Part 6
Happy Reading
"Hentikan Pak hiks hiks." Erna menggelengkan kepalanya berulang kali saat melihat Ken yang akan membuka resleting rok span kerjanya."Mengapa meminta berhenti? Sudah basah ini." Ken mengusap paha mulus Erna yang sudah dari balik rok span yang dipakai Erna.
"Jangan Pak!" Teriak Erna mencoba menghentikan aksi Ken selanjutnya. Ia rasa harga dirinya sudah diruntuhkan begitu saja oleh atasannya sendiri dan sungguh sangat memalukan menurutnya.
"Oke aku tidak akan membuka tubuh bagian bawahmu tapi kau harus bertanggung jawab soal ini." Ken memaksa mengarahkan tangan Erna menyentuh juniornya yang sudah mengeras di dalam celananya.
Erna merinding merasakan melalui tangannya dan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Wah kau tau cara memanjakannya ternyata." Ken tertawa kecil melihat Erna tengah menutup mulutnya sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
Ken pun mulai melepaskan kemejanya dan sekarang dalam kondisi bertelanjang dada. Erna akui tubuh Ken masih terlihat bagus diusianya yang sudah kepala empat dan Ken sangat menjaga tubuhnya dengan rajin berolahraga setiap hari libur.
'Argh kenapa aku jadi begini, tubuhku dijamah sepuasanya oleh pria tua ini dan aku hanya pasrah di bawahnya sekarang. Aku ingin kabur sekarang juga namun aku tidak bisa melakukannya'---jerit Erna dari dalam hatinya.
"Ah Pak pelan-pelan." Erna mendongakkan wajahnya ke atas dan memejamkan matanya saat merasakan sakitnya putingnya ditarik. Kini Ken melanjutkan melahap habis buah dada Erna bergantian sampai benar-benar puas sekali.
"Mendesahlah, jangan ditahan." Suara berat Ken membuat Erna kembali menundukkan kepalanya, menatap mata pria itu yang sudah kalap oleh nafsunya yang makin melonjak.
"Ah Pak."
"Terus lah mendesah."
"Ah ah." Erna sebenernya ingin menahan bibirnya untuk tidak mendesah tapi sayangnya tidak bisa dan tidak bisa menolak apa yang dilakukan oleh Ken. Desahan menyatu dengan suara tangisannya.
Selesai sudah, selanjutnya Ken mengecup bagian dada dan leher Erna. Semakin ke atas lalu merujuk pada bibir ranum berwarna merah muda Erna berukuran mungil dan tipis. Awal Ken menghapus lipstik yang berada dibibir Erna secara lembut tapi tak sepenuhnya lipstik milik Erna bisa luntur begitu saja.
"Aku ingin mencicipi bibir mungilmu ini." Ken tersenyum dan tatapan Ken yang teduh itu seperti bukan tatapan Ken biasanya. Erna merasakan perbedaannya dan sadar saat ini Ken sudah dikuasai nafsunya yang bergejolak.
Belum menjawab pertanyaan dari Ken, Ken sudah menyerang bibir Erna dan Erna kewalahan menyeimbangin pergerakan dari Ken yang sangat brutal. Memainkan lidahnya saat bertemu dengan lidahnya Erna dan tentu saja kedua tangan Ken tidak tinggal diam begitu saja, Ken terus meremas buah dada Erna yang berukuran besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA TUA
Любовные романы⚠️Warning 21+⚠️ >Bagi yang masih di bawah umur diharapkan untuk tidak membaca cerita ini dan dosa ditanggung diri sendiri >Cerita ini hanya untuk bersenang-senang saja dan jangan terlalu diambil serius >Kalau tidak suka, skip saja cerita ini dan ba...