10. Sang Pemburu

3.8K 317 54
                                    

TRIGGER WARNING! ; Mature content EKSPLICIT!

******

BAGAIMANA cara predator memburu mangsanya? Kalau harimau, hewan itu akan mengendap-endap, membuntuti, mengawasi sosok rusa yang tengah minum di sungai kecil. Lalu, menunggu saat-saat lengah untuk menggigit leher sang rusa, menerkamnya tanpa ampun sampai kelojotan hingga tewas.

Kalau elang predator, mereka akan terbang setinggi mungkin, mengawasi dalam jarak jauh yang sama sekali tak disadari unggas. Lalu, elang itu akan mencengkeramnya dengan cakaran dan membawa tinggi menuju ke sarangnya yang ada di tebing.

Jika itu manusia, mereka memiliki beribu cara untuk memerangkap mangsa. Manusia adalah sejatinya pemburu. Pemburu hewan, pemburu tumbuhan, atau pemburu manusia lain.

Tapi jika manusia itu adalah Na Jaemin, yang diam-diam memburu kelinci bongsor bernama Lee Jeno, apa yang akan dia lakukan? Kalau kalian ingin menemukan jawabannya, Jaemin akan dengan senang hati menjawab....

"Membuatnya jatuh cinta."

Ctek! Pemantik api dinyalakan untuk menyulut rokok. Rokok kecil nan pendek yang kurang lebih berukuran lima sentimeter, terjepit di belahan bibir tipis kemerahan dan sedikit pecah-pecah, aroma menthol dengan cepat menyudut dalam sudut-sudut rongga mulutnya. Sudut bibir Jaemin terangkat begitu melihat cewek seksi yang sengaja mengedip manja ke arahnya.

"Jadi betulan udah pisah rumah, nih?" Tanya Haechan lagi. Cowok itu menenggak koktail yang berbahan dasar gin.

Jaemin mengangguk. Matanya menyipit ketika ia menyesap rokok.

"Sekedar mengingatkan, pernikahan bukan sesuatu yang bisa lo mainkan." Ucap Haechan. Sepertinya dia tengah mode waras.

"Chan, jangan sok. Gue begini karena perbuatan lo, sialan." Jaemin bersungut-sungut. Menunjuk Haechan dengan ujung rokok yang menyala-nyala.

Haechan terkekeh. Dia malah asal mengambil rokok dari tangan Jaemin, lalu menempelkannya di celah bibir, dan menyesap rokok bekas Jaemin tanpa beban.

Jaemin hanya melongo, mendesah pelan. "Terserah." Katanya pasrah akan kelakuan Haechan sambil meraup wajahnya kasar.

"Jaemin, sebenarnya gue masih gak percaya sama keputusan lo." Haechan membidik tepat ke mata Jaemin. Memerangkapnya agar tidak bisa melarikan diri. "Lo melakukan ini bukan karena terprovokasi ucapan Renjun, kan?"

Jaemin tidak langsung menjawab. Matanya fokus  ke iris cokelat gelap milik Haechan. Cowok itu menyipitkan mata, mencoba membaca apa yang Haechan pikirkan, lalu, senyum miring meresahkan timbul dibibirnya.

"Nah, kan. Lo itu sus banget, anjir." Kata Haechan sedikit kesal. Haechan menumpu kedua tangan di atas paha, membuat figur punggungnya sedikit membungkuk. Tangan cowok itu memainkan rokok yang mengepulkan asap tipis. "Jujur aja, keputusan lo terlalu kekanakan kalau memang betul lo terprovokasi omongan Renjun. Jem, gue memang bukan cowok baik, bahkan gue—oke gue akui kalau gue adalah dalang dari semua ini. Tapi Jem, setidaknya gue nggak akan memaksakan diri kalau nggak sanggup bertanggungjawab. C'mon, man, ini masalah pernikahan, sakral. Lo udah berkomitmen, lo udah berjanji sama Jeno di atas altar, lo udah nggak bisa main-main lagi seperti ini."

Jaemin malah terkekeh mendengar penuturan Haechan. Bahunya bergetar hebat karena tawa yang berusaha ditahan. Cowok itu sampai menyandarkan punggung sembari menutup bibir agar tak kelepasan tertawa.

Haechan memutar bola matanya malas. Cowok itu memilih menyesap koktailnya lagi.

"Sekarang lo mau sok keren di depan gue, huh?" Jaemin mati-matian meredam tawa. Dia mengusap-usap lengan atas Haechan membuat Haechan berdecih kasar.

Bad Marriage [JAEMJEN] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang