"Buta akan kekayaan duniawi, tidak akan pernah membuat hidup mu bahagia."
-Takdir Sang Ilahi-
°°°
Hari berganti pagi, namun cuaca terlihat mendung dan gelap sedari tadi. Tak ada sinar matahari yang menyambut seperti pagi-pagi sebelumnya. Awan-awan mengabu dengan tanah yang masih basah oleh hujan semalaman. Beberapa orang kerumunan menghalangi jalan serta bercak darah yang berceceran di aspal. Para polisi mulai bertugas dan menyelidiki kasus korban bunuh diri tersebut. Para reporter mulai menayangkan sebuah berita di berbagai media sosial. Wajah seorang perempuan itu sudah tak bisa terlihat karena banyaknya darah. Beberapa orang berasumsi, mungkin sebelum bunuh diri, gadis itu sempat di siksa.
Di tempat lain, sebuah suara berita di televisi menampakkan lokasi korban saat ini. Seorang gadis yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya itu, sontak netranya mengarah pada televisi yang menyala itu. Matanya tak berkedip, melihat dan mendengar suara reporter yang mengabarkan kondisi korban di sana. Hingga suara pecahan piring menggema di seluruh ruangan.
Prang!
"Alifah.." gumam Zahra dengan tatapan yang tertuju ke arah tv.
Bunda Nisa yang berada di dapur dengan membawa makanan pagi, terlonjak kaget mendengar suara pecahan piring. Ia langsung mendekati putrinya seraya meletakkan piring yang tadi di bawa.
"Sayang, kamu kenapa?"
Tanpa aba-aba, sebuah cairan bening jatuh dari pelupuk matanya. "Bunda, itu bukan Alifah kan?"
Kening bunda Nisa berkerut sambil membalikkan badannya. Sebuah layar yang menayangkan berita terkini. Jantungnya berdetak kencang, melihat ciri-ciri korban bunuh diri itu seperti tak asing. Sebuah sekelebat bayangan, saat dua gadis yang sedang bercanda sampai akhirnya bunda Nisa memberikan gelang yang sama kepada mereka, sebagai bentuk persahabatan.
Bunda Nisa menggeleng melihat gelang yang sama pada perempuan itu. Ia membelikan secara khusus untuk Zahra dan Alifah saat ia berada di luar negeri. Tidak mungkin perempuan itu adalah Alifah. Bunda Nisa menggeleng dan menyangkal berita itu. Tetesan bulir bening tanpa sadar juga jatuh di pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Ilahi [END]
Spiritüel(Follow sebelum membaca) "lantas, ketenangan seperti apa yang kau cari di dunia? jika orang yang sudah tiada saja masih ingin di do'akan agar bisa tenang." kata itulah yang menjadi hal yang selalu di ingat dalam hidup seorang gadis bernama Alifah Ka...