-16-

1.5K 222 22
                                    

Tidak terasa seminggu sudah berlalu dan itu bermakna kalau honeymoon mereka sudah selesai. Banyak hal yang dilalui oleh mereka bersama dan mereka saling belajar untuk memahami. Jisoo juga sudah sepenuhnya membuka dirinya untuk Rose begitu juga sebaliknya.

Dan sekarang, mereka sudah tiba di Korea dengan suasana hati yang lebih menyenangkan.

"Kalian!" Jennie berlari menghampiri mereka yang sudah menunggu dibandara itu.

"Kamu telat" ujar Jisoo.

Jennie melirik jam dipergelangan tangannya "Telatnya 5 menit saja loh"

"Tetap saja telat" sahut Jisoo.

"Bodo amat" sambar Jennie beralih menatap Rose "Gimana honeymoon nya? Jisoo Oppa tidak menyakiti kamu bukan? Apa dia memukul kamu? Atau marahin kamu?"

"Heh, kamu fikir Oppa apaan huh!?" Gerutu Jisoo.

Rose pula tersenyum "Tidak kok Jen. Jisoo Oppa baik banget" sahutnya.

"Dih, baru pulang honeymoon masa manggil Oppa si. Panggil yang lebih romantis lah" komentar Jennie.

"Yang lebih romantis? Apaan?" Polos Rose.

"Ya terserah kamu si" sahut Jennie.

"Sudah lah, jangan ajarin istri Oppa yang aneh aneh" sambar Jisoo "Mendingan sekarang kita pulang. Kasian Mommy sendirian"

"Mommy tidak sendirian kok" sahut Jennie "Aku sudah menyewa pembantu untuk menjaga Mommy tapi pembantu itu hanya akan datang pas waktu pagi dan pulang pas sore si" jelasnya.

Jisoo sama Rose mengangguk faham. Dulu, Jisoo memang sudah menyewa pembantu untuk mengurus sang Mommy namun beberapa bulan yang lalu, pembantu itu harus berhenti dan Jennie lah yang menjaga sang Mommy walaupun dia sibuk bekerja di butik miliknya.




















Setibanya dirumah, Haerin langsung menyambut kepulangan anak dan menantunya itu. Dapat dia lihat raut wajah bahagia Jisoo membuatkan dia yakin pilihannya untuk menikahkan Jisoo sama Rose adalah pilihan yang tepat.

"Kalian sudah makan?" Tanya Haerin.

"Sudah Mom" sahut Rose.

"Sekarang aku sama Rose mau istirahat dikamar dulu ya. Nanti sore aku sama Rose akan kerumah Mama Papa. Rose juga sudah kangen sama mereka" lanjut Jisoo.

"Baiklah. Kalian istirahat saja" sahut Haerin.

Jisoo mengangguk dan menyeret koper miliknya bersama koper sang istri menuju kekamar. Rose pula bergegas menyusul sang suami.

"Capek juga ya" keluh Rose mendudukkan dirinya diatas kasur.

Jisoo terkekeh kecil. Dia membaringkan dirinya diatas kasur namun sebelum itu dia membawa Rose kedalam dakapannya "Ayo tidur"

"Ini masih jam 11 pagi loh" ujar Rose.

"Ya tidak apa apa lah. Lagian nanti sore kita mau kerumah Mama Papa" sahut Jisoo.

"Ya sudah deh" sahut Rose beralih memeluk perut Jisoo.

Jisoo mengelus kepala Rose dan tidak butuh waktu yang lama, rasa kantuk mula menyerang mereka dan mereka akhirnya tertidur dengan posisi yang cukup menggemaskan.



















Sore harinya, mereka sudah didalam perjalanan menuju kerumah Sara dan Hyunjae. Tidak lupa juga dia membawa oleh oleh yang dibeli untuk kedua orang tua Rose itu.

Beberapa menit kemudian, tibalah mereka disana "Oppa punya meeting sekarang dan Jennie tidak bisa menggantikan Oppa soalnya dia punya urusan di butik" ujar Rose setelah membaca pesan dari Jennie.

"Ah jjinja?" Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Aku pamit ke perusahan ya. Nanti aku kembali kesini terus kita makan malam bareng"

"Apa aku perlu ikut sama Oppa?" Tanya Rose.

"Tidak perlu. Kamu disini saja sama Mama Papa" sahut Jisoo "Aku merasa tidak enak sama Mama Papa" keluhnya.

"Tidak apa apa kok. Mama sama Papa pasti mengerti. Lagian nanti juga Oppa kembali kesini" sahut Rose menenangkan sang suami.

"Ya sudah, aku duluan ya" pamit Jisoo.

Rose mengangguk dan berganjak keluar dari mobil Jisoo. Tidak butuh waktu yang lama, mobil yang dinaiki oleh Jisoo mula berlalu pergi meninggalkan perkarangan rumah.

Dengan membawa paperbag ditangannya, Rose menghampiri pintu rumahnya.

Tok tok tok

Diketuknya pintu rumah itu berkali kali namun tidak ada sahutan. Merasa aneh, Rose memutuskan untuk langsung membuka pintu rumah yang kebetulan tidak dikunci.

Deg

Paperbag yang dipegangnya sontak jatuh ketika dia melihat pemandangan didepannya.

Nafasnya memburu ketika melihat sang Ayah yang terus memukul sang Ibu. Dapat juga dia lihat kalau ada beberapa botol kosong yang diyakini soju diatas meja makan. Sepertinya sang Ayah sudah mabuk.

"Cukup Ayah!" Sentak Rose mendorong Hyunjae menjauh dari Sara "Ibu, Ibu tidak apa apa!?" Panik Rose berjongkok didepan sang Ibu.

"Ibu tidak apa apa sayang" sahut Sara lirih.

"Apa yang sudah Ayah lakukan hah?! Bukannya Ayah sudah berjanji untuk tidak menyakiti Ibu?!" Marah Rose.

"Gue butuh uang sialan!" Teriak Hyunjae.

"Rose-ah, Ayah kamu sudah menghabiskan semua uang yang kamu berikan" jelas Sara.

Rose melotot. Astaga, dia memberikan uang 5 juta untuk kedua orang tuanya itu namun sang Ayah malah menghabiskannya dalam waktu yang singkat.

"Ayah keterlaluan!" Marah Rose.

Srettt

Hyunjae menjambak rambut Rose "Gue tidak peduli! Gue butuh uang!" Bentaknya.

"Lepasin anak gue brengsek!" Marah Sara "Gue mau cerai sama lo!" Lanjutnya.

"Tidak! Lo tidak akan pernah lepas dari gue!!" Sahut Hyunjae.

Rose menggigit bibir bawahnya bagi menahan perih. Jambakan dari sang Ayah benar benar membuatkan kepalanya pusing.

"Ayah, ceraikan saja Ibu! Ibu sudah tidak sanggup hidup sama Ayah!" Mohon Rose.

"Tidak akan!" Sahut Hyunjae.

Plakkk

Brughhh

Rose meringis ketika menerima tamparan dan pukulan dari sang Ayah.

"Brengsek!" Sara berteriak Marah.

Hyunjae tidak peduli. Dia menarik Rose dan mendorong sang anak dengan kasar. Dengan kejamnya dia menendang perut Rose membuatkan anaknya itu meringkuk kesakitan "O-Oppa, t-tolong aku" gumam Rose, berharap agar sang suami datang untuk membantunya.
















  Tekan
   👇

Mr Ji, I Love You✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang