༺༒43༒༻

118 20 11
                                    

.

.

.

.

.

.

😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈

'Uhhhh...' Desah Kawaki lagi ketika tangan Kakak iparnya menyentuh area dadanya.

Dalam cumbuan nya ia sedikit gelisah... Namun Boruto tidak membiarkannya. Ia masih membungkam bibir ranum milik Adik iparnya. Memeluk erat tubuh Kawaki dari belakang.

Menarik dagu Adik Iparnya, memperdalam ciuman itu, mereka saling bercumbu, suara desahan mengiringi Aktifitas mereka yang semakin memanas, memegang erat pipi Adik Iparnya, Boruto melumat bibir Adik Iparnya sangat bernafsu. Menjilat jilat bibir itu menyuruh nya untuk membuka mulutnya. Kawaki pun membuka mulutnya. Boruto pun langsung melesatkan lidahnya masuk kedalam mulut Kawaki, mengajak lidah Kawaki untuk mengikuti permainan lidahnya. Menjilat lidah itu lalu menyedotnya dan membelit lidah itu. Menarik tubuh Kawaki agar semakin menempel di kulit dadanya.

Kawaki mulai terbuai dengan permainan lidah Kakaknya hingga ia mengangkat satu tangannya untuk menyentuh wajah Tampan Kakak iparnya. Poni panjang Boruto yang tadi rapi kini mulai turun kebawah menghiasi pipi Putih porselinnya. keringat membasahi wajahnya, Mengelus lembut poni itu lalu merematnya erat ketika sesuatu seperti memaksa masuk kelubang Anusnya tanpa persiapan membuat Kawaki melepas cumbuan nya dengan Kakak iparnya.

"Akhhhhmppphhhh....!'' Kawaki berteriak, rasa sakit tiba-tiba dirasakannya, di area bawahnya seperti terbela menjadi dua bagian, karena tak tahan dengan rasa sakit itu, Kawaki berteriak, namun dengan cepat Boruto menarik dagu itu lalu membungkam mulutnya, hingga suara jeritan itu terendam bungkaman ciuman Kakak iparnya.

Setetes airmata keluar dari sudut bibirnya, dalam cumbuan itu, Kawaki seperti merasa ada sesuatu pergerakan di area bawahnya, sesuatu itu seperti memaksa menerobos kedalam lubang Anusnya.

Deg

.

.

.

.

.

.

Tiba-tiba jantung Kawaki berdetak hingga membuat Kawaki membulatkan kedua matanya.

Boruto pun menyudahi ciuman itu. Saliva mengalir di sudut bibir Adik Iparnya, menjilati bekas Saliva itu, Kawaki menundukkan kepalanya, dalam pikiran nya Kawaki seperti merasa takut , entah mengapa ia merasa takut untuk melanjutkannya.

Wush

Shet

Elus

"Apa kau ketakutan Kawaki-kun....!'' Tiba-tiba suara yang sudah lama tidak didengar nya. Kini terdengar di indera pendengarannya, membuat Kawaki yang tadinya menunduk seketika langsung mendongak menatap Wajah Tampan rupawan Kakak iparnya. Mengelus lembut pipi itu, lalu mencium lembut sudut matanya. Mengusap ngusap pipi itu. Boruto mendekatkan wajahnya ke telinga Kawaki. Ia berbisik dengan nada menggoda.

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang