08.Golden Hour

18 3 0
                                    

"entar sore ada futsal di sekolah. Lo mau liat, Ai?"

Ivana menoleh sekilas lalu kembali fokus pada buku catatannya.
"Liat, semalem Asrar ngajakin gue."

Ayla bersorak gembira karena gadis yang ia kenal sebagai Ailu itu ikut serta.

"Wih apa nih? Klean kek asik banget ngobrol nya, join dong!" Tiba-tiba Aksa ikut nimbrung, sepertinya lelaki itu baru selesai latihan futsal. Terlihat dari rambut serta kulit lelaki itu yang lembab.

Ayla langsung mencibir Aksa, gadis itu memang agak sewot jika Aksa datang. Bawaannya pasti akan memperpanjang sesi pergibahan. Walaupun seorang laki-laki, Aksa ini terkenal tukang gibah di sentoro sekolah, bahkan ia salah satu admin grup lambe turah milik sekolah.

Aksa ini tipikal orang yang tidak mau ketinggalan berita.

"Sesi pergibahan di mulai..."sindir Ayla.

Aksa menatap Ayla tak senang, ia memutar bola matanya malas. "Apa sih Lo, dasar cewek mati topik. Pantesan Kenan bawaannya bosen kalo bareng Lo." Sindir Aksa balik.

Satu gumpalan kertas mendarat pas pada kepala Aksa, siapa lagi pelakunya kalau bukan Ayla yang tersungut api emosi akibat sindiran dari Aksa.

"Biarin mati topik, daripada lambe turah... Entar bibir Lo di tusuk tuh pake besi panas di neraka!"

"Apa sih Lo bawa-bawa neraka segala, ngga baik!"

"Biarin, wle!"

"Oh, ini ni harus di video in. Biar gue kasih tau Kenan, bahwasanya crush nya dia yang satu ini sikapnya kurang Baek! Tim uncrush paling depan!"

"Apasih! Perusak hubungan aja Lo, anj! Berhenti ngga!"

Aksa mengarahkan kameranya menyoroti Ayla yang sedang murka. Aksa tertawa melihat sahabatnya itu berhasil ia jahili.

"Ihhhhh... Dasar lambe turah! Persetan, pantesan Lo ngga punya cewek!" Geram Ayla yang sudah lelah menyikapi Aksa.

"Punya cewek itu beban, dan gue ngga suka terbebani. Jiakh!"

"Ustad, lihat dia ustad..." Adu Ayla dramatis kepada seksi keagamaan kelas.

Seseorang berstatus sebagai seksi keagamaan kelas itupun hanya menggeleng heran melihat tingkah kedua sejoli yang tiada habisnya, sehari tidak ribut bukan Aksayla namanya.

Ivana yang sedari tadi masih mencatat rangkuman materi pun hanya menyimak saja, bukan tipikal Ivana ikut nimbrung perbincangan seperti itu. Kecuali jika ia ada mood sedikit.

Akhir semester ini akan diadakan classmeeting seperti biasanya. Banyak olahraga yang di gelar dari pihak OSIS dan sekolah, salah satunya futsal.

Sore ini pertandingan babak pertama akan di mulai, kelas Asrar dan Aksa akan melawan kelas IPS 1. Jika sampai babak final, Aksa tak menginginkan kelasnya bertanding dengan kelas Kenan. Karena kelas Kenan sangat jago dalam bidang olahraga.

"Asrar di mana, Sa?" Tanya Ivana.

"Tadi masih ganti baju. Coba Lo samperin aja, mana tau orangnya nyangkut." Jawab Aksa melantur seperti biasanya.

Ivana hanya menanggapinya dengan senyuman, setelah selesai membereskan bukunya gadis itu beralih berpamitan kepada kedua sejoli yang masih setia adu mulut.

"Gue nyusul Asrar dulu, ya." Pamitnya, namun dihiraukan oleh keduanya.

Ivana mengangkat bahunya acuh, lalu memutuskan untuk melenggang pergi keluar kelas. Ia tidak terlalu memikirkan dengan sikap cuek mereka, bisa saja kan mereka tidak menjawab karena tidak dengar?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVENGE|NI-KITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang