【Ch. 1】Pertemuan.

1 0 0
                                    

Please give me a vote and coment 'v'.
And, enjoy my story^^.

Sore itu, dibulan September tanggal 7.
Cuaca yang mendung dan angin yang bergemuruh hebat. Rintik hujan yang turun dengan lembut berganti dengan hujan lebat yang menutupi jalan itu. Pengendara kesusahan untuk berjalan karena hujan yang bergemuruh. Para mahasiswa hingga pejalan kaki memilih untuk meneduh dihalte dekat sana yang bertuliskan 'RS Islam'.

Tak terkecuali Mentari Navizah Oktavia atau yang kerap dipanggil Rina. Gadis itu duduk termangu dikursi yang disediakan disana, berharap ada bus yang lewat sehingga ia dapat pulang tepat waktu.

'Idihh, lama amat ujan nya. Pegel gua duduk mulu, mana ni perut keroncongan kaga sempet diisi'. Batin Rina.

Tak lama datanglah seorang lelaki dengan umur sekitar 20 an. Ia meminta izin untuk duduk disamping mahasiswi itu.

"Misi, saya duduk disebelah sini boleh?". Ucap sang empu dengan suara yang agak serak.

Rina yang terkejut pun langsung melihat kearah lelaki itu. Lelaki dengan tinggi berkisar 180cm dengan almet hijau bertuliskan universitas yarsi kebanggaannya.
Rina yang sibuk menilai penampilan lelaki itu pun tersentak karena ucapan sang empu yang merasa terganggu.

"Ada apa ya mbak?". Sang Lelaki menaikkan satu alisnya tanda ia bingung.

"Oh engga. Saya liat masnya pake almet yarsi. Anak yarsi juga mas?"

"Hehe, iya mbak. Kalo mbaknya sendiri mahasiswi mana?".

"Sama, saya juga yarsi mas".

"Haha, sama dong. Boleh kenalan?".

"Boleh, gue Mentari. Bisa dipanggil Rina".
Ucapnya lalu menjulurkan tangan.

"Gua Samudra. Bisa dipanggil, Sam".
Sam pun menjabat tangan Rina.

Mereka pun duduk berdampingan dan membicarakan dari mulai jurusan yang mereka ambil hingga pengalaman mereka saat masih menjadi maba.

Langit semakin gelap. Sore menjadi malam. Dan angin yang berhembus semakin dingin hingga terasa seperti menusuk ke tulang. Saat ditengah pembicaraan mereka, tiba-tiba angin berhembus kencang membuat Rina mengigil. Rina sontak bergumam ... 

'Shhh ..., dingin banget ...'

Namun rupanya, gumaman Rina sampai ke telinga Sam. Sam yang tak enak hati pun melepaskan kemeja flanel kotak-kotak dengan warna hitam ke abu-abu an miliknya.

"Nih pake aja, Rin. Maaf kalo kurang pas".
Ucapnya sambil menyodorkan kemeja itu.

"Haha gausah, Sam". Ucapnya sambil mengangkat kedua telapak tangannya.

"Gapapa. Pake aja". Sang empu kembali menyidorkan kemeja itu namun dengan senyum tipis diwajahnya.

"Aduhh, maaf ya ngerepotin". Ucapnya sambil memakai kemeja tersebut.

"Santai aja, Rin".

Tak disangka hujan sudah reda. Sam memilih untuk berpamitan karena masih ada kegiatan yang harus ia lakukan.

"Gua balik duluan ya, Rin. Masih ada urusan soalnya". Ucapnya sambil bangun dari duduknya.

"Iya gapapa, Sam. Hati-hati ya". Rina tersenyum dengan mengayunkan telapak tangannya.

"Dah".

"Bye".

>>>>>>>•<3•<<<<<<<

Okelah segitu dulay.
Makasii yang udah bacaa^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samudra dan Sejuta RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang