Bab 187
Kaisar Ming Yuan berdiri, "Ayah, jadi masalah ini ..."
Kaisar Tertinggi berbalik dan pergi, "Siapa yang tahu? Tapi kudengar Jing Hou awalnya berencana untuk menikahkan putri keduanya pada Hui Ding Hou. Jing Hou benar-benar orang yang menarik. Jika kau kadang tidak bisa mengetahui situasi di pemerintahan dengan cukup jelas, cukup melihat gerak-gerik orang-orang seperti Jing Hou, mereka lebih condong ke siapa, maka orang itu pasti orang luar biasa."
Kaisar Ming Yuan mengumpat di dalam hati, sungguh memalukan memiliki besan seperti ini.
Kaisar Ming Yuan membungkuk dan undur diri.
Sekarang, dia sudah mengerti.
Sepertinya dia terlalu meremehkan Deon.
Jing Hou ingin menikahkan putrinya pada Hui Ding Hou, hubungan Selir dan adiknya sangat erat, mereka tidak ragu-ragu berusaha menghalangi pernikahan ini. Sedang Deon memanfaatkan kesempatan ini untuk mematahkan salah satu lengan Keluarga Chu.
Memikirkan hal ini, sebagian besar amarahnya lenyap, dia merasa ini adalah hal yang paling menyenangkan akhir-akhir ini.
Kaisar Ming Yuan merasa sangat senang, jadi memutuskan untuk menghadiahkan Selir Chu banyak makanan dan perhiasan, untuk membuktikan dia masih tidak ternilai meskipun jatuh ke tangan Hui Ding Hou.
Mengetahui Kaisar Ming Yuan menghadiahi Selir Chu, tamu yang datang ke kediaman Raja Deon Chu tidak ada habisnya.
Semua orang berdatangan untuk menyapa, menghibur dan memberikan hadiah, sambil mencibir Hui Ding Hou atas kesombongan dan kekejamannya.
Sera tersenyum seharian untuk menunjukkan dia baik-baik saja. Setelah tersenyum sepanjang hari, wajahnya menjadi kaku.
Akhirnya, saat matahari terbenam, semuanya sudah kembali seperti sediakala.
Dia duduk di kursi dan minum seteguk teh, lalu memejamkan matanya sebentar.
Pada saat ini, Fara datang dengan tergesa-gesa, "Selir Chu, Raja Sun sudah datang."
Sera mengangkat tangan dengan lemah, "Apakah bisa tidak menemuinya?"
"Beliau sudah sedang menuju ke Paviliun Feng Yi."
"Sudah datang ke sini? Jangan, jangan," Sera segera berdiri, "Kalau begitu pergi ke aula samping saja, apakah Selir Sun juga datang?"
"Hanya Raja Sun."
Sera tercengang. Biasanya orang-orang yang menjenguknya akan membawa serta istrinya, mengapa dia datang sendirian ke sini?
Apakah hubungannya dengan Raja Sun begitu akrab?
Dia bergegas keluar dan memerintahkan seseorang untuk mengarahkan Raja Sun ke aula samping. Raja Sun memasuki ruangan sambil melipat tangannya, melihat sekeliling lalu mengernyit.
"Apakah adik ipar sudah merasa lebih baik?" Dia bertanya.
"Terima kasih atas perhatian kakak kedua, sudah jauh lebih baik." Kata Sera.
Raja Sun duduk, "Syukurlah."
Sera tidak tahu harus berkata apa, jadi terpaksa bertanya, "Mengapa kakak ipar tidak datang bersama kakak kedua?"
"Dia tidak tahu aku datang ke sini."
"Oh!"
Fara membawakan teh, "Raja Sun, silakan minum teh."
Raja Sun menghela nafas, "Teh ini tidak bisa diminum dengan perut kosong, akan menyebabkan sakit perut. Apakah ada pengantar teh?"
"Pengantar teh?" Fara tidak mengerti.
"Dim sum." Raja Sun berkata dengan kesal.
"Ya, ya!" Fara buru-buru membungkuk, "Raja Sun, harap tunggu sebentar, hamba segera menyiapkannya."
"Apakah dibuat oleh koki istana?" Raja Sun menjulurkan tangan dari lengan bajunya.
"Ada, ada!" Kata Fara.
"Kalau ada dim sum, maka sekalian buatkan dua macam hidangan lagi. Aku bahkan belum sarapan."
"Kakak kedua belum sarapan?" Sekarang sudah hampir waktunya untuk makan malam.
"Diet, tidak bisa makan terlalu banyak," Raja Sun berkata dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
PertualanganSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...