n : sorry banget bahasanya suka berubah² sesuai mood. Enjoy the story aja yaa ✋ kalo ada typo comment yaa guys, sowwryyy.
Keesokan harinya, aku bangun pagi pagi sekali untuk memulai hari pertamaku sebagai mahasiswi sastra Korea di universitas Indonesia. Terlalu berlebihan juga jika aku bilang ini hari pertama sebagai mahasiswi, yah aku sebenarnya sudah lama menjadi mahasiswi disini, hanya saja jarang masuk alias sering bolos ;d
Tetapi aku tidak mendapati mas Meda di kamar, kamar mandi atau ruang tamu. Apa mas Meda sudah pergi sepagi itu? OMG.
Aku melihat sticky note yang bertuliskan :
"Pagi, Tamara.Kalo mau sarapan sereal atau apapun ada di kulkas. Hati hati, maaf gabisa anter kamu, mas buru buru."
Setelah membacanya, aku langsung membuang kertasnya dan mandi.
Setelah rapih berpakaian, aku pun memesan taksi online untuk berangkat ke kampus.
Sesampainya disana, aku langsung masuk ke kelas, disana aku tidak mengenal siapapun. Aku juga tidak berkenalan dengan mereka di grup chat. Ah sial, ya sudahlah aku memutuskan untuk membaca buku saja sambil menunggu pelajaran dimulai.Beberapa menit kemudian,
"Pagi semua!" Ucap seseorang yang baru saja masuk, sepertinya itu dosen. Aku segera mengeluarkan buku catatanku dan beralih fokus pada dosen di depan.
"Saya asisten dosen disini, jadi..." Aku pun menyimak penjelasannya kemudian namaku disebut "Untuk Tamara Mahendra, bisa ikut saya ke ruangan dosen?" Tanya si asisten dosen tersebut kemudian setelah menyelesaikan tugasnya, aku mengikutinya sesuai arahan.
"Ruangannya disini, saya gak antar ya. Soalnya ada urusan lain." Ucapnya.
"Iyaa, terimakasih banyak ya." Ucapku seraya tersenyum ramah.
Setelah ia pergi, aku pun mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Masuk" Setelah mendengar kata itu, aku langsung masuk dan kembali menutup pintunya.
Namun ketika berbalik, bukan dia sepertinya yang kucari. "Tamara. Kenapa gak bilang kalo kuliah disini?" Tanya seorang pria yang tak asing bernama Kameda Husein, suamiku.
"Mas? Ngapain disini?!" Tanyaku terkejut.
"Mas dosen disini, Tamara." Jawab mas Meda yang membuatku panas dingin, bagaimana jika orang orang tau kalau aku dan mas Meda suami istri!
"Mas gak pernah nanya." Sahutku.
"Kamu juga gak pernah nanya." Balas mas.
"Kamu abis ini ada kelas?" Tanya mas Meda sambil menatapku.
"Gak ada, mas, mulai sibuknya besok." Jawabku dengan perasaan yang masih belum bisa menerima apa yang sedang terjadi saat ini, dunia ternyata memang benar benar sempit.
"Ohh.." nada bicaranya kini agak lebih santai dari sebelumnya, "Disini ada restoran Korea yang enak, mau ikut gak?" Mataku reflek membulat dengan tawaran menggiurkan dari mas Meda.
"Mas, kalo ada yang tau kita udah married gimana?" Tanyaku khawatir.
"Emang kenapa?" Tanya mas Meda seraya menyeka keringat di dahinya dengan tissue.
"Mas!! Aku gamau ada yang tau! Mas gak perlu tau alasannya, banyakkk banget gak harus aku jelasin kayaknya mas ngerti lah, apalagi status kita disini mahasiswa sama dosen!" Tegasku.
Mas Meda hanya mengangguk kemudian mengambil tas nya, "Yaudah, ayo pergi sekarang." Ajak mas Meda. "Lho emangnya mas gak ngajar?" Tanyaku kebingungan, "Mas juga baru mulai sibuk besok." Ucapnya sambil membuka pintu.
"Kalo aku jalan bareng sama mas pasti banyak yang bakal curiga. Aku tunggu di depan aja ya mas, di tempat yang agak sepi. Nanti aku chat."
Aku langsung kabur begitu saja setelah pintu terbuka lebar, aku tak tau apa yang diucapkan mas Meda dibelakang, aku terus menjauh.
Sudah beberapa menit aku berjalan, HUAAAA jauh banget! Ini kampus luas banget ya tuhan! Dimana tempat sepinya! Rame semuaaa...
TIN TIN
Itu mobil mas Meda! Tapi tunggu kenapa ada perempuan lain yang mendekat ke mobil mas? Siapa dia? Sebelum menghampirinya, aku memperhatikan terlebih dahulu, aku yakin dia juga mahasiswa disini. Aku harus waspada.
Apa itu pacarnya mas yaa? Ngobrol nya lama banget! Tapi kalo pacarnya kenapa gak buru buru masuk mobil? Ah kelamaan! Karena malas menunggu lagi, kaki ku sudah sangat lelah berdiri, entah berapa lama lagi. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri bermodalkan google maps.
Sebentar, aku kan sudah resmi jadi istrinya mas Meda, berarti orang tua sudah nggak nanggung biaya hidupku lagi. Trusss sekarang aku mau makan pake uang siapa?!!! Dompetku udah menipis please. . .
Aku kembali menoleh ke arah mobil mas Meda dan akhirnya memutuskan untuk kembali menunggu, tiba tiba saja seseorang menabrak ku.
"Eh maaf ², gue gak ngeliat ke depan tadi." Ucap seorang mahasiswa laki laki yang sedang mengambil sebuah kalung dengan liontin mawar merah yang sepertinya terjatuh barusan.
"Eh bentar, Lo yang namanya Tamara itu kan? Salam kenal. Gue, Andre. Kita sekelas." Aku pun menyambut tangannya sambil tersenyum.
"Salam kenal juga." Balasku.
"Oh ya, sebagai permintaan maaf gue, kebetulan gue belum makan siang nih, mau makan siang bareng gak? Sekalian tentuin tempat nya soalnya gue bingung, plus gue traktir." Hehe, apa aku pergi bersamanya saja? Lumayan juga. Tapi apa bisa dipercaya? Aku juga tak enak. Aku memperhatikan pakaiannya untuk menentukan kemana kami akan pergi.
"Hmm...lo tau restoran Korea deket deket sini?" Tanyaku agak ragu. Namun ia mengangguk cepat dan berjalan mendahului ku, sekilas ia menoleh kembali untuk mengarahkan ku.
Aku menoleh lagi ke arah mas Meda yang masih ditahan oleh mahasiswi yang tak kukenal itu. Biarlah, aku sudah terlalu lapar. Sekalian kenalan juga kan? Aku bosan sendirian sejak tadi.
Voment for appreciate ✨
Kalau ada saran/masukan bisa di kolom komentar atau DM aja yaa!
see u in d next part
Enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
my perfect 'Mas'
RomanceTerpaksa menikahi seseorang yang tidak dicintainya demi bisa melanjutkan pendidikan ke Jakarta, Tamara yang terkenal keras kepala tak mampu bekutik dikala dalam waktu semalam, dirinya sudah berstatus menjadi istri seseorang. Suaminya, Kameda Husein...