Halo Gaisss..
Happy Reading...
Aku lagi semangat nulis, By the way...
Enjoyyy the story...
***
"Dimana Seulgi unnie? Aku sepertinya melihat dia mengobrol dengan kalian," tanya Momo yang baru saja bergabung dengan Mina dan Jeongyeon.
Menghiraukan pertanyaan Momo, Mina memilih untuk menatap Jeongyeon dan memvalidasi apa yang dipikirkannya. "Kau benar-benar sudah memberitahu Seulgi?"
"Memberitahu apa?" Tanya Momo kebingungan. Apalagi melihat ekspresi Mina yang terlihat tidak mengenakan dan Jeongyeon yang terus saja diam. Ada apa ini?
"Jangan bilang ini tentang Jeongyeon yang mencintai Jimin? Gosh!"
Mina berdecak. "Dia benar-benar nekat."
Jeongyeon menghela nafas. "Kalian bilang akan menghargai semua keputusanku."
"Tapi tidak dengan memberitahu Seulgi langsung. Itu hanya akan membuatnya membencimu," balas Mina.
Jeongyeon terkekeh. "Tidak masalah. Kehilangan satu teman tidak akan membuatku kesepian."
"Kau bukan hanya kehilangan satu, tapi lima," balas Momo tak habis pikir.
"Tidak masalah."
Lagi-lagi keduanya menggeleng tak habis pikir. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah keputusan gadis itu. Meskipun mereka sudah beberapa kali menasihati Jeongyeon, jika keputusannya memang seperti itu, ya sudah.
***
Acara malam ini sudah selesai. Sorak sorai penonton terdengar begitu antusias. Seulgi menikmati euforia ini. Meski tadi mood nya sedikit berantakan, tapi selebihnya gadis itu bersenang-senang.
Kini, mereka semua mulai kembali ke ruangan masing-masing untuk beristirahat sejenak dan mengganti pakaian. Anggota Red Velvet saling memeluk dan tertawa. Meskipun lelah, tapi tak lantas membuat senyum hilang dari wajah mereka.
"Kau memang beruntung memiliki Jimin sebagai kekasihmu, unnie," ucap Yeri.
Seulgi terkekeh. "Bukankah kau juga beruntung memiliki jungkook di hidupmu?"
Yeri tersenyum. "Itu tidak diragukan lagi."
"Itu ejekan halus Kim Yerim, kau polos sekali," timpal Wendy geli sendiri.
Yeri cemberut. "Tega sekali," lanjutnya.
"Tapi benar kata Yeri, kau beruntung unnie," ucap Joy.
"Kenapa aku beruntung?" Tanya Seulgi bingung.
"Pura-pura bego," decak Wendy.
"Kau tidak ngeh? Tadi saat kau lupa gerakan, Jimin oppa maju dua langkah. Kau tidak sadar?"
Seulgi tertawa. Ah bagian itu ya. "Tentu saja aku sadar. Kau pikir aku setidak peka apa?"
"Kan. Aku yakin besok pagi berita mu akan muncul."
"Baguslah."
"What the heck!"
"Kenapa?" Tanya Irene begitu melihat Wendy mengumpat sambil melihat ponselnya. Pun dengan yang lain.
"Ada apa?" Tanya Seulgi.
Wendy menyodorkan ponselnya. Semua melihat apa yang tertulis disana. Itu adalah group yang berisikan semua idol. Dan ada salah satu pengirim anonim yang menyebarkan berita perengakaran yang menyangkut nama Seulgi, Jimin, Lisa, dan Jeongyeon.
"Is this serious?" Tanya Wendy menatap Seulgi tak percaya, begitupun yang lain.
Seulgi menghela nafas kemudian mengangguk.
"So, kau hanya diam?"
Sekali lagi Seulgi mengangguk.
"Stupid!"
"Aku tidak ingin menambah masalah, biarkan saja."
"Tidak bisa seperti itu, Unnie. Kau harusnya bereaksi lebih parah dari pada Lisa, unnie," protes Yeri kesal.
"Kali ini aku setuju dengan Yeri," timpal Joy.
"Sudah, biarkan saja. Kalo Seulgi merasa itu tidak mengganggunya, jangan coba-coba melakukan hal-hal aneh," balas Irene bijak.
Seulgi tersenyum.
"Tapi aku benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa dia mengatakan perasaannya pada kekasih orang yang dicintainya? stupid!" Ucap Wendy.
"Itulah cinta. Kadang membutakan mata," balas Irene.
"By the way, Seul. Do you mad at her?" tanya Wendy lagi setelah menyetujui apa yang Irene katakan.
"Of course. Aku sangat marah. Aku juga ingin sekali mengeluarkan sumpah serapah. Tapi, tadi situasinya tidak mendukung. Aku tidak ingin menghancaurkan moodku, meskipun tadi mood ku memang kacau sedikit," Aku Seulgi.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
What If We... - SEULMIN
FanfictionPark jimin tahu, hubungannya dengan Kang Seulgi memiliki resiko yang begitu besar. Selain mempertaruhkan karirnya, hubungannya dengan Kang seulgi juga mempertaruhkan hidup gadis itu. Tapi jimin tidak ingin menyerah. Tekadnya terlalu kuat. Mengakhir...