BAB 3

607 41 1
                                    

"Hhh.... Vi, kayaknya tuh anak habis dari rumah keluarga Kalendra lagi deh ketemu keluarga besarnya"

"Mungkin Jim, dia sampai kayak gitu, pasti sepupunya cari masalah lagi sama dia. Gedeg gue lama-lama sama sepupu JK beda banget sama adiknya. Eh tapi dia tadi nyebut Abraham, lho bukannya dia...."

"Udah kita nggak perlu ikut campur soal Abraham-Abraham itu. Oh ya sepupu JK yang baik itu maksud lo Rosè? iya lah dia kan bidadari yang turun dari langit"

"Brengsek lo tuh Jim, giliran Rosè aja jadi bulol lo"

"Biarin, emang dia baik dan cantik hehehe...."

"Bacot lu, Dasar bulol... Udah lah gue mau tidur, JK juga udah capek tuh kayaknya udah nggak ada pergerakan lagi" ketus Vi sambil menunjuk JK dengan dagunya, lalu ia melanjutkan "Jangan gangguin gue tidur lo, dah...sana keluar"

"Awas lo jangan main pedang-pedangan kalau berduaan ama JK, ntar lo tiba-tiba perkosa JK lagi pas dia lagi gak sadar gini" goda Jim

"Bangsat! gue masih suka suara kimochi dari Hinata dari pada kimochi suara uke apa lagi suaranya kaya Rambo"

"Mulut lo Vi, berdosa banget"

"Bacot... Udah sono, nggak kelar-kelar ngoceh sama lo"

Jiminpun mengalah keluar sambil cekikikan karena berhasil menggoda Vi. Ia meninggalkan Vi dan JK di dalam sana ia juga mau tidur di sofa depan. Capek berasa remuk semua badannya gara-gara kekuatan JK.

JK sendiri juga sudah tertidur di atas ranjang yang hanya muat untuk satu orang itu, sedangkan Vi tidur di sofa yang berada di ruangan itu.

Di luar ternyata masih ramai dengan anak-anak club, yang masih rapat mengenai kegiatan setiap bulan mereka touring sambil melakukan bakti sosial di tempat yang akan dituju.

Jimin yang baru keluar ruangan JK tanpa Vi langsung memposisikan tidur di sofa serbaguna, bisa untuk sofa atau ranjang kecil, memang disediakan beberapa di markas untuk anak-anak yang ingin istirahat saat mereka datang ke markas.

💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫


Paginya JK bangun dalam keadaan terikat diseluruh tubuhnya dengan lakban hanya menyisakan kepala dan pergelangan kaki, gila mereka. Ia mengedarkan pandangannya yang masih sedikit buram karena mabuk semalam dan baeu menyadari ia berada di basecamp tepatnya di ruangannya. Kepalanya masih terasa pening akibat alkohol yang diminumnya.

Disitu juga masih ada Vi yang molor dengan tak beraturan di sofa tempatnya tidur, sedangkan anggota yang lain sebagian sudah ada yang pulang semalam habis menyelesaikan rapat, beberapa masih di markas hanya untuk mengobrol ringan sambil begadang dengan kopi juga rokok elektrik dan kacang kulit sebagai teman.

Kembali ke JK. Saat ingin mengusap mata ia baru sadar jika tangan juga kakinya tak bisa di gerakkan karena terikat, mau teriak ternyata mulutnya juga ikut di lakban 'udah kayak diculik mafia aja gue' itu yang dipikirkan JK

Mencoba diam beberapa saat untuk menghilangkan peningnya ia akhirnya pasrah menunggu salah satu sahabatnya menolongnya. Hingga pintu terbuka, menyembulkan kepala Jimin dari luar, ia melihat JK yang ternyata sudah sadar.

Segara membantu JK yang agaknya ingin muntah karena efek mabuknya. Ia melepaskan lakban pada tangan, kaki dan mulut juga badan JK menggunakan gunting yang ada di laci nakas dan menarik lakban yang ada di mulut JK secara hati-hati. Ketua clubnya itu langsung berlari kekamar mandi yang memang ada di ruangan itu begitu Jimin selesai menngunting lakban di tubuhnya, sambil menahan mual pada perutnya agar tak memuntahi temannya yang berjongkok di depannya ini untuk membuka lakban di kakinya. Berjongkok di depan kloset dan langsung memuntahkan seluruh isi perutnya disana begitu ia berhasil masuk ke kamar mandi.

My Cuttie Yakuza (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang