Insiden

29.2K 973 11
                                    

Kanara Mahendra, gadis itu tengah mempersiapkan dirinya untuk mengikuti balapan. Disini Kanara tidak sendirian, ia di temani oleh Abang dan teman-teman dari geng motornya.

Ya, Kanara adalah seorang anak motor dari salah satu geng yang terkenal di kotanya. Geng motor itu bernama Phoenix.

"Ra, lo harus hati-hati. Lo tau 'kan seberapa liciknya geng si Rasel." Peringat Daniel.

Daniel Mahendra adalah kakak kandung Kanara sekaligus ketua geng phoenix.

"Iya bang El, tenang aja. Ini cuma Bianca, kecil." Kata Kanara menjentikkan jarinya.

"Tetep aja. Dia anak buahnya si Rasel. Gak menutup kemungkinan mereka bakalan curang."

"Bener kata El, Ra. Mau sejago apapun lo, lo harus tetep hati-hati." Seorang pemuda dengan potongan rambut short style with messy bangs datang menghampiri kedua kakak beradik itu.

Melvin Sanjaya. Pemuda itu sahabat Daniel yang juga menjabat sebagai wakil ketua geng pheonix.

"Iya.. iya.. iya." Kanara hanya bisa mengiyakan ucapan mereka.

Entahlah Kanara pun sedikit bingung. Pasalnya ini bukan kali pertama Kanara turun untuk balapan tapi kenapa kedua pemuda yang sudah ia anggap sebagai Abang itu malam ini terdengar sangat cerewet.

"Untuk para peserta balapan di harapkan menuju tempat yang sudah ditentukan."

Kanara, Daniel, Melvin dan anggota lainnya menuju tempat start saat mendengar pengumuman dari speaker.

Kanara memakai helmnya, ia mempersiapkan motor dan mulai menggeber-geberkan motor hitam kesayangannya.

"DANIEL!! LIAT AJA MALAM INI LO BAKALAN KALAH." Teriak orang dari sebrang mereka. Siapa lagi kalo bukan Rasel. Setelah teriak sang ketua di ikuti dengan sorakan dari anggota gengnya membuat suasana semakin memanas.

"ADIK GUE HEBAT, DIA GAK AKAN KALAH."

"LIAT AJA NANTI! LO BAKALAN NGERASAIN KESAKITAN YANG BELUM PERNAH LO RASAIN SEBELUMNYA."

Daniel merasakan ada yang janggal dari ucapan Rasel di tambah lagi anak itu terlihat sudah merencanakan sesuatu.

"Tenang El, percayakan semuanya ke Kana." Kata Melvin menepuk pundak Daniel yang terlihat sedikit cemas.

"Kalo sampe terjadi apa-apa ke Kana, gue gak akan segan-segan buat bantai habis geng dia." Daniel berucap dengan sungguh-sungguh. Ia sangat menyayangi Kanara jadi dia tidak akan membiarkan orang lain menyakitinya.

"Gue bantu."

Kanara bersitatap dengan lawannya yang bernama Bianca. Saling melemparkan ancaman.

"Oke ready?" Tanya seorang wanita yang berpakaian sangat seksi berada tepat di depan mereka.

"1.."

"2"

'Dor'

Bunyi suara tembakan menjadi pertanda bahwa balapan di mulai. Semua memusatkan pandangannya pada arah laju motor kedua gadis itu.

"Semoga apa yang gue khawatirkan gak terjadi Tuhan."

Kanara melajukan motornya jauh di depan membuat Bianca tertinggal. Tidak mau kalah Bianca juga melajukan motornya mengejar Kanara.

Kanara, gadis itu fokus pada lintasan balap. Ini bukan lintasan resmi, jadi dia harus lebih berhati-hati karena masih banyak kendaraan lainnya.

Bianca mampu mengejar Kanara, ia memposisikan motornya tepat di samping Kanara.

Kanara yang fokus pada lintas tidak menyadari bahwa kaki Bianca sudah siap menendang motornya.

Kanara kaget, ia oleng tak mampu mengontrol laju motornya membuat ia hampir terjatuh kearah kanan.

Bianca semakin menambah kecepatannya saat dirasa Kanara sudah tertinggal di belakang. Namun, ia di kejutkan oleh suara dentuman yang begitu keras.

Ia memberhentikan motornya, tak lama kemudian hal di luar rencananya terjadi. Motor hitam yang di gunakan Kanara terseret truk tangki melewati sampingnya dan berhenti tepat di hadapan Bianca.

***

Kanara tergeletak dengan bersimbah darah memenuhi sekujur tubuhnya. Badannya terasa begitu remuk setelah tertabrak truk tangki. Kanara terlempar sejauh 5 meter dari tempat tabrakan.

Matanya terbuka namun nafasnya sudah sangat tersengal. Badannya sakit, kepalanya berdarah. Ia hanya mampu memandang langit malam yang bertabur bintang.

Suara orang-orang kaget, histeris, suara-suara klakson entah itu mobil atau motor saling bersautan. Suara orang-orang semakin terdengar jelas saat mereka mulai mendekat. Namun sebelum kesadarannya menghilang hanya satu suara yang begitu ia kenali tengah berlari mendekati padanya.

"ARA!!!"

'Bunda, Ayah. Tolong jangan marah ke bang El, ini bukan salah dia.'

Sebelum Daniel sampai Kanara sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

-Tbc-

Note:

Cerita ini 100% fiksi dan hasil imajinasi saya. Jika kalian tidak pernah membaca cerita seperti ini jangan dibaca, alurnya akan membuat kalian bingung.

Sekian, dan terima kasih atas perhatiannya.

KANAYA OR KANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang