31 || Bola mata

25K 1.7K 666
                                    

"Udah aku duga, dia berulah lagi.."

Acha mengerutkan dahinya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Zegas, "lagi?"

Zegas mengusap jejak air mata di pipi Acha, "Naka ngancam kamu?"

"Ya.."

"Ngancam gimana?"

"Kalau aku cerita soal kejadian malam itu ke orang lain, Naka bakal lakuin hal yang sama ke aku, kak Zegas, dan Karez."

"Dia bakal bunuh kita?" Tanya Zegas untuk memastikan, dan Acha menganggukan kepalanya.

"Terus apa aja yang udah dia lakuin ke kamu?" Tanya Zegas lagi, namun Acha malah menangis lirih dengan kedua tangan gemetar kecil.

Zegas menangkup pipi Acha, "tenang, Naka gak ada di sini, aku bakal lindungin kamu di rumah ini."

"T-takut..."

"Dia sejahat itu sama kamu?"

"Ya.."

"Bilang aku, apa aja yang udah dia lakuin ke kamu?"

Acha menggelengkan kepala, ia menolak untuk bercerita, Zegas pun memeluknya dan mengusap surainya dengan lembut.

"Aku masih gak ngerti, apa Naka berusaha bunuh kamu karena kejadian malam itu? Takut kamu cerita sama yang lain?" Tanya Zegas lagi yang masih membutuhkan jawaban dari Acha.

"Jangan bahas lagi kak, nanti aja," sahut Acha dengan suara gemetar, menandakan betapa takutnya ia saat ini.

"Tapi janji sama aku, kalau kamu bakal ceritain semuanya nanti, kalau kamu cuma diem masalahnya gak akan selesai, kita harus hentiin Naka sampai sini."

Acha menganggukan kepalanya, membuat Zegas menghela napas lirih tanpa melepas pelukannya.

**

Setelah tenang, Acha keluar dari kamar Zegas, ia berpapasan dengan Karez yang tengah berdiri di depan kamarnya sendiri dengan raut wajah kesal.

"Ngapain di kamar Kak Zegas?"

"Ada urusan."

"Urusan apa?"

"Bukan apa-apa, lo butuh sesuatu?"

Karez terdiam masih dengan raut wajah kesal, membuat Acha mendengus sebal, "cuma ngomongin sesuatu, gak ngapa-ngapain."

"Tidur di kamar gue, sekarang."

"Iya, tapi anter dulu ambil hp," pinta Acha sambil meraih tangan Karez dan menariknya, membuat Karez mengerutkan dahinya.

"Tumben, kenapa? Ada hantu di kamar lo?"

"Gak ada.."

Sesampainya di kamar, Acha mengambil ponselnya, namun Karez malah meraih satu kotak takoyaki yang masih utuh di atas meja.

"Kenapa takoyakinya gak dimakan?" Tanya Karez yang membuat Acha menoleh, Acha pun merebut takoyaki itu dan menaruhnya di dalam laci.

"Gak enak."

"Kenapa gak dibuang?"

"Nanti sekalian buang sampah ke pinggir."

"Bentar, gue kesel banget lo main rahasia-rahasiaan sama gue, gue peka banget lo ada urusan sama Kak Zegas dan Naka tanpa sepengetahuan gue," ujar Karez menahan tubuhnya saat Acha hendak menariknya untuk keluar.

"Gak ada Ish!"

"Ada, lo harus cerita sama gue."

"Bawel, sana keluar! Gue mau tidur sendiri aja—."

365 Days With The Boss ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang