37

707 77 16
                                    

Serba Dadakan

°°°°

"Kau mau kemana?" Sakura bertanya pada Kakashi yang bersiap-siap untuk pergi pada jam sembilan malam begini, padahal pria itu baru satu jam lalu pulang kerja.

Kakashi menghela napasnya dengan berat, kemudian mengusap puncak kepala Sakura, "Tsunade-sama ingin merundingkan beberapa hal, anggota dewan juga akan hadir kecuali tetua, ini tidak akan lama kok."

"Malam-malam begini? Apa itu masuk akal?" Sakura enggan membiarkan Kakashi pergi.

"Sakura" Kakashi merasa tidak enak namun mau bagaimana lagi, "ini sudah resiko, bersabarlah sampai aku turun jabatan, hm?"

"Tapi.. ini sudah malam, apa tidak bisa besok?" Sakura masih enggan membiarkan Kakashi pergi.

Kakashi mengusap kembali puncak kepala Sakura, wajah Sakura saat ini menggemaskan di matanya. Kakashi ingin sekali menerkam Sakura dengan ganas jika saja panggilan dari Tsunade tidak mengganggu malam nya.

"Besok Tsunade-sama harus ke Suna untuk mengecek keadaan Gaara dan Kankurou, kau kan tidak boleh berpergian jauh jadi dia yang menggantikan mu" ucap Kakashi.

Pria itu pun beranjak, "tidur lebih dulu ya, aku jamin jika kau terbangun, aku sudah memelukmu erat."

°°°°

Sebenarnya Kakashi sendiri enggan meninggalkan Sakura sampai larut malam, apalagi dia sedang hamil muda, harusnya Kakashi lebih sering menemani. Namun ia yakin, jika Tsunade mengajaknya bertemu begini, pasti ada keadaan yang lebih serius.

"Baguslah kau tiba tepat waktu, tukang terlambat" ucap Tsunade begitu Kakashi tiba dan duduk di hadapannya.

Mereka jadinya memilih rooftop gedung Hokage yang kini memiliki tempat rahasia di mana hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke sana, tempat yang di gunakan untuk rapat penting dan bersifat sangat—rahasia.

"Tentu saja aku datang tepat waktu karna ingin cepat menyelesaikan pertemuan ini" ucap Kakashi.

Tsunade terkekeh, ia mengerti Kakashi masih menggebu-gebu dengan Sakura.

"Aku tau pertanyaan ku akan sedikit mengganggu tapi kau harus menjawab dengan jujur, dimana kalian melakukannya? Di Suna atau ketika sudah di Konoha?"

Kakashi hampir tersedak walau dia tidak minum, tapi serius Tsunade mengajaknya bertemu hanya untuk menanyakan di mana ia dan Sakura melakukan nya?

"Ekhm, dua-duanya" jawab Kakashi singkat.

Tsunade menepuk keningnya, "yang membuat Sakura hamil, di mana dan dalam kondisi seperti apa?"

"Kau bercanda, Nona Tsunade? Jujur ini benar-benar mengusikku!" Kakashi tidak tahan lagi, ini tidak penting baginya menceritakan kisah kasur nya pada orang lain.

"Aku harus mengetahui nya karna aku takut ketika kalian melakukannya, Sakura dalam keadaan tidak sehat atau ketika dia sedang melepaskan byakugou nya atau mungkin ketika kau tidak sengaja melepas Cakra yang cukup besar" jelas Tsunade, wanita itu tidak memiliki niat senonoh atau apapun yang ada di pikiran Kakashi.

"Memang nya kenapa jika dalam kondisi itu kami melakukannya?"

"Kandungan Sakura lemah, sedangkan cakra janinnya sangat kuat padahal kau bukan jinchuriki ataupun uchiha, bayi mu membebani ibunya yang tidak merasakan itu sama sekali dan saat ini Sakura terus-menerus menggunakan simpanan cakranya, itu bisa berdampak buruk pada kesehatannya" Tsunade menjelaskan.

Mendengar kata yang menjurus pada dua orang membuat Kakashi berpikir buruk, masa sih Sakura bukan hamil anaknya? Kenapa Tsunade bicara dengan menggiring opini buruk baginya.

"Bukan berarti Sakura berselingkuh, jangan salah paham. Aku hanya membandingkan saja kekuatan cakramu, setelah aku melakukan studi ternyata keluarga mu memang memiliki keturunan seperti itu, hanya saja tugas mu sekarang sangat berat dengan Sakura."

"Lalu apa yang harus aku lakukan agar mereka tetap sehat?" Kakashi akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertanya.

"Sakura harus diam di rumah, jangan melakukan banyak pekerjaan berat karna semakin dia menguras cakra dari byakugou nya, itu akan berbahaya, kau harus sering memberinya tambahan cakra" jawab Tsunade, "entah itu dengan jurus pemulihan atau dengan cara apapun jika sampai Sakura kehabisan cakra ia akan drop dan sulit untuk kembali sehat."

"... Itu artinya Sakura harus berhenti bekerja walaupun dia sangat menyukainya" gumam Kakashi yang masih terdengar oleh Tsunade.

"Masalahnya adalah itu, Sakura sangat senang dengan pekerjaannya walaupun ia sering mengeluh lelah tapi aku tau betul apa isi hatinya" ucap Tsunade menanggapi.

Kakashi merasakan bahunya yang sebelumnya terasa kencang karna tegang kini mengendur, pikirannya tertuju pada istrinya yang terlalu keras kepala untuk urusan bekerja.

"Upacara pernikahan kalian jadi lusa, persiapan semua sudah selesai jadi kalian tinggal siapkan stamina dan bawa diri saja" ucap Tsunade yang kemudian menepuk pundak Kakashi lalu pergi meninggalkan pria itu.

•••

"Ayolah makan sedikit saja, jamin tidak akan mual Sakura," Ino sedang membujuk Sakura yang sudah rapi dan sangat cantik dengan gaun putih pilihannya.

Upacara pernikahan Sakura dengan Kakashi sudah selesai kini mereka tinggal menyambut tamu undangan yang datang namun Sakura merasa lemas dan memilih untuk berdiam diri di ruang istirahat.

"Tidak Ino, aku hanya butuh Kakashi dan jus mangga yang sedang ia bawa, aku tidak sanggup kalau memakan itu," ucap Sakura sambil mengelus-elus perut nya.

"Sakura, jangan terlalu banyak meminum nya, kau sudah menghabiskan satu gelas 30 menit yang lalu" Ino menegaskan dan Sakura hanya mengangguk.

Seharian ini yang bisa masuk ke dalam perut Sakura hanya jus mangga,  dia tidak sanggup memakan yang lain. Begitu Kakashi tiba membawakan jus untuknya, Ino segera pergi untuk melihat tamu-tamu yang ingin bertemu dengan kedua mempelai ini.

"Anakku ini menyusahkan ibu ya?" Kakashi langsung menyentuh perut Sakura setelah memberikan jusnya dan memberikan sumbangan aliran cakra agar Sakura tidak kelelahan dan perutnya agak membaik.

Sakura merasakan tubuhnya jadi lebih segar dan rasa mualnya mulai berkurang, dia hanya butuh Kakashi dan semua permasalahan terselesaikan.

"Cakramu luar biasa, kau menyimpan untuk diri sendiri juga, kan?"

Kakashi tersenyum kecil, "ini berkat pil pahit yang kau buat, tentu saja aku menyimpan banyak."

"Dasar" Sakura mendorong perut Kakashi agar pria itu sedikit mundur kemudian ia merapikan gaunnya dan beranjak.

"Banyak yang sudah menunggu kita, ayo selesaikan acara ini dan segera istirahat" ajak Sakura pada Kakashi.

Dengan senang hati Kakashi menawarkan gandengan tangan dan mereka berjalan keluar dari ruangan itu, menyambut para tamu yang ingin bertemu dan mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.

Mendadak namun tetap berkesan dan cukup mengejutkan bagi Sakura karena semua mantan-nya datang.

Sakura tersenyum dengan terpaksa ketika satu persatu mantan kekasihnya mengucapkan selamat dan memberikan hadiah, sementara Kakashi nampak menyombongkan diri.

'Lihatlah aku, aku yang menjadi suami Sakura!'

Kurang lebih, begitulah arti dari senyuman penuh bangga Kakashi di balik maskernya. Kemudian pandangan Kakashi dan Sakura sama-sama jatuh pada dua orang yang sedang mendekat ke arah mereka yaitu Gaara dan Sasuke, dua mantan Sakura yang fenomenal.

To Be Continued...

Summer Love (KakaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang