Chapter 15

102 20 25
                                    







Nohara Rin menatap sebuah kertas apik bewarna putih yang berada di dalam genggamannya. Sementara seorang pria berambut hitam baru saja menemuinya malam ini. Dia membawakan sebuah kertas cantik yang tak lain adalah undangan pernikahan.

Namanya dengan jelas tertulis disana, dan jujur saja ia cukup terkejut mengetahui bahwa dua orang calon pengantin yang menjadi teman dari Uchiha Obito itu mengundangnya untuk menghadiri sebuah pesta.. pernikahan

Rin bahkan hanya sekedar mengenalnya sebagai teman Obito. Beberapa kali sempat bertemu dengan mereka di rumah sakit saat Obito dirawat. Dan sekali saat berada di rumah Obito.

"Undangan?" Rin menatap Obito yang duduk manis disebelahnya sambil mengangguk mantap. Suasana ruang tamu yang sempat hening itu terpecahkan karena suara Rin.

"Kau pasti tahu temanku, Pain dan Konan, kan? Mereka menikah." Jawab Obito, suaranya tenang.

Rin masih terlihat heran. "Aku hanya cukup kaget dia mengundangku juga."

"Kenapa? Mereka berdua pasti sudah menganggap mu sebagai teman mereka." Jawab Obito tersenyum.

Rin mengangguk paham. Tak perlu ada yang dibingungkan lagi. Mungkin Pain dan Konan mengundangnya, mengingat mereka berdua bukanlah lagi orang asing. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain, walaupun dalam artian.. tidak terlalu dekat.

Undangan pernikahan dengan warna putih berhias gambar bunga-bunga yang cantik itu akhirnya dibuka.

Sebelum membaca isi undangan tersebut, Rin menjatuhkan sebuah kertas kecil yang merupakan selembar 'souvenir'. Wanita berambut coklat itu menunduk di bawah meja dan hendak mengambil kertas souvenir itu, tapi dirinya dibuat bergeming saat merasakan sebuah tangan lain bersentuhan dengan tangannya.

Rin tidak bisa bernapas dengan benar selama beberapa detik. Obito yang bergerak mendekat ke arahnya hanya untuk 'membantu' mengambil sebuah kertas souvenir membuatnya nyaris kekurangan oksigen. Jarak mereka sangat dekat, dengan kedua bahu yang berdempetan.

"Maaf," Suara berat itu menginterupsi. Obito bergerak menjauh, tangannya yang berhasil meraih kertas itupun dia berikan pada Rin.

Rin hanya mengangguk. Ia menerimanya dan menyimpannya di dalam undangan kembali.

Sepasang manik Rin kembali menatap undangan untuk membaca isinya. Jantungnya yang sempat berpacu cepat karena kejadian sepele itu kini terkejut. Tapi kali ini hanya terkejut. Lantas apa yang membuat dia terkejut?

Rin mengira bahwa sang calon pengantin mengadakan pesta pernikahan mereka tidak jauh dari sini. Tapi pikiran itu harus dibuang jauh-jauh, setelah melihat nama kota yang jaraknya cukup jauh dari kotanya ini tertulis di dalam undangan.

"Sudah kuduga kau pasti kaget." Suara Obito menyadarkan Rin. Pria itu tertawa kecil, "Aku harap kau berkenan datang kesana."

Suara Rin nyaris hilang. "Aku kira temanmu itu mengadakan pestanya tidak jauh dari sini.."

Obito mengangkat bahu. Ekspresinya terlihat santai. "Entahlahh.. seperti sebelumnya, Pain dan Konan mengadakannya di luar kota. Maksudku, acara pertunangannya. Tapi kali ini berbeda dari kota tempat pertunangan mereka."

Pria jabrik itu menangkap ekspresi bimbang di wajah Rin. "Kenapa? Kau tidak bisa hadir?" Tanyanya hati-hati.

Rin sejenak tidak menjawab. Jika dia keluar kota, kemungkinan besar dia pasti menginap karena tak mungkin langsung pulang. Itu artinya dia harus meninggalkan Ayahnya di rumah lagi dan lagi.. Dan jujur saja, Rin merasa tidak enak jika terus-terusan merepotkan Hanare.

Unexpected Love •NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang