Prolog

9 1 0
                                    

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan."

-Surah Al-Baqarah ayat 286


21 Juli 2006 Lahirnya Al-hawa

Pukul 12.00 siang, seseorang wanita yang tengah menahan rasa sakitnya saat sebentar lagi dia akan menyandang gelar seorang ibu.

"saya sudah tidak kuat dok, tolong lakukan secepat mungkin"

Dokter itu melihat keadaan nyonya myesha yang sudah menahan sakit dari pukul 11 tadi saat keluarga nya sampai di klinik kecil nya. lalu kemudian dokter muda tersebut berucap "maaf bu sepertinya saya tidak bisa melakukan operasi ini, kami akan memindahkan ibu ke rumah sakit yang lebih besar"

Sontak meysha yang mendengar perkataan dokter tersebut langsung mengangguk di pikiran nya saat ini tolong, tolong selamatkan anak saya yang sebentar lagi akan melihat dunia yang indah dan luas ini. Karena keterbatasan alat yang ada di dalam klinik tersebut, nyonya meysha harus di pindahkan dari klinik menuju rumah sakit yang tidak jauh dari rumahnya.

Masalah kembali terjadi saat proses bersalin sang calon ibunda itu. Dimana kepala dari putri nya tidak bisa keluar dengan sempurna, tapi karena keyakinan meysha saat itu dengan restu Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, lahirlah seorang anak perempuan di keluarga tersebut dan di berikan nama Azalia Al-hawa Khairanqa. Lalu dimana sang calon ayah saat sang calon ibu melakukan proses bersalin? sang ayah berada di luar, rasanya dia tidak sanggup melihat wajah kesakitan sang istri yang banyak mengeluarkan banyak darah saat proses tersebut berlangsung. di awal sudah di jelaskan bahwa ibu dari azalia adalah seorang islam lalu ayah dari azalia adalah seorang buddha. Lantas dimana saat azalia di lahirkan yang mengadzankannya adalah nenek nya, ibunda dari mesyha.

Setelah bayi itu di bersihkan, perawat tersebut masuk dan memberikan bayi yang telah di berinama azalia itupun di berikan kepada sang ibunda nya untuk di berikan Asi.

Dengan lembut dan tenang meysha menerima sambutan tangan perawat yang memberikan anaknya itu, lalu dengan senyum yang menggembang meysha berucap "MasyaAllah Ta Barakallah, cantiknya putri ibu" bayi itu yang melihat ibunya tersenyum sontak ikut tersenyum seraya mengisi perutnya yang lapar dengan air asi ibunda nya.

Flashback beberapa hari sebelum kelahiran Al-Hawa.

Tanggal 10 Juli 2006

"Dok saya tidak kuat, tolong selamatkan putra saya apapun yang terjadi saya mohon dokter. Lakukanlah yang terbaik agar putra saya bisa keluar dengan selamat dan normal" seorang perempuan yang sejak dari tadi meneteskan air mata nya karena mendapatkan sakit yang amat sangat terasa sakit.

"Tenang bu semoga Allah memberikan jalannya, yang harus ibu lakukan adalah terus menyebut nama Allah. Istighfar bu, semuanya akan berjalan dengan lancar." dokter tersebut mencoba memberikan sedikit ketenangan kepada sang calon ibunda yant sebentar lagi akan melakukan proses operasi di dampingi oleh sang suami.

Dengan air mata yang berjatuhan laki laki yang sedikit sudah berumur itu berucap "Tolong istri dan anak saya dokter"

Lalu dokter itu berucap "Saya akan berusaha semaksimal mungkin pak, saya mohon bapak dan keluarga memperbanyak doa kepada Allah dan di perlancar untuk operasi persalinan ini"

"YaAllah perlancarlah persalinan adiba yaAllah hanya padamu lah aku berharap dan hanya padamu lah aku meminta"

Setelah selesai dengan semuanya, operasi tersebut di lakukan dengan serius dan khusyuk. Banyak doa yang di panjatkan di luar ruangan operasi tersebut termasuk doa dari Meysha untuk sahabatnya Adiba.

Jam menunjukkan pukul 16.00 sore, sudah 1 jam mereka menunggu, saat tengah khusyuk nya berdoa. Terdengar suara tangisan bayi di dalam ruangan operasi.

"Alhamdulillah YaAllah"

"MasyaAllah Ta Barakallah"

Proses bersalin telah selesai menyisakan adiba yang setengah sadar, dengan lembut suami nya mengecup kening sang istri lalu berucap "Terimakasih ya adiba, terimakasih telah melahirkan malaikat kecil kita. Semoga Allah selalu memberikannya perlindungan dan menjadi anak yang sholeh"

Setelah selesai bayi itu di bawa kembali oleh perawat untuk meminum asi ibunya dan di adzankan oleh ayahnya.

Mesyha masuk setelah bayi yang baru lahir itu di adzankan, lalu berkata sambil tertawa pelan "Lucu sekali putra mu ini, mungkin dia bisa menjadi pasangan hawa ku"

"Tentu saja, jika Allah mentakdirkan mereka bersama aku adalah orang pertama yang akan mengiyakan pernikahan ini"

Meysha kembali tertawa, lalu dengan lembut mengusap tangan sahabatnya itu "sudah kamu beri nama?"

"Belum tapi akan aku beri nama Muhammad Raden Abizhar Al-Husayn"

"Nama nya sangat indah ya adiba, semoga putra mu menjadi putra yang sholeh dan selalu bisa menghormati kedua orang tua nya kelak"

"Aamiin, terimakasih meysha"

Flashback end.

Tak lama dari memberikan anaknya asi, bunda hawa di pindahkan dari ruang operasi menuju ruang rawat inap, mungkin untuk beberapa hari kedepan. Dan tak berselang lama juga pun salah satu keluarga datang mengunjungi ruangan inap meysha, lalu meysha menyambut kedatangan mereka dengan hangat.

"Assalamu'alaikum meysha, bagaimana proses bersalin tadi? semuanya berjalan dengan baik atau ada sedikit permasalahan? "

"Waalaikumsalam adiba, alhamdulillah semua nya berkat restu dan izin Allah. Dimana putra mu? dia tidak ikut bersama mu?"

"anakku baru berusia beberapa hari, suamiku menyarankan untuk tidak membawa nya keluar dahulu. tadinya aku tidak di perbolehkan menemui mu, tapi akhirnya di izinkan karena aku meyakinkannya"

meysha mengangguk mendengarkan penjelasan dari sang sahabat nya, lalu kembali berucap "Putra mu sangat tampan"

adiba tersenyum lalu berucap "Terimakasih, Putri mu juga sangat cantik meysha, siapa nama putri mu yang cantik ini?"

"Azalia Al-Hawa Khairanqa"

"MasyaAllah Ta Barakallah, sungguh indah nya nama anak mu ya mesyha. mungkin saat mereka besar nanti kita bisa menikahkan kedua nya"

Meysha mengangguk lalu berucap "Aamiin, semoga Allah memberikan restu nya pada kedua anak kita"










next chapter.
Azalia Al-Hawa Khairanqa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang