TRAUMA

972 74 1
                                    

“eonni, kau pulang jam berapa?”

[Aku akan tidur di rumah eomma malam ini, why?]

“Kenapa kau sering sekali tidur di rumah eomma?”

[Memang kenapa? Aku juga putrinya. Kau mau ikut tidur disini?]

“Tidak, terimakasih.”

Krystal mematikan sambungan telfonnya dengan nada kesal lalu turun ke lantai bawah untuk menyiapkan makan malamnya seorang diri.

Aktivitas memasaknya terhenti saat telfon rumahnya berbunyi, dia hanya terdiam sambil menatap aneh ke arah telfon rumah yang sudah sangat jarang berdering tersebut. Dia mematikan kompornya sebentar lalu berjalan ke arah telfon tersebut.

“Halo selamat malam.”

[Halo. Krystal ini Yo-han]

“Aku tidak punya urusan denganmu..”

Krystal yang hendak menutup telfonnya segera di cegah oleh Yo-han.

[Kawasan rumah Irene sedang pemadaman mendadak dikarenakan hujan lebat, dia baru saja menelfonku sambil menangis dan ketakutan, aku mohon kesanalah. Aku sedang di luar negeri jadi tidak mungkin untuk menemuinya.]

“Hubungi saja keluarganya, aku sedang sibuk.”  Krystal menjawabnya dengan acuh tak acuh dan seolah-olah tidak mau tahu.

[Aku sudah berusaha menghubungi ibunya tetapi tidak bisa, aku mohon kali ini saja.]

Krystal menghela nafasnya dengan kesal lalu segera menutup panggilan telfonnya dan segera memacu mobilnya menuju ke kawasan rumah Irene.

Sesampainya di depan rumah Irene, Krystal tidak tahu sama sekali bagaimana caranya untuk masuk, dia ingin menelfon Yo-han tetapi dia juga tidak punya nomer telefon Yo-han.

“Kalau begini bagaimana caraku untuk masuk? Aku tidak tahu password pintunya, lagipula ini mati listrik, kunci pintunya tidak akan bekerja kalau tidak dibuka dari dalam”

Gerutu Krystal kesal di depan pagar rumah Irene sambil memegang erat payungnya karena hujan angin sedang melanda kawasan itu. Dia melihat ke kanan dan ke kiri mencoba mencari cara untuk masuk ke dalam rumah Irene.

“Coba sajalah” Ucapnya putus asa pada dirinya sendiri sambil membuka penutup keypad dan juga fingerprint lalu memasangkan jempol jarinya disana berharap bahwa smart door lock di rumah Irene juga menggunakan baterai selain menggunakan listrik.

“Terbuka.” Ucap Krystal kagum karena ternyata fingerprint miliknya belum di hapus.

Dia segera masuk ke dalam rumah Irene sambil menyalakan flashlight di ponselnya.

“Sunbae? Kau dimana? Sunbae?”

Panggilnya sambil sedikit berteriak saat dia mulai masuk ke rumah Irene dan masuk ke dalam satu persatu ruangan sampai akhirnya dia menemukan Irene sedang meringkuk di ujung ruang kerjanya yang tentu saja membuat Krystal berlari kecil dan segera memeluk Irene yang sedang menatapnya dengan ketakutan.

“Aku minta maaf karena terlalu lama. Sunbae aman sekarang.”

Irene terlihat menggenggam erat sisi kanan dan kiri baju Krystal saat Krystal memeluknya.

Sebenarnya Krystal juga belum tahu sampai sekarang alasan Irene sangat takut dengan kegelapan, dia hanya tahu kalau Irene sedang berusaha menyembuhkan traumanya tersebut tetapi sepertinya belum benar-benar hilang.

Melihat Irene mulai tenang, Krystal akhirnya membawanya masuk ke dalam mobilnya.

“Sunbae mau aku antar ke hotel atau ke rumah orang tuamu?”

My Life PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang