Apakah kehidupan itu layak untuk di hidupi?
Itu adalah kata-kata yang sering aku pertanayain dahulu, tetapi apakah aku telah menemukan jawaban nya itu?
Sebelum aku jawab, biarkan aku menceritakan kalian sesuatu
________________________________________________________________________________
Aku bangun pagi dan meliat jam yang di Hp ku [05:30], dan di situ lah aku melihat tanggal nya 19 Febuari 2022.
"Huh. Hari ulang tahun ku, atau yang bisa ku sebut sebagai hari mendekati kematian" aku berkata ke diri ku sendiri.
Setelah itu aku bergegas berwudhu dan melaksanakan Sholat Subuh. Setelah itu Aku langsung bergegas untuk mandi. Setelah 10 menit untuk mandi ak melihat jam yang ada di dinding.
("Jam 6. Sempat aj ini untuk ak membuat sarapan")
Setelah memakai seragam Ku dan memakai Jaket ku aku langsung menggoreng 2 telur. Setelah selesai makan sarapan Ku, aku langsung mengambil kunci motor, kunci ruamh dan helem ku. Setelah itu aku keluar ke depan teras rumah dan memakai sepatu ku dan mengunci rumah. Seteah itu ak langsung mengluarkan motor ku dan langsung berangkat ke sekolahan.
Setelah sampai ke sekolahan pada jam 07:00, aku langsung pergi ke kelas. Pas sudah sampai sampai ke kelas aku membuka group wa kelas hanya untuk mengetahui bahwa hari ini Pak Ridwan tidak akan masuk karena lagi ada urusan di luar sekolahan. Aku langsung matikan Hp ku dan melihat sekeliling kelas hanya untuk melihat tema-teman ku ngobrolan dengan satu sama lain, main HP atau laptop mereka atau mengerjakan tugas.
Pada saat itu aku berdiri untuk menuju ke Mushollah untuk tidur. Setelah sampai ke Musollah aku melepaskan sepatu ku dan langsung baring di karpet sajadah. Habus iitu aku mengambil head set Ku dan memasang kan nya kepada Hp Ku dan aku mensetel lagu Hold On.
Dan pada saat aku menutup mata ku aku langsung bermimpi tentang kejadian Itu. Kejadian wafat nya Orang tua ku. Keluar lah air mata aku karena melihat kejadian Itu lagi.
"Will" aku mendengar Omongan Mama ku
"Ya?" Aku menjawab
"Kami hanya ingin mengatakan bahwa. KAMI ITU MEMBECI MU !." Ngomong lah Bapak Ku
"A-apa?" Aku berkata
"Kamu dengar apa kata Bapak mu kalo. Kami itu sanagt membenci Mu. Jika kamu itu tidak pernah lahir, kami mungkin tidak akan pernah mendapati situasi ini!" Di lanjutkan lah oleh omongan Ibu Ku
"T-ti-Tidak! Orang tua gak mungkin nge bilang itu ke Aku." Aku ngomong balik ke mereka
"Mungkinkah Mereka?" Aku bertanya ke diri Ku sendiri dengan berbisisk.
Setelah itu turunlah aku ke lutut ku denagn mengenggam kedua samping kepala ku dengan erat, Dan.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHGGGGGGG!. MAAF AKU MAAF AKU MINTA MAAF!" Teriak lah aku dengan segalah tangisan ku yang telah keluar.
"Seharusnya aku. SEHARUSNYA AKU SAJA YANG MATI DI KEJAIDAN ITU!!!!" Ngomonglah aku dengan kemarahan dan kesedihan
Semuanya telah menjadi hitam, tidak ada yang bisa di lihat selain kegelapan
Teruslah aku menangis sampai-
"Tenanglah sayang jangan nangis. Bunda ada di sini untuk menemani kamu" Aku mendengar nyanyian yang indah sambil memeluk ku dari samping kanan
"Suara ini" Aku berpikir ke diri ku sendiri
"Jangan lah kamu berasa sendirian Karena ada kami disini" Dilanjutlah dengan suara nyanyian yang lain dari belakang memeluk ku juga dari samping kiri
Pada saat itu aku telah menyadari siaplah itu. Aku peluklah mereka berdua dengan rasa rindu dan sayang
"Maaf kan lah aku" aku berkata dengan tanginsan ku masih mengalir
"William sayang. Mohon lah berhentih menangis. Itu tadi hanyalah sebuah mimpi buruk" Mama ku merintah aku
Aku patuhilah Perintahnya mamaku. Setelah itu mulaillah aku sama orang tua ku membicarakan semua masalah-masalah ku dan dimana Aku hampir mau bunuh diri.
"William." Bapak Ku memanggil
"Iya?" Aku jawab
"Bapak ingin kamu mengetahui bahwa ini semuanya adalah bukanlah salah mu. Tetapi takdir untuk kita, dan ujian dari Allah Swt.. Jadi janganlah kamu menyalahkan diri mu sendiri atas ini semua." Bapak Ku ngomong
"Bapak mu benar Will, Kamu tau kenapa kita mengasihkan kamu nama William?" Mama Ku Ngomong dan bertanya sambil memegang kedua bahu ku
"Apakah karena Bapak itu keturunan dari Inggris-Jerman muslim? Karena kalo ada alasan lain selain itu Aku gak tau" Aku menjawab
"ya Kamu enggak salah juga sih, Waktu itu sebulan sebelum kamu lahir Bapak Mu meminta untuk menamakan kamu makai nama Inggris atau Jerrman beberapa kali, jadi ya Mama bolehkan aja asal nama nya adalah nama yang bagus." Mama Ku balas balik
Aku melihati Bapak ku dengan muka 'serius?' ku dengan mengangkat alis mata sebelah.
Bapak Ku hanya menjawab dengan pose: ¯\_(ツ)_/¯
"Kembali ke percakpan kita. Alasan paling utama adalah arti dari nama Mu, arti dari William adalah Pelindung, Dan Pelindung yang terpuji adalah arti dari nama panjang Mu, Kamu mengerti?" Mama Ku Ngomong
"I-Iya, aku mengerti" Aku jawab
"Dan inganti ini juga, Atas apa kejadian yang telah datang waktu itu, kami akan selelalui menyayangi kamu Hidup atau mati." Kata mama Ku
"Sekarang bangun lah, Teman-teman mu mungkin mencari Mu" Mama Ku memerintah
"Baik Ma." Aku balas balik sambil menganggukkan kepala ku
Sebelum Aku bangung aku memeluk mereka berdua untuk terakhir kalinya
"Aku sayang kalian juga, dan aku akan merindukan kalian" Aku ngomong
"Kami juga akan merindukan Mu." Mereka berdua memebalas dan memeluk balik
Setelah aku bangun dan sadar diri, aku melihat Micheal mencoba bengunin aku. Setelah aku bangun dia Menyuruh aku untuk memasuki kela. Aku nanya kenapa, tetapi dia gak ngejawab.
Pas kita udah 1 meter jauh dari pintu kelas dia meminta aku untuk menutup mataku. Jadi aku ikutin aja perintah nya tanpa nanya apa-apa.
Pas kita udah masuk ke kelas, dia menyuruh aku untuk ngebuka mata Ku dan-
"SURPRISE, SELAMat ULANG TAHUN WILLAM" Semua teman-teman Kumenyabut ku dengan ceria dan senang hati.
Dan di situ lah dimana aku telah senyum untuk pertama kali nya dalam 1 tahun. Senyuman yang Asli
________________________________________________________________________________
Dan sekarang kembalih kita ke pertanyan kalian yang tadi. Apakah aku telah menemui jawaban nya?
Well the answer is. Iya, aku mengetahui jawaban nya. Dan jawaban nya itu adalah Kehidupan itu mememanglah layak untuk di hidupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAYAK UNTUK DI HIDUPI (One-Shot)
Short StoryIni adalah sebuah cerita pendek yang menkisahkan ten tang sebuah Anak Remaja SMA/SMK untuk move on dari Trauma dan depression nya