BAB 81

238 15 4
                                    

Tiba-tiba Tianlin turun dari mobil. Tianlin membuka pintu mobil Xiao Zhan. Tianzhi maju kedepan, antara kursi Wang Yibo dan Zhan. Si kembar Wang mencium pipi Xiao Zhan. Sedangkan Wang Yibo mengenggam erat tangan Xiao Zhan. Sedangkan Zhoucheng turun dari mobil ingin menghampiri mobil Xiao Zhan. Namun langkahnya berhenti.

"Kami menyanyangi mama. Jangan berfikir buruk lagi" kata Tianzhi
"Kami berjanji akan menghukum siapa pun yang mengejek mama" imbuh Tianlin
"Atau menjelekkan mama" kata Tianzhi
"Sepertinya sudah ada yang bisa menenangkanmu dari gangguan psikolog yang terkadang masih kambuh" kata Zhoucheng
"Gangguan psikolog" ujar Tianlin dan Tianzhi
"Ge!" ujar Xiao Zhan "mereka bisa tau! Kau tau kan bagaimana cerdasnya mereka" imbuh Xiao Zhan
"Hem. Aku kembali. Ayo berangkat jika sudah tenang" ujar Zhoucheng
"Mama? Ada gangguan psikolog? Gangguan kejiwaan?" tanya Tianzhi
"Mama gila?" gumam Tianlin

Jleb

Rasanya seperti di hantam batu besar "Mama baik-baik saja. Dan mama tidak gila" kata Xiao Zhan
"Mama kalian ada gangguan psikologis. Setelah amputasi, dan setelah keguguran sebelum ada kalian" kata Wang Yibo
"Bo!"
"Kau ingin merahasiakannya dari mereka? Sampai kapan?" tanya Wang Yibo
"Tapi bagaimana keadaan mama sekarang pa?" tanya Tianzhi
"Jika ada tekanan, emosinya masih naik turun" kata Wang Yibo
"Jadi ini penyebab mama tadi berfikir sangat buruk?" tanya Tianzhi
"Atau dulu saat mama tiba-tiba marah tidak jelas" kata Tianlin
"Maafkan aku. Aku janji akan membaik. Biarkan aku tidur sebentar sampai sekolah" kata Xiao Zhan lalu memejamkan mata

Tianlin memeluk mamanya di ikuti Tianzhi dari belakang kursi Xiao Zhan dan Tianlin yang langsung dari depan Xiao Zhan. Hal ini membuat Xiao Zhan membuka matanya "Kami anak mama. Tapi kami tidak tau apapun tentang mama" kata Tianzhi
"Lain kali mama tidak boleh merahasiakan apapun dari kami" kata Tianlin
"Papa juga ceritakan ke kami tentang mama" imbuh Tianzhi
"Terima kasih sayang. Terima kasih anak-anakku" kata Xiao Zhan lalu tersenyum manis
"Tuhan, senyum mama yang selalu membuatku meleleh" kata Tianlin
"Membuat papa juga meleleh" kata Tianzhi
"Sudah! Ayo berangkat" kata Wang Yibo dengan telinga merah karena malu

Tianlin segera masuk ke kursi penumpangnya dan mereka segera berangkat. Xiao Zhan tertidur sesaat selama di mobil. Kedua anaknya yang biasanya ribut, kali ini juga diam untuk memberikan waktu istirahat untuk Xiao Zhan. Karena setelah ini Xiao Zhan akan tampil.

Mereka akhirnya sampai di sekolah. Xiao Zhan bangun dari tidurnya dan sekarang ia merasa jauh lebih baik dan siap untuk memainkan pianonya.

Di awal acara Xiao Zhoucheng memberikan sambutan ke orang-orang yang di undang. Walau pemiliknya Xiao Zhan, tapi yang menjalankan sepenuhnya adalah Xiao Zhoucheng, kakaknya. Setelah acara sambutan, teater musik di mulai. Di Teater semua anak bernyanyi diiringi piano Xiao Zhan. Di akhir acara, Xiao Zhan memainkan piano sambil bernyanyi. Suaranya mengalun indah. Membuat semua undangan berdiri untuk bertepuk tangan dengan meriah.

"Selamat sayang" kata Wang Yibo saat mereka di belakang panggung
"Terima kasih sayang" balas Xiao Zhan
"Mama sangat cantik di depan tadi" kata Tianlin
"Cantik?"
"Mama itu cantik. Jangan memaksaku untuk mengatakan mama tampan. Benarkan A-Zhi?" kata Tianlin
"Benar. Kecantikan untuk mama" kata Tianzhi
"Tuan Xiao" panggil seseorang terlihat menghampiri Xiao Zhan "ah.. Tuan Yibo.. Anda..?"
"Melihat istriku" tunjuk Wang Yibo ke Xiao Zhan
"Ah. Bagus sekali. Ternyata tuan Xiao istri tuan Wang"
"Anda?" tanya Xiao Zhan
"Saya Fu Yongli. Produser film. Saya sudah lama mendengar jika suara produser Xiao Zhan sangat bagus. Anda mau bergabung di film tema musikal? Ada tuan Wang juga disana. Kebetulan kami kurang pemeran yang pintar memainkan piano dan bernyanyi, dan persis seperti Anda"
"I.. Ini" jawab Xiao Zhan gugup
"Mungkin anda perlu bicara dengan tuan Wang dulu"
"Maaf, saya tidak tertarik dengan dunia perfilman. Maafkan saya tuan" kata Xiao Zhan
"Ma.. Kenapa tidak mau? Mama bisa jadi terkenal seperti papa" kata Tianlin
"Lalu siapa yang mengawasi sekolah? Siapa yang mengawasi kalian? Siapa yang menjaga Yiyi? Jika aku dan Yibo pergi pagi pulang malam, mau kalian? Jika mau tidak apa. Akan mama terima. Tapi ingat, tidak ada yang perhatian dengan kalian seperti mama"
"Jangan ma kalau begitu. Mama di rumah saja" kata Tianlin dan Tianzhi
"Biarkan papa yang bekerja" kata Tianlin
"Tuan Xiao Zhan. Saya berharap anda memikirkannya lagi. Tuan Wang Yibo, istri anda cantik dan mempunyai bakat musik" katanya ke Xiao Zhan
"Aku cukup menjadi produser musik yang misterius. Tapi 1 tahun ini aku istirahat dulu untuk merawat anakku yang masih bayi" kata Xiao Zhan
"Oh benar. Anak anda masih mempunyai bayi. Laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki"
"Kapan-kapan kami akan berkunjung ke rumah melihat si kecil"
"Datanglah tuan Fu" kata Wang Yibo
"Jika begitu saya ke tempat anak saya dulu tuan, dan selamat atas keberhasilannya dengan acara hari ini"
"Terima kasih tuan" jawab Xiao Zhan dan Wang Yibo lalu Fu Yongli pergi

Xiao Zhan dan keluarganya akhirnya bersiap untuk pulang, tapi entah apa yang terjadi perasaan tidak tenang menyergap hati dan pikiran Xiao Zhan. Begitu pula dengan tubuhnya yang memiliki reaksi tersendiri. Sesak nafas, karena khawatir. Saat Xiao Zhan mulai tenang berada di mobil, mereka di kagetkan dengan dering ponsel milik Xiao Zhan. Tercetak nama Aisyah di ponsel Xiao Zhan. Wang Yibo mengambil alih ponsel Xiao Zhan. Namun Xiao Zhan segera me loudspeaker ponselnya

"Wei?" jawab Wang Yibo
"Tu.. Tuan Yibo? ada kabar buruk"
"A... Apa?" tanya Xiao Zhan takut
"Baby Haoyi... Baby Haoyi..."
"Kenapa... dengan yiyi ku?" tanya Xiao Zhan
"Terjatuh dari lantai 2. Dan sekarang sedang perjalanan kerumah sakit"
"A... Apa kau serius?" tanya Xiao Zhan
"Sah jie jie, jangan bercanda!" ujar Tianlin dan Tianzhi
"Maafkan saya tuan. Saya lalai. Saya membuka pintu balkon agar sinar matahari bisa masuk. Baru saya tinggal sebentar ke toilet baby Haoyi sudah berjalan dan naik ke atas kursi. Saya berusaha lari untuk mencegahnya tapi baby Haoyi... Terlanjur lompat"
"Aisyah... Yiyi baru bisa berjalan. Dia sangat aktif. Bukankah sudah sering ku katakan, jangan tinggalkan dia sendiri" kata Xiao Zhan yang terlihat sangat emosional. Ia menangis dan memukul kepalanya sendiri "ini salahku! Salahku. Seharusnya aku membawanya! Ini salahku"
"Zhan. Sayang. Jangan membuat kepalamu juga ikut sakit. Kau harus kuat. Untuk anak-anak kita" kata Wang Yibo

Kring
Kring
Kring

"Wei? jiu jiu" panggil Tianlin
'Mengapa ponsel mama mu tidak bisa di hubungi? Kemana kalian kenapa belum jalan? Aku sudah dekat rumah'
"Jiu jiu. Mama sedang menerima telpon Sah Jie jie" kata Tianlin
"Aku saja yang bicara" ujar Tianzhi "Jiu Jiu, kau melihat ambulans lewat dekat rumah kita?"
'Emn. Kenapa?'
"Itu mungkin ambulans Yiyi. Yiyi jatuh dari lantai 2"
'Hahhh? Akan ku susul ke rumah sakit. Kita bertemu disana'
"Baik"
"Ma.. Pa... Jiu jiu perjalanan ke rumah sakit"
"Bo.. Ayo kesana" pinta Xiao Zhan dengan tangan gemetar
"Tunggu kami rumah sakit" kata Wang Yibo ke Aisyah
'Ba.. Baik tuan' kata Aisyah lalu menutup sambungan telponnya
"Astaga... Yiyi... Haoyi ku" ujar Xiao Zhan yang sudah sangat cemas

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang