saudara kembar?

3.5K 306 16
                                    

Jangan lupa komen dan votenya biar aku semakin semangat buat upnya. Cerita Hurts ver BxB ada perubahan. Jadi aku saranin untuk dibaca ulang ya. Maaf ya kalo masih ada typo dan ada beberapa part yang gak ke revisi. Nanti kuperbaiki lagi. Enjoy <3

HURTS

Haechan sudah terbangun sejak tadi pagi. Saat terbangun ia melihat seluruh tubuhnya yang memar, akibat perbuatan Mark yang mamaksanya untuk bercinta di mobil. Seluruh tubuhnya seperti mati rasa.

Walaupun merasa sangat lelah, ia berusaha membereskan baju-bajunya untuk ia masukan ke dalam koper. Mungkin ini yang terbaik untuknya, ia tidak akan berharap Mark bertanggung jawab padanya. Ia tidak ingin memaksa Mark untuk menerimanya, ia tau Mark tidak akan mencintainya.

Mark masih ingin bermain-main dengan perempuan, mungkin Mark tidak hanya bercinta dengannya selama ia dirumah ini. Haechan yakin setiap Mark pulang larut ia selalu pergi ke Club untuk bercinta dengan para wanita malam disana. Lelaki seperti Mark tidak mudah untuk dipuaskan. Ia memang mulai mencintai lelaki itu, tapi jika ia bertahan ia takut Mark hanya akan memberikan luka baru.

Haechan keluar dengan membawa kopernya, sebelum ia menuruni tangga. Ia melangkahkan kakinya untuk ke ruang kerja Mark dan tentu saja ia ingin berpisah secara baik-baik.

Tok....Tokk....

Haechan mengetuk pintu ruang kerja Mark. Ia membuka pintunya dan melihat Mark yang sedang fokus dengan laptonya.

Mark melihat Haechan yang sedang berdiri di depan pintu dan langsung menyuruh Haechan masuk.

"Masuklah." Mark menutup laptopnya dan menyederkan bahunya di kursi.

"Katakanlah, aku sibuk hari ini." Ujarnya dengan nada dinginnya.

Haechan masuk dan berdiri di depan meja Mark. Ia akan berbicara tanpa menangis, ia harus bisa menahan rasa sakitnya. Ia tidak boleh lemah!

Haechan menarik nafasnya perlahan dan menghembuskannya kembali. Ia meremat ujung bajunya karena merasa gugup.

"Mark, aku tau kau marah padaku, karena kesalahanku yang membiarkan orang lain memelukku. Tapi bagaimana dengan dirimu? Kau bahkan berciuman dengan perempuan lain. Apakah kau tidak pernah berpikir bagaimana perasaanku?"

Haechan menatap Mark yang sejak tadi mengabaikan tatapannya. Mark hanya menunduk dan memainkan pulpen ditangannya.

Mark tiba-tiba tertawa dan menyeringai, seakan perkataan Haechan terlihat lucu baginya.

"Apa kau bercanda, Haechan? Apa kau lupa posisimu dirumahku ini? Kau tidak berhak melarangku untuk berciuman dengan wanita manapun. Beda dengan dirimu yang telah kubeli dari ayahmu. Jika kau telah kubeli, hanya aku yang boleh menyentuhmu." Mark sekali lagi mengingatkan tentang posisinya dirumah ini.

Sakit! Sungguh sakit sekali pria yang ia pikir bisa menerimanya ternyatata hanya menganggapnya sebagai pemuas nafsunya.

Haechan pikir ia bisa menahan air matanya, nyatannya tidak. Ia tidak sekuat itu untuk menahannya. Mark benar ia tidak berhak melarang Mark untuk berciuman dengan siapapun, ia bukan kekasihnya ia hanya jalangnya yang di beli dari ayahnya untuk keperluan bisnis.

"Kau benar Mark aku memang hanya jalangmu, aku sempat melupakan posisiku karena sikap manismu beberapa hari ini. Sepertinya kau benar anak ini mungkin memang bukan anakmu, jadi biarkan aku membawanya pergi." Mark menggertakan rahangnya saat Haechan mengatakan itu.

"Kau pikir kau akan kemana, Haechan? Aku tidak akan membiarkanmu pergi satu langkahpun dari rumah ini. Gugurkan bayimu, itu adalah keputusan finalku. Aku tidak menyukai ada bayi dirumahku." Mark menatapnya dengan tatapan tajam, seakan tatapan mata itu memberinya peringatan.

HURTS (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang