•
•
•
•
•
•Sinar matahari masuk menembus kaca menyinari seorang laki-laki yang sedang terlelap. Bian bangkit dari tidur, seluruh tubuhnya terasa sakit akibat tidur di lantai walaupun di atas karpet bulu. Tidur di sofa bisa membuat ia susah untuk bergerak. Setelah beberapa menit dikamar mandi, bian keluar dari kamar untuk membuat sarapan.
Satu jam kemudian lysta bangun dan pergi ke kamar untuk membersihkan diri nya. Lysta keluar dari kamar, matanya mencari di keberadaan suaminya. Ia memasuki dapur ternyata bian ada didapur sedang memnyinyapkan sarapan.
Bian melihat lysta memasuki dapur langsung ternyata senyum.
"Princess mau apa?." Tanya bian seperti seorang raja yang bertanya kepada sang putri.
"Viola pacar lo?." Lysta mengambil satu botol minuman soju, menyandarkan punggung dipintu kulkas kemudian meneguk minuman tersebut.
Pertanyaan lysta mampu membuat senyuman bian memudar langsung berubah menjadi datar.
"Tiba-tiba? Kenapa nama itu bisa keluar dari mulut mu?." Bukannya memberi jawaban bian malah bertanya balik.
"Jawab. Jangan bertanya balik." Lysta menatap bian seolah siap di santap.
"Violla?, dia bukan pacar ku. Dan aku tidak pernah suka sama dia. Anna pernah berantem sama dia karna Viola selalu menganggu aku. pertengkaran mereka menyebabkan kaki Viola terkilir, jadi aku mau bertanggung jawab sebagai seorang abang menjaga Viola sampai dia sembuh. Dan sekarang semua sudah selesai. Jangan bertanya tentang gadis lain kepada ku, aku tidak suka." Bian menjelaskan apa yang terjadi dengan Viola sebelum kedatangan lysta.
Bian menatap lysta penuh arti, "duduk. sarapan, susu minum. jangan pernah lagi minum alkohol." Laki-laki itu menarik tangan lysta untuk duduk dikursi meja makan.
Setelah sarapan lysta memilih menonton drakor karna akhir pekan biasanya ia nonton drakor atau keluar sendiri untuk main dan berakhir nongkrong di cafe dengan temen-temennya. Sedangkan bian olahraga, itu kegiatan rutin nya setiap pagi dan juga berakhir nongkrong dengan para anggota black janson hingga larut malam.
"Sayang! Tolong ambilin aku air bentar!." Panggil bian.
Lysta berdecak pelan menyentakan kakinya kesel ia keluar dari kamar, mengambil satu botol minuman melangkah menghampiri bian yang berada di ruang sebelah.
Gadis itu menyodorkan minuman tersebut pada sang suami. Bian menerimanya, ia menatap lysta menaikan asli sebelah sebagai tanda tanya.
"Apa?!." Tanya lysta."Maksudku air putih sayang."
"Kan itu air putih." Lysta melipat tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
General FictionFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...