Chapter 8

4.6K 281 7
                                    

Jeng jeng jeng... Author kembali lagi nih. Get well soon buat Lay oppa semoga cederanya cepat sembuh. Oke. Gak pakek basa basi langsung saja. Chekitdot.
Warning : Typo bertebaran
.
.
.
Happy reading
Tettt....tettt...
"Iya sebentar" suara sautan seorang gadis muda terdengar dari dalam rumah minimalis ini.
"Kau kenapa?"
"Sora-ya"suara yang terdengar sangat lirih saat Minji memanggil nama temanya itu.

"Minji-ya, weagure?" Sora membimbing Minji masuk kedalam rumahnya. Mendudukkan tubuh mereka disebuah sofa bewarna crem.
''Sora, aku harus bagaimana lagi? Aku lelah. Aku benar benar lelah sora-ya. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi" isakkan isakan kecil mulai terdengar disela sela pembicaraan mereka.
"Ceritalah pada ku. Mungkin aku bisa membantumu dan mengurangi beban fikiranmu. Jangan menangis Minji-ya kau membuatku sedih" Sora mengelus elus pundak Minji menyalurkan rasa pedulinya.

Setelah berfikir cukup panjang Minji memutuskan menceritakan perihal pernikahannya kepada Sora.
"Sora-ya aku sudah menikah, mian" suara Minji yang lirih dan terbilang pelan tapi Sora tetap dapat mendengarnya dengan jelah. Ekspresi kaget sempat terukir jelas diwajahnya, setelah mendengar perkataan Minji.

"Sora mian. Aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun dari mu. Sungguh ini sangat sulit, aku bahkan tidak bisa melakukan apapun karena ini permintaan terakhit appa ku sebelum dia meninggal Sora" Minji meraih tanggan Sora dan tertunduk. Setetes demi setetes air mata Minji membasahi punggung tangan Sora. Ikut iba melihat keadaan Minji saat ini, Sora melepaskan genggaman tangan Minji dan menghapus air mata yang membasahi pipi mulus sahabatnya ini.

"Gwaenchan Minji-ya. Aku tidak marah padamu. Uljima aku tidak suka melihatmu menangis seperti ini. Lagi pula pernikahanmu itu adalah kabar yeng menggembirakan, buat apa kau meminta maaf kepada ku? Aku cukup bahagia kok melihatmu sudah menikah" ucap Sora memberikan semangat dan mengelus puncak kepala Minji tak lupa dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"Tapi aku tak bahagia Sora. Aku menikah bukan karna dasar suka saling suka melainkan kami dijodohkan. Dia bahkan tidak pernah bersikap baik sekalipun kepada ku" Sora sedikit bingung harus berkata apa melihat Minji yang sedang mengadukan ketidak beruntungnya dia.
"Kau tau. Semua orang tua ingin kebaikan untuk anak anaknya. Mungkin appa mu menyuruhmu untuk menikah dengan suamimu karena appamu tau kalau suamimu adalah yang terbaik untukmu.
Setidaknya kau coba untuk membuka sedikit perasaanmu untuknya dan terimalah kehadirannya, aku yakin lama kelamaan hubungan kalian akan berjalan dengan baik" Minji hanya diam mendengar nasehat dari temanya yang satu ini, Minji tak tau kenapa Sora bisa berbicara sedewasa ini.

~~~

Hening...
Mulai merasa bosan akan suasana hening ini, Kai mengebrak meja kerja Sehun.
"Apa yang mau kau bicarakan?! Dari tadi kau melarangku untuk pergi dari sini dengan alasan kau mau berbicara sesuatu denganku! Kau tau, kau membuang 30 menit waktuku yang berharga ini" Kai masih terus sibuk dengan omelan omelannya.

''Kai-ya..."

"Ya, itu namaku. Kau bahkan sudah berulang kali menyebutkannya"

"Apa aku salah?..."

"Ya kau memang salah"

''Kai berhentilah memotong ucapanku"

"Arraseo lanjutkan apa yang mau kau bilang tadi"

"Hhh... Apa aku melakukan hal yang salah? Aku menariknya untuk pulang kerumah setelah semua kekacauan yang dia perbuat. Aku selalu berbohong kepada orang tuaku saat mereka bertanya kemana dia dan juga kabarnya. Bahkan dia yang melanggar duluan perjanjian yang kami buat. Sekarang kenapa dia yang marah kepadaku?" Kai yang telah mengetahui dari awal tentang perjanjian pernikahan yang mereka buat hanya dapat menghembuskan kasar nafasnya.

"Seharusnya kau menyelesaikan permasalahan Ini dengan istrimu bukan denganku. lagi pula didalam rumah tangga seserius apapun pertengkaran yang terjadi seorang suami pasti akan mengalah kepada istrinya" Kai menjelaskan dengan wajah sok wibawanya.

"Benarkah seperti itu?"

"Appa ku melakukan hal seperti itu setiap mereka bertengkar. Lagi pula bagaimana aku tau akan hal itu sedangkan aku sendiri belum menikah"

"Hhh... Arraseo pulang kerja nanti aku akan bicara dengan dia"

Kai keluar dari ruangan Sehun dengan sedikit wajah kesalnya.
"Ck. Dasar bodoh hanya mesalah seperti itu dia tidak bisa menyelesaikannya. Bilang saja kau cemburu karena melihat istrimu bersama pria lain tadi malam. Dasar oh sehun. Ckckck" omel Kai.

~~~
Hari mulai larut, minji palang keapartemantnya belum ada perubahan sama sekali saat ia pergi tadi pagi. "Pasti Sehun belum pulang" gumamnya.

Minji memasak makan malam untuknya dan Sehun. Menata rapi lauk pauk, sayuran dan nasi yang masih panas diatas meja makan. Pintu yang berbunyi dan suara langkah kaki menandakan Sehun sudah pulang hari ini.

Sehun bergegas mandi dan menyusul Minji di dapur. Melihat Sehun yang duduk dimeja makan, Minji langsung mengangkat piringnya bermaksud melanjutkan makannya di ruang keluarga.

"Duduk dan makanlah bersama ku. Ada yang ingin aku bicarakan" Minji yang mendengar ucapan Sehun mengurungkan niatnya dan kembali duduk.

Masih dalam diam Sehun belum juga bicara. Minji meletakkan sendoknya dan menatap tajam sehun.
"Apa yang ingin kau bicarakan'' masih dengan nada dingin Minji berucap.
"Mian. Aku tau aku salah. Berjanjilah kau tak melanggar peraturan yang telah kita sepakati"

"Ye. Arraseo" Minji yang mengingat nasehat Sora untuk membuka hatinya dan berusaha untuk memaafkan Sehun.

Minji pov*
Tidak ada salahnya jika aku memaafkanya lagi pula benar apa yang Sora katakan, tidak mungkin appa meojodohkan ku denganya kalau dia bukan yang terbaik buatku. Lagi pula cara bicaranya sudah mulai berubah tak sedingin dulu.

Author pov*

Matahari mulai menunjukkan diri dari tempat persembunyianya. Tenggorokan yang terasa kering mengharuskan sehun bangun dan pergi kedapur untuk melepaskan rasa dahaganya.
Dengan tertatih tatih efek dari sakit kepala yang ia rasakan saat ini, sehun berjalan menuruni tangga dan pergi kedapur. Sehun menggenggem gelas yang berada ditangannya dengan kuat. Matanya yang tertuju pada note kuning kecil yang tertempel dikulkas.

Makanlah aku membuatkan sup ayam. Ku harap kau menyukainya

Perlahan Sehun memakan sup yang Minji buatkan untuknya. Seusai sarapan sehun membuka kotak obat dan meminum obat demam.

Menghempaskan pelan tubuhnya dikasur. Sehun meraih ponselnya dan mencari nama seseorang dan menghubunginya.
"Kai hari ini kau urus semua pekerjaanku. Aku sedang sakit sekarang. Tidak ada tapi tapian"
Sehun mematikan ponselnya tanpa mau mendengar ocehan orang yang disebrang sana.

~~~
"Emmm... Jebal, kau harus bantu aku. Kau taukan kalau bos kita itu aneh. Ayolah lagi pula cuma kau satu satunya orang yang bisa kupercaya. Aku janji kalau kau mau membantuku aku akan menaikan jabatanmu. Ya, ya kumohon"
.
.
.
Tbc

Hai readersdeul, sejujurnya bagus atau tidak sebuah cerita itu tergantung dengan daya hayal readers masing masing.

Gumawo telah membaca.
Saranghae yeoreobeun❤

Salam manis dari author

I Hate You But I Need You [Exo fanfict Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang