Semua mata tertuju pada gadis yang sedang menangis di tengah lapangan, Ada yang melemparinya botol plastik, menyiramnya dengan air, bahkan ada yang melemparinya telur. Bukan, ini bukan hari ulang tahun Zahfiana. Tapi, ini adalah hari terburuk baginya.
Satu pukulan mendarat di pelipis mata Gazza, "Lo sakit atau udah gila?"
Dengan tatapan tajam dan senyum liciknya, Gazza mengelap darah yang sudah mulai mengalir dari pelipisnya.
Gazza pergi begitu saja meninggalkan Zahfiana yang masih menangis ketakutan dan laki-laki yang baru saja memukulnya.
"Bubar lo semua, kaya gaada kerjaan lain aja." suara lantang itu baru saja keluar dari mulut Rayanka Dikta.
Rayanka menarik tangan Zahfiana, dan membawanya pergi dari lapangan yang sudah kacau balau.
****
"Makasih udah nolongin." suara sendu keluar dari mulut Zahfiana yang masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi padanya.
Rayanka hanya tersenyum sambil mengobati lecet yang ada di lutut Zahfiana.
Suasana terasa cukup hening di UKS. Sampai akhirnya Rayanka membuka suara, "Lo gausah khawatir, mulai sekarang gue bakal jagain lo."
Mendengar ucapan Rayanka membuat Zahfiana menangis tersedu-sedu. Rayanka hanya bisa memeluk Zahfiana dan mencoba menenangkannya.
****
Setelah kejadian yang menimpa Zahfiana di sekolah, Rayanka mengantar Zahfiana pulang.
"Makasih banyak ya, makasih udah baik sama gue. Gue harap lo ga berekspektasi lebih tentang gue." ucap Zahfiana sambil tersenyum.
Rayanka tersenyum, "Gue pulang dulu ya, jangan lupa bersih-bersih."
Zahfiana hanya mengangguk dan memberi lambaian tangan kepada Rayanka.
Setelah suara motor Rayanka menghilang dari pendengaran, Zahfiana bergumam, "Gue harap lo beneran bisa jagain gue Ray."
KAMU SEDANG MEMBACA
expectation
Teen FictionZahfiana Petra, seorang gadis yang sudah lelah dengan ekspektasi orang-orang terhadap dirinya. Sampai akhirnya ia tidak sengaja membuat kesalahan yang membuat orang-orang mencacinya, yang dimana dalangnya adalah Gazza Mahatma. ---- Setelah beberapa...