2 : [TETANGGA BARU]

182 26 1
                                    

"when tomorrow comes
the sun will wake you up "

—teddy bear—

Suara klakson mobil pengangkut barang beserta gebukan setiap barang yang ada membuat Haizel geram.

Faktanya, hari minggu sebagai terapi Haizel untuk tidur setelah enam hari lamanya, ia tidak berani mengonsumsi obat tidur dengan dosis besar. Semalam Haizel meminum lebih banyak dari biasanya, tentu saja atas kehendaknya sendiri.

Memang rasa ragu sempat menghantui pemuda itu, tak ingin mati konyol tentunya. Tapi apa daya? Berkat hal tersebut jugalah Haizel bisa tertidur selama beberapa jam sebelum akhirnya suara perabotan itu menyambut hari tenangnya.

Langkahnya gontai mendekati jendela kamarnya. Dahinya sedikit mengernyit melihat balkon kamar tetangganya  yang berhadapan dengan balkon kamar miliknya. Pintu balkon rumah itu sedikit terbuka.

Yang berarti tandanya, rumah yang kosong selama satu semester menjadi alasan Haizel tak pernah membuka pintu balkonnya kembali terisi. Itu membuat Haizel menjadi senang dengan alasan yang kuat, setidaknya rumah itu takkan gelap lagi dan membuat insomnia nya semakin kambuh.

"Haizel, sudah bang—," Terra yang baru ingin membangunkan sang adik langsung terdiam melihat Haizel yang masih fokus pada seorang lelaki yang mengatur perabotan yang diangkut oleh jasa sewa pindah rumah itu.

Haizel mulai tersadar ketika Terra menyesuaikan arah pandang keduanya, "loh, Jeremy?"

Ketika Terra menyebutkan sebuah nama, Haizel semakin bingung. Darimana pula kakak sepupunya itu menemukan manusia campuran luar negeri itu.

"Hah, siapa?" celetuk Haizel.

Terra memukul jidatnya pelan, "oh iya, kakak lupa. Temen kakak yang punya kafe kopi itu yang lagi ngurusin itu. Kakak memang tau bakalan ada yang pindah, tapi ga duga kalau dia yang pindahan."

Penjelasan Terra sangat mudah dipahami apalagi ekspresi wajahnya yang mulai bersinar. Wow, Haizel memang akan menebak semua itu dalam pikirannya, tapi yang jelas Terra sedang menyukai lelaki itu.

"Yeah, semoga beruntung," semangat Haizel menepuk pundak Terra dan menutup tirainya.

Pemuda yang di beri semangat langsung keluar dari kamar Haizel. Meninggalkan pertanyaan akan maksud Terra masuk ke kamarnya, apapun itu pokoknya Haizel saat ini menarik selimutnya berharap matahari siang lah yang akan membangunkan ditengah-tengah usaha tidurnya.



 Meninggalkan pertanyaan akan maksud Terra masuk ke kamarnya, apapun itu pokoknya Haizel saat ini menarik selimutnya berharap matahari siang lah yang akan membangunkan ditengah-tengah usaha tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajar berganti senja, Haizel yang sedaritadi menatap halaman bukunya dengan tenang. Cahaya jingga mulai memasuki ruangannya, saklar juga tak kunjung dihidupkan dan berakhir dengan sinar yang mulai meredup di kamar tersebut.

Menghela napas kembali, hari minggu dia habiskan dengan membaca buku, mengirim pesan pada Narvan dan Rayen. Benar-benar semembosankan itu. Haizel mulai berpikir untuk mengikuti organisasi diluar sekolah. Dan itulah yang membuatnya terdiam sedaritadi

[MH DWILOGI] : INSOMNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang