Krystal keluar dari kamar operasi dan sudah melihat Rebecca yang sedang menunggu di tempat yang biasa digunakan para dokter yang baru saja melakukan operasi melepas jubah operasi, topi, membuang sarung tangan dan juga mencuci tangan mereka di luar ruang steril operasi.
“Kenapa kau disini?” Tanya Krystal santai sambil melepas jubah dan juga sarung tangan medisnya yang penuh dengan darah.
“Bukankah kau belum punya pasien? Apa pasien darurat?”
Krystal mengangguk kepada Rebecca yang masih berdiri di sampingnya dan menungguinya yang sedang mencuci tangan.
“Pasien kecelakaan lalu lintas.”
Rebecca terlihat hanya mengangguk sambil masih berdiri di memandangi Krystal yang sedang cuci tangan.
“Ada seseorang yang menitipkan sesuatu untukmu, aku letakkan di ruanganmu.”
“Siapa?” Tanya Krystal santai sambil mengeringkan tangannya, sedangkan Rebecca hanya tersenyum lalu berpamitan dan meninggalkan Krystal sendirian tanpa memberi jawaban dari pertanyaan yang dia berikan.
Krystal masuk ke ruangannya dan melihat sekotak sushi paket lengkap dengan kertas kecil di atasnya yang tertulis,
“Jangan lupa makan. Irene”
Krystal segera mengambil ponselnya dan menghubungi Rebecca tetapi tidak mendapat jawaban sama sekali.
Akhirnya dia menghubungi ruangan praktek Rebecca dan ternyata pasien Rebecca hanya tinggal 5 orang.
Krystal segera turun ke bagian rawat jalan, dia menyusuri lorong penuh dengan orang untuk menuju ke ruangan salah satu dokter Orthopedi & Traumatologi Hope Hospital yang tidak lain dan tidak bukan adalah Rebecca.
“Maaf, apa pasien dr.Rebecca masih banyak?” Krystal terlihat bertanya kepada perawat yang ada di depan ruangan Rebecca yang baru saja mempersilahkan pasien masuk ke ruangan Rebecca.
“Hanya tinggal 3 lagi dokter untuk yang rawat jalan pagi-siang. Dokter ingin bertemu dr.Rebecca sekarang?”
“Tidak usah. Aku akan menunggu di kursi tunggu sampai pasiennya habis”
Krystal memberikan senyumnya sebelum dia ikut duduk di kursi ruang tunggu sampai akhirnya beberapa saat kemudian pasien sudah habis dan dia masuk ke dalam ruangan Rebecca.
“Ikut aku sebentar.” Perintah Krystal sambil menarik paksa Rebecca keluar dari ruangannya dan membawanya masuk ke ruangan tangga darurat.
“Lepaskan! Kau kira tidak sakit?” Gerutu Rebecca setelah dia melepaskan paksa genggaman tangan Krystal dan sekarang mengusap pergelangan tangannya.
“Kenapa kau membantu Irene? Aku sudah berjuang selama 3,5 tahun untuk melupakannya, kenapa kau sekarang justru membantunya?”
“Aku tahu tidak mudah prosesmu untuk melepaskannya, tapi disini pun dia juga tidak mudah menjalani hidupnya. Apa kau tahu kalau ibunya mengalami depresi dan sekarang dia ada di luar negeri untuk pengobatan? Apa kau tahu kalau ayahnya meninggal karena kecelakaan mobil 3 tahun yang lalu dan dia meninggal bersama selingkuhannya di dalam mobil?”
“Jangan menipuku! Yo-han bilang ibunya tidak bisa dihubungi beberapa hari yang lalu saat Irene ketakutan di rumahnya karena pemadaman listrik, bagaimana mungkin ibunya ada di luar negeri?”
“Karena Irene memang tidak mengizinkan dunia luar tahu kondisi ibunya. Kondisi kematian ayahnya saja sudah menghancurkan hidupnya. Bahkan W-Group hampir bangkrut karena semua orang menarik investasinya disana, dia bahkan harus mengganti rugi miliaran setelah skandal besar itu, dan kau tahu? Dia berusaha sendiri mencari investor dan yang lainnya untuk kembali membangkitkan W-Group, dan lihat? Hanya perlu waktu sekitar 2,5 tahunan dia berhasil mengembalikan W-Group ke puncak tahtanya. Ayolah Krys, aku tahu kau masih mencintainya, berhenti seperti ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner
FanfictionKrystal, seorang dokter bedah sekaligus profesor muda, kembali bertemu secara tidak sengaja dengan cinta pertamanya sekaligus seniornya saat dia masih di bangku SMA, apakah kisah cintanya akan berhasil kali ini.