Renjun melihat sekeliling dengan rasa puas. Semua lukisan terpajang sesuai dengan konsep yang ia rapatkan bersama timnya dalam beberapa minggu kemarin. Malam ini semua tamu undangan akan hadir mengikuti acara pengembalian lukisan keluarga legendaris Nyonya Helen Lee. Nenek dari Lee Soo Hyuk, walikota yang baru dilantik.
Galeri seni itu milik Renjun. Dia adalah kurator sekaligus kolektor dan juga pelukis kontemporer yang sedang naik daun di kalangan pecinta seni. Selama bertahun-tahun keluarga Renjun dipercaya oleh generasi mantan presiden Korea terdahulu untuk menjaga lukisan Helen Lee sebagai pusaka keluarga. Sekarang lukisan itu akan diambil alih oleh generasi keempat yang memutuskan untuk menyimpan lukisan bernilai sejarah itu di galeri pribadi keluarga Lee.
Renjun memastikan lagi setiap tempat duduk yang mulai penuh terisi. Jajaran tamu vip sudah ditempati oleh beberapa tamu undangan khusus, investor, donatur, kritikus seni dan hadir juga beberapa pejabat anggota dewan.
"Sunmi, kamu liat Youngjo? " tanya Renjun ketika baru sadar kalau pemuda itu tidak berada di tempat seharusnya.
Sunmi ikut melihat sekeliling. "Eh, dimana ya? Tadi dia udah dateng kok, udah aku bantu duduk juga."
"Lah? "
Renjun jadi panik. Masalahnya tamu-tamu mulai berdatangan dan ruangan itupun seketika ramai. Sementara dia harus menyambut semua undangan yang hadir sejak mereka masuk dari pintu aula.
"Kamu cari deh, ini masalah seat biarin aja. Toh udah mau dimulai. Bawa Youngjo ke sini ya kalau udah ketemu. "
Sunmi mengangguk patuh. Gadis itu kemudian keluar dari ruangan dan mulai mencari pemuda bernama Youngjo. Renjun melihat ke pintu masuk. Beberapa staffnya sibuk menyambut para tamu yang baru hadir. Dia kemudian berjalan tergesa dan ikut menyalami mereka satu per satu sambil kemudian mempersilahkan setiap orang untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.
Sementara itu di selasar toilet yang sepi, Youngjo mengarahkan tongkat ke sepanjang tembok sambil mencoba mengingat jumlah langkah dari aula utama ke dalam toilet. Matanya mengerjap. Sebelah tangan meraba udara. Dia berusaha tetap dilintasan aman. Lurus. Masih lurus. Kalau tongkatnya sudah meraba ujung tembok, dia harus belok kiri.
Belok kiri langsung pintu nggak sih. Haduh lupa. Mana udah kebelet banget ini.
Youngjo diam dulu. Dia sudah belok kiri. Tidak ada orang yang berlalu lalang lagi di sekitarnya. Tangannya kembali terulur. Handle pintu terasa masih jauh.
"Kamu mau ke toilet? "
Sebuah suara yang tiba-tiba muncul, mengagetkan Youngjo. Kepalanya menoleh sedikit tapi sorot mata masih lurus.
"Iy-iya. Ini toilet bukan ya? "
"Bener kok. Kenapa sendirian? Ayo saya bantu. "
Seketika amitan lembut langsung terasa di lengan. Youngjo menggengam tangan orang itu erat sampai kemudian terdengar suara pintu di buka.
"Kamu mau buang air kecil di kloset luar atau_"
"Di dalem aja, Kak," sahut Youngjo cepat. Dia lantas tersenyum. "Aku bisa sendiri nanti, tinggalin aja nggak apa-apa. "
"Nggak lah, saya juga mau buang air kecil. Ini pintunya awas hati-hati."
Youngjo mendengar suara pintu bilik kloset di buka. Dia lalu segera menyelesaikan urusan di dalam sana sampai terdengar helaan nafas lega. Pelan-pelan Youngjo keluar, memastikan kalau dia belum ditinggalkan.
"Sudah? Ayo sini, cuci dulu tangannya. "
Pria itu membantu Youngjo menyorongkan tangan ke bawah keran wastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN 🔞
FanfictionRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...