orang tua memang sudah biasa, tetapi kali ini rasanya berbeda. Disisi lain aku juga merasa aku seperti dibuang, walaupun tau niat mereka baik. Tetapi aku - ah sudahlah.

Keesokan harinya,

Mas Meda sudah menungguku di mobil sedan hitam dengan plat nomor yang mengartikan namanya. Aku langsung masuk ke mobil karena barang barang ku sudah berada di dalamnya.

"Udah sarapan?" Tanya mas Meda padaku yang tengah memainkan ponsel.

"Belum" jawabku tanpa menoleh.

"Mau makan dimana?" Tanya mas Meda yang membuat moodku semakin buruk. Akhirnya aku jawab dengan kata "terserah."

"Yaudah." Ucap mas Meda kemudian melajukan mobilnya, dari luar keluarga kami melambaikan tangan mereka ke arah mobil.

Mas Meda membunyikan klakson sekali yang bisa ku artikan "Aku pergi." Ya. . . Aku benar benar pergi, dengan lelaki ini.

Selama perjalanan tidak ada yang memulai percakapan, aku hanya sibuk dengan ponselku dan mas Meda sibuk menyetir mobil. Tiba tiba saja mas Meda memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran khas Korea favorit ku!!! Daebak!

"Ayo turun. Kita makan disini." Perintah mas Meda yang tak bisa ku sangkal.

Setelah memesan makanan, kami duduk di kursi dekat jendela yang menampilkan pemandangan jalanan yang dipadati para pengendara mobil dan motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah memesan makanan, kami duduk di kursi dekat jendela yang menampilkan pemandangan jalanan yang dipadati para pengendara mobil dan motor. Aku menikmati hidangan ini dengan bersemangat, jujur saja aku sudah lapar sejak tadi. Tak disangka mas Meda membawaku ke tempat ini, satu poin untuk suamiku hehe.

"Mas suka makan makanan Korea juga?" Tanyaku kemudian melahap odeng dengan kuah tteobokki.

"Baru baru ini, ternyata enak." Jawabnya kemudian mengambil sepotong Kimbab dan melahapnya.

Mata mas Meda mengatakan segalanya ketika ia melahap makanan didepan kami, ia juga menikmati sarapan pertama bersama kita hari ini. Awal yang baik.

[SUDUT PANDANG MEDA]

Semalam aku sebenarnya hanya tidur sebentar, aku sibuk mencari informasi tentang istriku di media sosial, walaupun seharusnya bukan ini yang kami lakukan tapi. . . Yah semuanya butuh proses kan?

Pagi pagi sekali ketika kami hendak pergi, ternyata dia belum sarapan, ketika aku bertanya ia malah menjawab terserah. Ini saatnya aku membuktikan pada dirinya bahwa aku adalah suami yang baik untuknya, semoga dia benar benar menyukai ini.

Aku pun membawanya ke restoran khas Korea yang aku lihat di Instagram pribadinya. Sebenarnya ini adalah kali pertama aku masuk ke restoran Korea dan memakan makanannya. Aku hanya memesan makanan yang aku lihat di media sosialnya, karena bingung. Ternyata dia menikmati makanannya. Syukurlah.

Voment for appreciate ✨
Kalau ada saran/masukan bisa di kolom komentar atau DM aja yaa!
see u in d next part
Enjoy~

my perfect 'Mas'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang