221 21 1
                                    

Dan seperti yang di harapkan, kedatangan gerombolan anak-anak SMP akhirnya tiba.

Ketiga anak tadi pun kembali ke barisan kelasnya masing-masing, nampak seorang guru yang sudah cukup tua mengarahkan mereka semua.

Wei Wuxian berpaku pada tangannya di atas meja, mereka memang berisik, namun setidaknya tidak seberisik anak SD tadi.

Ia jadi sedikit lega.

Rambutnya hari ini ia kepang ke belakang, awalnya ia tidak berniat menata rambut seperti itu.

Namun atasannya Wei Wuxian yang melakukannya, jadi ia hanya bisa pasrah.

Lagian untuk merubahnya pun ia malas, penampilannya tidak begitu buruk jika di pikir-pikir.

.....

Dengan membiarkan anak-anak itu melakukan kegiatan mereka, Wei Wuxian keluar untuk membeli makan. Hanya ke minimarket saja, waktunya tidak banyak.

Karena itu ia menaruh tanda sedang istirahat di atas mejanya, kemudian berjalan keluar dengan payungnya.

Di luar hujan masih cukup deras ternyata, ia sedikit menyesali dirinya yang memakai kaos tipis, udaranya cukup dingin.

Namun karena ia kelaparan, mau tidak mau ya harus mengisi perutnya yang mulai berbunyi.

Dan sesampainya disana, yang ia pikirkan sekarang adalah mencari makanan berat untuk memenuhi dirinya.

Seraya mencari, keinginan anak itu tertuju pada sebuah kotak bento sederhana yang berisi nasi dan beberapa lauk serta tambahannya.

Ia pun menggapai itu sebelum seorang ibu-ibu menatapnya dengan tajam.

"Aku sudah lebih dulu melihatnya! Jadi itu milikku!" Ucapnya.

Wei Wuxian yang telah memegang hal itu pun menarik bentonya mendekat.

"Apa maksudmu? Ini milikku!" Mencoba membela diri.

Karena sungguh itu hanya sisa satu!

Dan ia sangat lapar sekarang!

"Anak muda, aku lebih dahulu melihatnya, jadi ini milikku," nampaknya ibu itu tidak menyerah.

Wei Wuxian mengerling tidak suka, mereka bahkan sudah menjadi pusat perhatian di minimarket itu.

Dengan berat hati akhirnya ia melepaskan calon makan siangnya itu.

"Ambil sajalah, aku akan memakan yang lain," dan dengan langkah kesal, ia berjalan keluar.

Di tengah hujan deras seperti ini, harus kemana ia mencari makan?

......

Terkutuklah ibu-ibu tidak tau malu itu!

Wei Wuxian mendumel dalam hati, ia memakan kreker dengan emosi, terpaksa membeli makanan ringan ini untuk mengganjal perutnya.

Karena ia tidak bisa meninggalkan perpustakaan lebih lama lagi, anak-anak itu masih ada disana hingga penutupan nanti.

Lalu kembalilah ia pada pekerjaannya, setelah menenangkan diri terlebih dahulu.

"Tuan Wei!" Suara itu memanggilnya tepat saat ia memasuki ruangan.

Wei Wuxian melihat anak itu, ah, Lan Shizui, bukan?

Mari berdoa tidak ada hal buruk terjadi saat ia pergi.

"Ada apa?" Ia bertanya, merapikan payungnya dan menaruhnya ke dalam tempat penampungan payung.

"Buku ini, dimanakah aku bisa mendapatkan kelanjutannya?" Lan Shizui menyodorkan sebuah buku tebal ke arahnya.

Sirna (MDZS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang