31. SETENGAH MATI

145 31 10
                                    

Peter sudah tak tahu lagi ia di mana semenjak Jonathan datang padanya dan menutup matanya. Ia dibawa dengan sebuah mobil ke tempat yang bahkan asing di indera penciumannya. Tidak lah lama bagi mereka untuk berkendara, hingga dapat ia simpulkan bahwa mereka masih di Alberta.

Ia direbahkan di sebuah meja besar dengan tangan dan kaki yang terikat di setiap kakinya. Ia tidak begitu yakin siapa yang mengikatnya, apakah itu Jonathan atau antek-anteknya, ia tidak tahu. Yang pasti di sini, ia lebih fokus menahan nyeri tembakan di dadanya. Ia bisa rasakan peluru masih setia membakar dagingnya.

Erangan keras terdengar di ruangan kosong itu saat Jonathan menekan bekas tembakan Peter dengan kayu. Ia juga bisa rasakan sengatan listrik menyetrum telapak kakinya. Oh, sejak kapan mereka melepas sepatunya?

Bukan satu dua kali setruman itu membuatnya mengejang. Ia berkali-kali harus berteriak usai alat setrum itu mengenai berbagai sisi tubuhnya. Saat erangannya itu dirasa terlalu kuat, satu tamparan akan melayang ke wajahnya.

"Berisik sekali. Apakah di akademi kepolisian kau tidak diajarkan menahan sakit?" Jonathan berbisik di telinga Peter dengan nada mengejek.

Peter menggeram. Ia ingin sekali mengoyak mulut Jonathan, mencabiknya menjadi beberapa bagian, dan melemparkannya ke kandang harimau. Tapi tali yang begitu kuat mengikatnya itu menahan keinginan buasnya. Juga satu sengatan listrik lagi di bagian perutnya. Cukup lama hingga membuatnya mengejang beberapa saat sebelum terkulai lemas.

Jonathan dan pengikutnya tertawa melihat Peter yang tidak berdaya di bawah siksaan mereka. Padahal seharusnya mereka tunduk pada seorang Peter, seorang Bryan Scott yang notabene adalah majikan mereka. Tawa puas menggema di setiap sudut ruangan, mereka merasa puas saat melihat atasan mereka kini menjadi tikus tak berdaya.

"Katakan, di mana kau menyembunyikan Buck bersaudara. Kau bersama Rylee, 'kan, tadi?"

Peter terengah-engah lelah. Peluhnya semakin besar seiring dengan intensnya sengatan listrik yang mereka berikan di tubuhnya. Alih-alih menjawab pertanyaan Jonathan, ia justru tersengal. Untuk mengumpat saja rasanya bibirnya begitu kelu, apalagi menjawab pertanyaan Jonathan atau pun meminta mereka untuk membunuhnya saja.

Diamnya Peter membuat Jonathan tanpa ragu meloloskan pukulan keras ke wajah Peter sebanyak 3 kali. Pria Scott itu meringis kecil saat merasakan hidungnya perih dan berbau anyir. Sepertinya ia akan mimisan jika saja posisinya saat ini tidak tengah berbaring.

Lolongannya kembali terdengar saat Jonathan menyetrum dada kanannya. Lubang di dada kanannya itu sudah nyeri karena bekas tembakan, ditambah lagi dengan setruman yang membuatnya ngilu sekujur badan.

Sialan, bisakah mereka membunuhnya saja, pikir Peter. Rasanya menyakitkan walaupun hanya untuk bertahan dari siksaan setrum listrik itu. Ia menangis dalam diam, menyimpan rasa putus asanya di balik penutup mata.

Belum reda rasa sakitnya, Jonathan mencekik lehernya hingga jalur napasnya sedikit tersumbat. Napasnya yang memang sudah sulit itu semakin sulit tangan kekar itu menekannya. "Kau penghianat, Bryan. Kau menghianati Scott," geram Jonathan dengan tangan yang semakin menekan leher Peter. "Lebih baik jika 'kerajaan' kecil ini besar di tanganku daripada di tangan orang pengecut sepertimu."

Ada rasa sakit di dada Peter mengetahui bahwa Jonathan telah berubah semenjak ia meninggalkan Alberta. Memang benar ia meninggalkan Alberta sebagai orang yang diutus Karen untuk memata-matai Mr. Buck. Memang benar ia kemudian disadarkan oleh ketulusan Sam yang mencintainya segenap hati dan membuka matanya tentang kekejaman yang Scott lakukan pada orang-orang kecil di Kanada.

Tetapi lebih dari itu, ia kecewa dengan Jonathan yang telah gila kekuasaan. Semenjak kepergiannya, pasti banyak hal yang ia lakukan sebagai orang yang dipercaya Karen -mengingat Robbin bukan lah orang yang tertarik dengan aktivitas Scott. Apakah itu yang kemudian membuat Jonathan gelap mata dan ingin mengambil alih kekuasaan Scott? Di mana kah Jonathan yang ia anggap sebagai seorang kakak baginya?

LITTLE CLICHÉ - Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang