Ada yang menanti Bisma dan Kirana? Semoga kalian terhibur sama cerita ini. Yang jelas, jangan lupa klik bintang dan ketikkan komen.
Happy reading
💕💕💕
Sementara itu, bagi Kirana, tak ada lagi alasan untuk menolak. Bahkan waktu sebulan persiapan seolah berputar dengan sangat cepat dan kini dia sudah berjalan digandeng Bisma yang berjalan gagah dengan tuksedo, menyusuri lorong gereja yang dihiasi mawar putih di setiap ujung bangku. Walau bibir berpoles lipstik merah muda itu tersenyum tipis, nyatanya hatinya miris. Seharusnya dia akan menikahi Bima sebulan lagi. Tetapi, dia justru melangkah bersama Bisma menuju altar. Lebih cepat dari rencana. Dengan orang yang berbeda.
Untungnya tak ada yang menyadari pengumuman di papan depan gereja sehingga kabar pernikahannya belum diketahui teman-teman di SMA. Baik angkatan Kirana maupun Bisma. Sehingga sebelum pernikahan, tak ada drama yang menggagalkan Kirana bersanding dengan Bisma di depan altar.
Kemeriahan lagu Bridal March yang dinyanyikan oleh paduan suara gereja tak bisa menyingkirkan kegundahan Kirana. Rasanya dia ingin mendorong Bisma dan berlari agar lelaki itu tak terlibat dalam peliknya dosa yang dia buat. Namun, semua itu hanya jeritan batin yang tak bisa dia lakukan karena kakinya terus menapak meski terasa berat.
Dengan balutan gaun pengantin impian yang sudah dipesan enam bulan yang lalu, Kirana melangkah dengan Bisma yang ada di sisi kirinya. Setiap tarikan bibir yang dianggap sebagai senyum kebahagiaan, sebenarnya adalah senyum yang ingin menertawakan nasibnya. Bagaimana bisa takdir berubah seratus delapan puluh derajat? Di saat rencana awal pernikahan, Kirana akan menikahi Aloysius Bima Antareja, kini mempelai laki-laki berganti menjadi Alexander Bisma Antasena.
Padahal, selama ini Kirana berpikir, kalau pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Namun kini, pernikahan seolah menjadi sebuah permainan yang dipakai sebagai solusi lengkap masalah yang dia timbulkan. Apakah janji setia yang Bisma ucapkan dengan lantang saat ini memang berasal dari hati? Kirana tak mampu menjawab karena antara bibir dan hatinya pun tak senada.
Seperti sekarang … ketika Kirana melafalkan janji pernikahan di hadapan Tuhan, pastor, dan umat yang hadir di gereja. "Alexander Bisma Antasena, saya memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup."
Sungguh, janji yang diucapkan dengan suara bergetar itu membuatnya seperti seorang munafik. Walau dia menatap lekat Bisma, apakah detak jantung yang menggila itu memang karena Bisma? Atau lebih karena dia sudah mengucap sebuah kebohongan di hadapan Tuhan, mengingat hatinya telah terpatri nama Bima?
"Natalia Kirana Kamaratih, cincin ini aku berikan kepadamu sebagai lambang cinta kasih dan kesetiaanku." Mata hitam Bisma sesekali menatapnya sembari lelaki itu memasukkan cincin di jari manis kurus Kirana.
Hati Kirana semakin merintih karena semua yang dia impikan seolah seperti sebuah simbol tanpa makna. Bagi Kirana, cincin yang dia lingkarkan pada jari Bisma, tak lagi terlihat sebagai tanda cinta yang utuh, melainkan seperti rantai yang menjebak Bisma dalam ikatan pernikahan yang tak terencana.
"Pengantin pria boleh mencium istrinya."
Kirana menelan ludah kasar. Dia tak pernah menyangka Romo akan memperbolehkan Bisma menciumnya di hadapan umat. Walaupun Kirana tahu, hal itu sering dilakukan setiap sakramen pemberkatan nikah, tapi Kirana tak siap. Selama ini dia hanya mempersiapkan hati untuk mengucap janji agar terlihat menghayati. Namun, saat wajah Bisma mengikis jarak, Kirana hanya berharap lelaki itu akan mencium pipinya.
Detak jantung Kirana semakin tak terkendali ketika ujung hidung mancung Bisma berjarak sejengkal dari wajahnya. Kelopak berbulu mata lentik Kirana seketika memejam erat dengan tangan meremas tangan Bisma. Alih-alih bibirnya yang menjadi sasaran, Kirana justru merasakan keningnya bersentuhan dengan bibir merah Bisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand (Completed-Pindah Ke KK)
RomanceBila Kirana bersikap baik, orang lain akan berkata, "Pantas, anak pendeta". Tapi, kalau dia berbuat nakal, celetukan "Anak pendeta kok gitu sih?" sering kali terdengar. Namun, kali ini, hidup Kirana Kamaratih terpuruk setelah dosa yang dia lakukan b...