Catatan Aku dan Hujan

4 2 0
                                    

Pertemuan

Aku menatap jendela kaca saat hujan mulai turun. Sekumpulan orang berlarian mencari tempat berteduh, sementara aku terpaku melihat air yang membasahi jalan. Tak disangka, di tengah hujan itu, aku bertemu dengannya. Dia yang datang dan menawarkan payungnya untuk berlindung.

Berkumpul di bawah payung

Kami berdua berjalan di bawah payung yang sama, memperhatikan tetesan air hujan yang jatuh dari atas. Kami tertawa dan berbicara tentang apa saja, sementara langit semakin gelap dan hujan semakin lebat.

Terjebak di bawah atap

Ketika sampai di depan sebuah toko, hujan turun lebih deras. Kami mencoba berlari ke atap toko, tetapi air terus membasahi kami. Kami saling menatap, tersenyum dan kemudian berbicara tentang kehidupan kami masing-masing.

Perpisahan

Setelah hujan reda, kami berjalan keluar dari toko. Kami saling memandang dan tersenyum, lalu kami berpisah dan melanjutkan kehidupan kami. Namun, setelah pertemuan itu, hujan tak pernah lagi hanya jadi rintik, tetapi selalu jadi kenangan manis tentang kami berdua.

Pertemuan Berikutnya

Beberapa minggu setelah pertemuan pertama kami, aku menemukan diriku kembali berjalan di bawah hujan. Namun kali ini, aku berharap bertemu dengannya lagi. Saat aku berjalan di sepanjang jalan yang basah, aku melihat dia berjalan ke arahku. Kami saling tersenyum, dan kali ini aku yang menawarkan payungku padanya. Kami berjalan bersama dan berbicara tentang hidup kami seperti sebelumnya.

Pertumbuhan Perasaan

Setiap kali hujan turun, aku berharap bertemu dengannya lagi. Pertemuan kami semakin sering, dan perasaanku pada dirinya mulai berkembang. Aku tidak tahu apakah dia merasakan hal yang sama, tetapi aku ingin mencoba untuk mengatakannya padanya.

Pengakuan

Suatu hari, setelah berjalan bersama di bawah hujan, aku memutuskan untuk mengatakannya padanya. Aku mengatakan padanya bahwa aku merasa ada sesuatu yang istimewa dalam pertemuan kami dan aku merasa aku mulai jatuh cinta padanya. Dia diam sejenak, lalu berkata bahwa dia juga merasakan hal yang sama. Kami saling memandang dan kemudian mencium satu sama lain di bawah hujan.

Mencari Jalan Bersama

Kami mulai berkencan, dan setiap kali hujan turun, kami keluar bersama di bawah payung yang sama. Kami memutuskan untuk memulai usaha kuliner bersama, sebuah restoran yang bernama "Aku dan Hujan". Kami menghabiskan banyak waktu bersama, membangun mimpi dan mencari jalan bersama.

Hujan Kembali

Beberapa tahun kemudian, kami menikah dan restoran kami sukses. Namun suatu hari, saat hujan turun lagi, aku menemukan diriku berjalan sendirian. Aku merindukan perasaan awal yang aku miliki pada dirinya dan aku merasa sedih karena dia tidak berada di sisiku untuk berjalan di bawah hujan lagi.

Kenangan

Meskipun dia sudah tiada, aku masih sering berjalan di bawah hujan. Setiap kali aku merasakan tetesan air di wajahku, aku merasa seperti dia masih bersamaku. Hujan selalu menjadi kenangan manis tentang dia, tentang bagaimana kami bertemu dan membangun mimpi bersama. Aku tahu dia selalu ada di hatiku dan di setiap tetesan air hujan yang jatuh.

Aku dan Hujan | Menangislah dan Segeralah PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang