"tawakkal separuh dari agama"
°°°
Ku langkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil makanan bagianku ini hari kedua diriku disini cukup kemarin saja membuat malu hari ini jangan
Selama itu juga ku belum mempunyai teman malang sekali bukan,setelah mendapatkan bagian makanan untukku dan mendudukkan satu meja yang berisi tiga orang tempat duduk, hanya saja aku sendiri yang menempati nya
Setengah makananku sudah habis, hingga acara makan dengan khidmat ku terganggu, oleh kedatangan dua anak santri bisa ku tebak kalau dirinya lebih tua dariku bukan diriku dukun hanya saja melihat wajahnya mungkin tebakanku benar.
"Boleh kita tempati di sini mbak?" Suara ramah yang membuatku menoleh kearah nya
"Oh ya silahkan" jawabku singkat,tak tau mau berbicara apa selain itu
"Sukran ya, eh sekalian kenalan nama ku Tiwi dan ini Puput mbaknya namanya siapa ?" Wah sungguh ramah ku kasi bintang 5 deh
"Saya asma putri Syira"
"Gak perlu formal formal amat mbak, santai sama kita ya kan put" ku lihat Puput hanya tersenyum Tampa menjawab pertanyaan Tiwi mungkin ia masih terasa segan dengan ku ataupun malu bisa jadi
"Oh ya mbak,mbak anak baru kan ?" Sepertinya Tiwi adalah orang yang tak bisa diam walaupun sedang makan hah
"Iya, tapi bisa ga panggilannya di ubah?" Jujur saja diriku tak mau di panggil embel mbak mbak diriku tak menghina hanya saja tak terbiasa
"Oooo, trus mau dipanggil apa kk,neng,teteh,at..." Puput menyumpal kerupuk nasi gorengnya kedalam mulut Tiwi dan menyengir kearahku
"Maaf syira, Tiwi orangnya memang gitu maklum aja" aku hanya tersenyum kearah Puput dan apa tadi syira ? Hmm boleh lah padahal dulu aku sering di panggil Ira
"Puput gak sopan sumpal mulut orang sembarangan kalau ke sedak gimana" akh ingin sekali ku mengetok kepala Tiwi
"Diam Tiwi habiskan makanannya kita akan ke kelas lagi" ok bisa ku tafsirkan Tiwi orangnya rewel kek bayi dan Puput adalah orang dewasa pemikirannya,pertemanan yang bagus yang satu malu maluin yang satu nenangin hmm
__
Setelah sholat isya kami langsung menuju ruangan yang akan di adakan seminar, ini pengalaman pertama kali diriku mengikuti seminar seperti ini duduk di pojok dan di apit oleh perempuan yang sudah bisa ku bilang menjadi teman
Suara sholawat terdengar memenuhi ruangan dan saat itu juga seorang lelaki jangkung duduk di kursi yang akan siap memberi pelajaran kepada kami
Tiwi sedari tadi tak berhenti berceloteh melihat lelaki yang sudah duduk di kursi di atas panggung diriku dan Puput hanya menyimak menampilkan muka lempeng kearah Tiwi
"Ya Gusti, ayu tenan toh ustadz nya" mulutku melongo mendengar perkataan Tiwi aku memang tak mengerti bahasa Jawa tapi ucapan ayu tenan itu siapa yang tak paham sih,tapi masalahnya
"Astaghfirullah Tiwi itu bukan ustadz itu Gus, trus tadi apa ayu sejak kapan Gus berganti kelamin " Puput mencak mencak tak jelas di buatnya diriku hanya berkekeh melihat tingkah laku keduanya merasa hiburan tersendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMA PUTRI SYIRA
Teen FictionNama ku asma putri Syira pemberian dari eyang tetapi sampai saat ini aku tak mengetahui keluargaku aku di asuh oleh bibi kepercayaan keluargaku kata bibi saat keluarga besar ku mengalami kecelakaan semuanya di renggut oleh maut hanya tersisi diriku...