↳ tujuh ༉‧₊

132 43 11
                                    

Pepatah mengatakan jika dunia itu sempit, dan itu benar adanya. Di sore hari itu, di cafe bergaya khas belanda itu, Haris dan Jevan disapa oleh seorang gadis cantik yang akhir-akhir ini selalu mengisi pikiran Jevan. Yang sayangnya, adalah mantan dari seorang Haris Hadinata.

Chantika namanya, gadis dengan rambut ikal panjang itu pernah berlabuh di hati Haris pada jaman sma dulu. Sang puan merupakan adik kelasnya, juga adik dari sahabat lamanya. Mereka hilang kabar sejak lama, ayah Chantika dipindah tugaskan di kota Malang. Membuat Haris yang saat itu memang kehilangan ponsel mau tak mau juga kehilangan kontak dengannya.

Dan sekarang, gadis itu tepat berada dihadapannya. Duduk dengan anggun dan bercengkrama asik dengan Jevan, seolah mengabaikan Haris yang notabene nya pernah bersanding dengannya dahulu.

Sebenarnya, Haris tak mengambil hati tentang itu. Namun, jujur ia merasa risih. Tatapan puja yang diberikan Jevan pada gadis itu membuat ia merasa... Jengkel. Jevan memang memiliki taburan bintang di matanya, tapi kali ini Haris merasa bahwa bintang itu semakin bertambah dan bertambah.

Asik, sangat asik mereka berbincang. Hingga fokus mereka terpecah kala ponsel Haris berbunyi nyaring akibat panggilan masuk yang berdatangan.

"Halo, kenapa?"

"..."

"Ck, yang becus aja dong Li. Ini gue udah ngerjain 70% dan mereka malah ngancurin seenaknya? Gue ngebut ngerjain biar cepet kelar, ini malah dibuat perkara."

"..."

"Iya, gue marah. Siapa yang gak marah dikala lo udah kerja keras tapi dirusak begitu aja? Lia, lo sendiri lihat gimana sibuknya gue ngurus ini itu di kampus. Kita gak bisa nyantai Li, proker kayak gini yang dibutuhin fakultas. Gue gak mau tau, dua hari kedepan hasil final udah dikirim ke email gue."

"..."

"Ya lo kalau mau pacaran silahkan, mau ngedugem juga sana, yang kerja ya jangan lo doang. Kita kelompok kalau lo lupa Lia, gue udah membantu di materi dan lo di tenaga. Jadi, biarin para beban itu kerja ya? Dah dah, gue sibuk. Bye."

Haris melempar handphone ke meja secara asal, wajahnya ia usap kasar dengan helaan nafas gusar. Program kerja khusus yang diminta oleh dosennya telah ia lakukan bersama teman-temannya, namun ada saja kendala. Masalah sepele memang, perihal modifikasi interior. Tapi bagi Haris, interior yang ia rancang adalah pure dari hasil permintaan dosen mereka itu sendiri. Tidak lucu jika tiba-tiba bentuknya itu berubah, astaga...

"Kenapa A? Ada masalah? Pulang aja yuk"-Ajakan Jevan buat Haris menatap bocah di sampingnya, menyenderkan kepala pada bahu Jevan secara reflek yang mana diterima oleh sang empunya. Jevan paham, mungkin memang Haris sedang butuh sandaran.

"Ih kak Abghi sama Jevan pacaran?"-Pertanyaan Chantika sukses buat Jevan bulatkan mata, dengan panik ia menggeleng sembari membentuk huruf x pada kedua tangannya. Sedangkan Haris yang tengah memejamkan mata terkekeh, perkataan iya yang keluar buat Chantika terheboh.

"Astaga akhirnya! Kak Yuni bilang kak Abghi makin kesini makin jadi jones, bohong ternyata. Ini udh pacaran sama Jevan, langgeng terus ya kalian. Do'ain aku juga sama kak pacar langgeng juga ya, hehehe"-Chantika berucap dengan senyum yang terpantri di wajah, buat Jevan membolakan mata terkejut.

"Kamu udah punya pacar?"-Jevan bertanya, sungguh ia betulan terkejut. Chantika tak banyak bicara tentang pacarnya, atau mungkin... Tidak pernah. Tak pernah sekalipun ia dengar Chantika berucap tentang kehidupan asmara nya, buat Jevan memuji dan menambatkan hati pada empunya.

"Iya punya, perempuan. Hehehe, namanya Julia Callista. Sekampus sama kak Abghi, kak Abghi kenal?"

Lagi, Jevan dibuat terkejut. Namun, kali ini Haris juga ikut menegakkan badan setelah mendengar tuturan sang mantan.

"PEREMPUAN?! JULIA?! ATUH MAH YANG TADI HABIS TELFONAN SAMA KAKAK SI JULIA"-Kehebohan Haris buat sang gadis mencubit kecil lengannya, berisik sekali mulut berisi itu.

"Jangan teriak-teriak astaga, beneran kak? Satu fakultas dong? Satu kelas juga? Keren banget"

"Si Lia juga temen deket gue tau dek, coba lo tanya ntuh pacar lo. Kenal Abghi Haris ga, paling nanti dia bilang iya kenal, temen sekelas kakak yang paling ganteng se fakultas. Nah nanti lo pamer deh, kalau lo mantan gue"-Ucapan Haris buat Chantika tertawa, ternyata Haris tak berubah. Masih tetap narsis seperti sedia kala.

"Payah banget, padahal aku udah naksir kamu"

Baik Haris dan Chantika kini memandang Jevan terkejut, gamblang sekali ia menyatakan perasaan. Jevan menatap Chantika dengan raut wajah merajuk dengan pandangan mendung yang ia tunjukkan.

"Yah... Gimana ya Van... Aku sukanya sama perempuan sekarang..."-Chantika mengusap punggung tangan oknum yang tengah cemberut, memberi pengertian tentang perasaan.

"Nice try Je, nice try. Ini nih karma suka nolak Aa, jadinya nt. Udahlah yuk, pacaran sama Aa aja."

Dan saat itu juga, Haris mendapat geplakan di belakang kepala daripada seorang Jevan Prawira.

to be continue

vote and comment nya juseyo.

-rin.

𝐁𝐀𝐍𝐃𝐔𝐍𝐆 || HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang