BAB 83

225 17 2
                                    

Kring
Kring

"Wei. Ge?"
'Zhan... Papa Zhan'
"Papa? Ada apa dengan papa?"
'Pingsan'
"Papa dimana?"
'Sedang di operasi. Satu rumah sakit dengan Yiyi'
"Apa yang terjadi ge??"
'Kemarilah. Akan kuceritakan semuanya'
"Ta.. Tapi.. Yiyi... Yiyi"
'Terserah padamu Zhan. Itu keputusanmu. Saat ini papa dan aku juga membutuhkanmu'
"Ge!?" panggil Zhan namun sambungannya terputus
"Apa yang terjadi?" tanya Yibo
"Papa sedang di operasi di rumah sakit ini bo. Aku tidak bisa meninggalkan Yiyi"
"Biarkan aku menjaganya"
"Aku membutuhkanmu disana bo. Jika terjadi sesuatu dan aku tidak bisa menahannya"
"Maksudmu?"
"Hanya kekhawatiranku saja"

Tok
Tok
Tok

Tak lama datang Meng Yubin dan Ji Li. Mereka sengaja datang untuk melihat keadaan Haoyi. Karena Ji Li sering berkunjung kerumah Xiao Zhan, anak-anak Xiao Zhan jadi dekat dengan Ji Li, termasuk anak-anak Xiao Zhoucheng.

"Wajahmu tampak cemas" ujar Yubin
"Papaku. Sedang di ruang operasi. Aku... Ingin melihatnya. Tapi... " perkataan Xiao Zhan berhenti
"Dia khawatir juga dengan Yiyi" imbuh Wang Yibo
"Biar Yiyi kami yang jaga. Kami janji tidak meninggalkannya sendiri" ujar Yubin
"Kau percayakanlah Yiyi pada sahabatmu ini" kata Ji Li
"Baiklah jika begitu. Aku pergi sebentar dengan Bobo. Hubungi aku jika terjadi sesuatu dengannya" ujar Xiao Zhan lalu bangkit dari tempat duduknya dan segera ke tempat Xiao Zhoucheng

Xiao Zhoucheng Tampak murung dengan wajah menunduk. Xiao Zhan langsung menghampiri Zhoucheng dan duduk di sampingnya. Zhoucheng mendongak, melihat adiknya sudah di sampingnya.

"Ge. Papa kenapa?"
"Papa kaget dengar informasi tentang ku. Dan dia pingsan. Hingga.... Dia kecelakaan"
"Kecelakaan? Papa menyetir sendiri? Tidak dengan sopir? Lalu apa yang luka? Operasi apa? Dan informasi apa tentang mu?"
"Bahu kanan papa patah"
"Tidak biasanya papa tidak dengan sopir. Aneh. Lalu informasi apa tentang mu?"
"Zhan... Aku harap kau memaafkanku karena aku menyembunyikan hal ini" ujar Xiao Zhoucheng
"Katakan"

Xiao Zhan tampak bingung. Ia memandang Liu Haikuan dan Wang Yibo yang duduk di seberangnya. Wajah Liu Haikuan tampak menyesal. Dan beribu pertanyaan menggantung di wajah Wang Yibo.

"Ge. Apa pernah aku marah dengan serius padamu? Setiap orang punya rahasia dan privasi" kata Xiao Zhan
"Kau ingat 3 minggu sebelum aku melahirkan, aku pergi ke luar negeri dengan Kuan Ge. Dan aku melahirkan si kembar Xiao di sana?"
"Ingat. Lalu?"
"Kau ingat berapa lama aku pergi?"
"Kurang lebih 3 bulan. Apa yang terjadi ge?"
"Huft. Janji jangan marah padaku. Aku paling sulit cerita padamu"
"Ge. Kau orang yang paling dekat denganku. Kau tau aku seperti apa"
"Aku mengalami pendarahan hebat usai operasi caesar. Lalu... Lalu.. Rahimku diangkat Zhan. Sehingga aku tidak akan punya anak lagi"

Kata demi kata yang Xiao Zhoucheng katakan berhasil membuat Xiao Zhan lemas. Ia memandang wajah kakaknya, terlihat takut, tapi juga terlihat sedih. Xiao Zhan langsung memeluk kakaknya, mata Xiao Zhoucheng tampak membulat sempurna. Xiao Zhan melepaskan pelukannya ia melihat Xiao Zhoucheng sudah menangis, pipinya sudah basah oleh air mata

"Kenapa kau tidak cerita? Apa aku bukan adikmu? Apa kau tidak menyanyangiku lagi? Apa harus selalu aku yang sakit dan yang di khawatirkan? Apa aku tidak boleh mengkhawatirkanmu?"
"Maafkan aku Zhan. Aku ingin menjadi kakak yang sempurna untukmu"
"Kau manusia. Sama sepertiku. Kau juga tidak sempurna. Aku juga tidak memintamu sempurna. Kau bisa sakit. Kau bisa lelah. Kau bisa marah. Tapi mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Apa aku tidak bisa kau percaya?"
"Bukan Zhan. Bukan. Kau terlalu berharga. Bahkan A-Li tahu jika kau orang paling berharga untukku. Aku tidak ingin membuatmu khawatir padaku"
"Lalu jika terjadi sesuatu padamu dan tiba-tiba kau pergi seperti A-Jie dan mama aku harus bagaimana? Aku harus siap? Aku tidak bisa lagi kehilangan ge! Tidak siapa pun" ujar Xiao Zhan lalu berdiri dan pergi
Xiao Zhoucheng ikut berdiri, mengejarnya, meraih tangan Xiao Zhan dan memeluknya "maafkan ge ge. Kau jangan marah Zhan" ujar Xiao Zhoucheng lalu mengajak Xiao Zhan kembali duduk
"Aku tidak marah ge. Aku teringat A-Jie. Mama. Sekarang papa ada di dalam. Kau bisa bermain dengan hidupmu sendiri. Sungguh, orang yang aku kenal, orang yang dekat denganku, pergi satu persatu. Aku selalu berfikir, aku yang akan meninggalkan kalian terlebih dahulu. Tapi, sekarang...."
"Maaf kan ge ge. Ge ge tidak akan mengulangi lagi. Apapun yang terjadi padaku, akan ku ceritakan padamu"
"Maafkan aku ge. Aku merenggut kebebasanmu sampai sekarang. Hingga kau tidak punya teman, sejak kecil jika pergi hanya dengan A-Jie atau aku, atau mama papa. Kau selalu dianggap sombong oleh teman-temanmu karena tidak ingin bergaul dengan mereka, karena selalu memikirkanku"
"Teman terkadang tidak selalu ada. Aku cukup dengan Xiao Zhan yang selalu ada untukku. Kau adik, teman, sahabat, untukku. Kau mengerti"
"Jika aku teman, sahabat mu jangan sembunyikan apapun lagi diriku. Atau aku akan benar-benar marah" kata Xiao Zhan
"Aku berjanji"

Akhirnya dokter keluar. Operasi Xiao Leoku berhasil dengan baik dan lancar. Tinggal menunggu pemulihan untuk Xiao Leoku dan ia akan pulang kerumah Xiao Zhoucheng. Bagaimanapun Leoku sedang sakit, tidak akan ada yang merawatnya jika di rumah utama seorang diri. Kepulangan Xiao Leoku bersamaan dengan kepulangan Xiao Haoyi.

Setelah berjalan beberapa bulan, Xiao Haoyi kembali pulih sepenuhnya. Xiao Zhan baru berani untuk fokus dengan sekolah dan bekerja kembali menjadi produser musik.

2 tahun sudah usia Xiao Haoyi. Satu hari setelah perayaan ulang tahun Haoyi, Wang Yibo demam tinggi. Ternyata tidak hanya dia saja, si kembar Wang juga demam. Entah apa yang terjadi, 3 orang demam bersamaan. Xiao Zhan terpaksa tidak bisa bekerja dan merawat Wang Yibo dan si kembar Wang.

Xiao Zhan memindahkan kedua anak kembarnya menjadi satu kamar dan satu ranjang dengan Wang Yibo. Xiao Zhan segera menempelkan di kening mereka plester kompres dan segera menuju dapur untuk membuatkan mereka bubur dan menyiapkan obat demam.

"Bangun, makan dulu" ujar Xiao Zhan ke kedua anaknya dan ke Wang Yibo
"Emnh... Pusing ma" ujar Tianlin
"Uhuk.. Uhuk.. " Tianzhi terbatuk
"Hwaaa.. Ma... Ma... " terdengar tangisan suara kecil
"Owh... Anak mama Yiyi, sini mama gendong punggung ya" kata Xiao Zhan lalu memasang saddle baby backpack dan Haoyi dengan girang memeluk Xiao Zhan dari belakang.
"Ugghh" pekik Xiao Zhan yang seperti ingin muntah
"Kau kenapa sayang?"
"Emnnhhh" kata Xiao Zhan sambil menutup mulutnya dan segera berlari ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya
"Ma. Mama kenapa?" panggil Tianzhi
"Tidak. Tidak apa" jawab Xiao Zhan
"Kau sakit? Tertular kami?" tanya Wang Yibo
"Tidak. Aku baik-baik saja. Kalian makan lah. Akan ku ambilkan obatnya" kata Xiao Zhan

Xiao Zhan kembali turun kebawah dan mangambil obat untuk Ketiganya yang sedang sakit.

"Anke. Bisa kau temani Yiyi bermain? Aku tidak ingin Yiyi tertular mereka" kata Xiao Zhan
"Bisa... Ayo Yiyi. Kita bermain di luar" ajak Sun Anke. Namun Xiao Haoyi meronta dan ingin kembali ke gendongan Xiao Zhan
"Anak mama. Kau kenapa? Dengan Anke jie jie dulu ya. Mama mau merawat ge ge dan papa. Nanti siang mama suapi" kata Xiao Zhan

Haoyi langsung mau setelah mendengar penjelasan dari Xiao Zhan. Hasilnya Sun Anke berhasil mengajak Xiao Haoyi jalan-jalan di taman dekat rumah. Dan Xiao Zhan merawat mereka bertiga sendiri. Xiao Zhan tidak ingin para maid ikut merawat mereka.

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang