✵┕⎪ 𝖖𝖎𝖓𝖌⋆𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌 ⎪┑✵
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭✯ duda ☆
"Lari keliling lapangan sepuluh kali!"
Perintah itu masih terngiang-ngiang dikepala Anthony.
"Ck! Pokoknya aku benci sama pak jiwung! Buku ku kan ketinggalan, bukannya aku gak ngerjain tugasnya!" Gerutu Anthony kelewat sebal.
"Udah nyy, udah.. gak baik menebar kebencian." Ucap Hong Hai lembut.
"Pokoknya aku kemusuhan sama pak jiwung!"
"Udah bocah! Udah kelas tiga sma masih aja kek bocah lu!" Seloroh Haruto asal ceplos.
"Ondel-ondel diem! Aku juga kemusuhan sama kamu yah!" Balas Anthony tak selo.
Ditengah perdebatan mereka, sosok guru yang dibenci oleh Anthony menampakkan wujudnya. Anthony yang melihat itu auto buang muka.
"Selamat sore, pak!" Sapa Hong Hai dan Haruto.
Pak Jiwoong tersenyum tipis,
"Sore." Balasnya dengan suara yang berat.Tatapan pak Jiwoong tidak lepas dari Anthony. Entah magnet apa yang membuat guru seksi itu menatap murid yang baru saja ia hukum.
"Kamu marah pada saya, anthony?" Celetuk Jiwoong tiba-tiba.
Sontak Anthony menatap sang guru. Tatapannya tidak berubah.
"Iya! Bapak nyebelin!" Jawabnya ketus.
Hong Hai dan Haruto hanya menggeleng heran. Sedangkan Jiwoong malah terkekeh geli.
"Yasudah. Saya minta maaf. Saya hanya menjalani kewajiban saya sebagai guru.." tutur Jiwoong tulus.
Anthony auto cemberut.
"Ck! Iya! Saya juga minta maaf!" Ucapnya tak ikhlas.Jiwoong hanya geleng-geleng kepala, lantas pergi meninggalkan ketiga muridnya itu.
"Pak jiwoong kenapa harus se-menggoda itu sih?!" Jeritan Hong Hai tertahan.
❐
❐
❐