19. Saling Memaafkan

853 168 9
                                    

“Kenapa? Apakah dia masih mempengaruhi istrimu?” Salah satu alis Arga terangkat.

“Pikirkan jika aku yang bermalam di rumahmu.” Seringai Saga tersungging dengan cara yang licik. “Hanya satu malam.” 

Raut wajah Arga segera membeku , matanya memicing tajam. “Dia adik iparmu.”

Saga hanya mengedikkan bahu. Yang membuat ekspresi Arga semakin tegang. Tetapi ia tetap berusaha terlihat setenang mungkin. Buka Saga yang menginginkan Reynara, tapi Reynaralah yang pernah sangat mengejar Saga. Pun dengan pernikahan mereka yang berjalan dengan penuh ketenangan selama lima tahun ini, tetapi saja kecemburuan itu ada jika menyangkutkan antara Saga dan Reynara. Dan ia paham apa yang dirasakan Saga saat ini dengan keberadaan Dirga di rumah ini.

“Kami sudah memiliki anak.”

“Aku sudah memiliki Kei, dan apa kau tahu berapa yang ada di perut Sesil sekarang?”

Kedua mata Arga membelalak, jika satu tak mungkin Saga menanyakan hal itu kepadanya. “Kembar?”

Saga mendesah panjang. Bahkan setelah semua ikatan tersebut, tak juga membuatnya berhenti merasa cemburu dengan keberadaan Dirga di dunia ini. 

Arga termenung selama beberapa saat. “Apakah kali ini aku harus menjebak Reynara lagi?” gumamnya lebih kepada dirinya sendiri. Ya, kehamilan Reynara adalah tipu muslihatnya. Dan jika Saga memberikan sedikit saja perhatian, bukan hal sulit bagi Reynara untuk jatuh ke pelukan Saga. Satu-satunya hal yang mempertahankan Reynara di sisinya adalah karena penolakan keras Saga terhadap wanita itu.

Arga mengelengkan kepala pelan. Ia akan memikirkan masalah ini setelah di rumah. Sekarang, tujuan kedatangannya kemari adalah tentang Dirga. “Ah, kau tahu aku tak bisa membawanya ke rumahku.  Ke rumah sakit atau ke mana pun. Hanya tempat ini satu-satunya tempat yang tak berani Jimi injak.”

Jawaban itu mengembalikan suasana hati Saga yang buruk semakin memburuk.

“Dan kita membutuhkannya dalam keadaan hidup.”

Sekali lagi jawaban tersebut membuat Saga mengerang dalam hati.

“Apakah keadaannya seburuk itu?”

Saga tak menjawab. Keadaan Dirga memang berkembang membaik, tetapi tubuh pria itu jelas butuh perawatan dalam jangka panjang. 

“Jimi tipikal pria yang tak kenal takut, Saga. Dia tidak menginjak rumahku, bukan karena ketakutannya. Tapi ia tahu karena akan kalah dalam permainan ini. Dia tak peduli pada resiko apa pun, tapi resiko yang harus ditanggungnya jika melawanmu jelas berada di luar kendalinya. Hanya saja … kau yakin dia akan mengincarmu?”

Kali ini pembicaraan keduanya mulai serius. Ya, julukan Jimi di dunia bawah tanah adalah anjing gila. Tak akan berhenti sebelum lawan yang digigitnya mati.

“Dia tahu jasad Dirga tak ditemukan,” tambah Arga kemudian.

Yang membuat semua permasalahan ini menjadi semakin serius. Juga buruk. Amat sangat buruk.

*** 

Sesil menghapus air mata dengan punggung tangannya. Menghela napas panjang dan perasaannya sedikit membaik. Ia pun bergegas masuk ke bilik shower dan membersihkan diri sebelum ke kamar Kei. Hanya menatap wajah mungil Kei yang menggemaskannyalah obat untuk luka hati pada kata-kata Saga.

Tak lebih dari sepuluh menit, ia melangkah keluar dan langsung mengarah ke kamar Kei. Tetapi … langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar Kei yang sudah setengah terbuka dan samar-samar ia mendengar suara lembut Saga dan suara polos Kei dari dalam. Keduanya berdiri di depan lemari, memperbincangkan warna sapu tangan yang ingin dibawa sang anak. Perbincangan yang tak pernah bisa ia ikuti dengan baik. Selera Kei sepenuhnya sama dengan Saga. Dan saat itulah ia menyadari dirinya yang tak juga benar-benar memahami Saga.

Saga Sesil 2 ( After the Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang