Ini dimulai dari suatu hal yang sangat sepele. Di saat hampir semua orang melupakan maknanya, sebagian akan terus mengingatnya. Kisah tanpa akhir, yang awalnya tidak pernah diketahui. Sosok yang namanya diperagungkan diantara bangunan-bangunan tua. Kisah dari masa lalu maupun yang akan datang. Sebelum dan sesudah. Jauh di dataran utama, tempat semuanya bermula.
Hutan Agung Nuani, hutan yang membentang ribuan kilometer dari Kota Aneea di utara, hingga kota Galani di selatan, memisahkan barat dan timur. Dipenuhi berbagai makhluk, dari yang sangat kecil hingga sangat besar. Yang bergerak cepat maupun lambat. Dipenuhi berbagai jenis tumbuhan, beracun maupun yang mampu mengobati. Dihuni oleh kaum yang terlupakan namanya, yang disebut sebagai Penjaga Hutan. Kaum yang melompat di antara pepohonan, bersembunyi di balik bayangan, dan berumur panjang. Seolah waktu tidak menyentuh mereka untuk masa yang sangat lama.
Hriea, elf termuda di kaumnya. Tubuhnya ramping, kulitnya seputih salju dan matanya sebiru langit. Kakinya yang lincah membawanya berlari cepat melewati berbagai pepohonan. Melompat kecil melangkahi akar, refleks yang cepat melewati tanah yang tidak rata. Keranjang kecil di tangannya berisi berkah hutan. Sayur, buah, dan tumbuhan lain. Sayur dan buah sebagai makanannya, dan tumbuhan sebagai obat-obatan. Ilmu pengobatan adalah ilmu dasar yang wajib diketahui, meskipun ia buruk akan hal itu.
Sebuah rumah kayu kecil di tengah hutan, di balik pohon besar, ditutupi semak White Moon yang bunganya memantulkan cahaya bulan. Kaumnya tidak suka hidup berkelompok, dan insting mereka untuk berkembang biak sangat rendah. Dirinya hidup sendiri di tempat ini. Empat ratus tahun yang lalu, pernah ada desa di dekat sini. Akan tetapi desa tersebut dimusnahkan bersama keluarganya. Oleh kaum yang dibenci di seluruh daratan. Kaum yang tak mengenal hal lain selain membunuh.
Dirinya dapat selamat berkat gurunya, elf dengan kekuatan tertinggi di antara kaumnya. Yang entah kebetulan ataupun direncanakan, mengajaknya pergi keluar desa untuk mencari tumbuhan tertentu ketika desanya diserang. Meninggalkan tempat tinggal mereka, dan pergi ke arah timur selagi dididik oleh gurunya. Hingga seratus tahun lalu ketika pembelajarannya telah selesai, ia kembali lagi kesini.
Perapal mantra, itu sebutan orang-orang kepadanya saat dalam pengajarannya. Meminjam kekuatan yang tersebar di dunia, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang diinginkannya. Proses yang rumit. Mengubah kekuatan yang tertampung di tubuh, mengolah energi, dan mengeluarkannya sesuai yang diinginkan. Jika tidak cukup lihai, dapat merusak diri sendiri. Karenanya, ia baru diizinkan menggunakan mantra setelah kekuatan di tubuhnya stabil. Beberapa diantara kaumnya memiliki kekuatan yang besar sejak lahir, elf yang diberkati. Meski begitu, untuk kaumnya yang mampu hidup begitu lama, kekuatan tersebut dapat dicapai dengan latihan dan kerja keras. Yang mana bagi kaumnya akan menjadi sekejap mata saja.
Pelafalan mantra, merupakan dunia imajinasi dan visualisasi. Ketika kita berpikir jika sesuatu memungkinkan, maka hal tersebut bisa divisualisasikan. Sebagai contoh, untuk mantra kecil seperti memunculkan api, energi yang diperlukan tergantung dengan seberapa besar maupun seberapa kuat api tersebut. Sedangkan mantranya sendiri, Aenia Minima, berasal dari tiga gabungan kata. Aei yang berarti api, ania yang berarti memunculkan, dan minima yang berarti sedikit ataupun minimum. Mantranya sendiri dapat diubah dengan terikat aturan tertentu. Sebagai contoh, Aenia Centra Minima, menambahkan Centra yang berarti bergerak, membuat api tersebut dapat bergerak sesuai dengan keinginan si pengguna. Walupun pengontrolannya akan lebih sulit dan menguras lebih banyak energi. Dengan imajinasi dan visualisasi, semua hal dapat dilakukan.
Gurunya sendiri, merupakan seorang perapal mantra yang terkenal di seluruh penjuru daratan. Disebut sebagai perpustakaan berjalan, makhluk abadi, maupun panggilan lainnya yang sangat benar menggambarkan gurunya. Terkuat di antara yang terkuat. Meskipun kepribadiannya sangat buruk. Perasaan yang berubah-ubah dan pemikiran yang tidak bisa ditebak membuat segalanya sulit ketika berurusan dengannya.
Kembali ke masa kini, sebuah surat tergeletak di depan pintu rumahnya. Panggilan dari kerajaan, mengatasnamakan perang besar. Sebenarnya sangat enggan ia berurusan dengan kerajaan. Terutama raja yang sekarang. Dibukanya surat tersebut yang berisi :
Dengan hormat,
Pahlawan dari Utara telah dikalahkan, garda depan sekarang sangat kosong. Kami mohon untuk mengisi posisi tersebut. Demi keberlangsungan umat manusia.
Singkat, padat dan menyebalkan. Dengan berat hati ia bersiap, mengambil tongkat dan berbagai baju gantinya. Lalu mulai berangkat ke Ibukota kerajaan.