Sejak kejadian yang Nesa memberi tau bahwa Gehan berbohong padanya, entah kenapa perasaannya sedikit tidak menyukai cowok itu. Tapi jika ditanya apakah dirinya masih suka, maka jawabannya iya.
Seperti biasa, setelah memarkirkan motornya di parkiran Ayra becermin untuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Bertepatan dengan itu, datang satu motor scoopy hitam yang sangat Ayra kenali pemiliknya. Sialnya, motor itu parkir tepat disebelahnya.
Gadis yang duduk diatas motor itu turun sebelum Heksa masuk ke barisan parkiran. Menunggu sang kekasih selesai dengan urusan parkiran motor tersebut.
"Al? Udah belum?" tanya gadis dengan rambut sepunggung itu dengan sedikit menyorak setelah beberapa menit.
Heksa membuka helmnya. "Sebentar, Ay."
Ayra yang sebenarnya sudah siap dengan kegiatannya sedari tadi, masih tetap disana seolah-olah sedang merapikan rambut. Ingin melihat sejauh mana orang ini berpacaran didepannya.
Kalau boleh jujur sih ya, Ayra sebagai jomblo terhormat sedikit tersinggung dengan kejadian yang menimpanya pagi ini.
Panggil Ay segala lagi. Kan dirinya merasa terpanggil. Ish.
"Ayra?" Gadis berbando hitam itu menoleh pada Heksa.
"Kenapa?"
"Lo ga ke kelas?"
"Bentar lagi. Gue nunggu Nesa dateng."
Heksa mengangguk. "Yaudah, gue duluan ya."
Ayra mengangguk. Memperhatikan punggung tegap Heksa yang berjalan dengan menggenggam tangan sang pacar.
Nesa
lo dmn?
gw udh smpe nihdi kelas
anj
gw nungguin lo begehehehe
sorry ay
gw lupa klo pnya tmen spek kaya lobodoamat!
Ayra keluar dari basement menuju kelasnya. Sedikit bersenandung kecil ditengah perjalanan untuk membangkitkan mood nya yang sudah menguap entah kemana. Dan tepat dihadapannya saat ini, Heksa melambai kepada Nadya yang baru saja memasuki kelas. Hal itu sontak membuat nyanyiannya berhenti.
Gadis itu sengaja memelankan langkahnya agar tidak berpapasan dengan Heksa. Entahlah. Ia terlalu malas bertemu cowok itu karna kejadian tadi pagi.
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Heksa lebih dulu memasuki kelas dan disusul oleh Ayra dibelakangnya. Mungkin jaraknya sekitar 5 langkah.
Ayra duduk ditempatnya. Menghembuskan nafas gausar. Melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan, berarti tandanya sebentar lagi pembelajaran akan segera dimulai.
Nesa memperhatikan Ayra dari samping. Berbisik ditelinga gadis itu. "Bete banget neng."
Ayra menoleh dengan tatapan memelasnya. "Gimana ngga bete coba? Pagi-pagi udah disuguhin pemandangan yang membuat jiwa jomblo gue meronta-ronta," ketusnya sedikit melirik ke belakang.
Nesa mengikuti arah pandang Ayra. Terdapat Heksa yang sedang mabar dengan Ares yang duduk disebelahnya. "Nadya?" tebak cewek berponi itu tepat sasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Ayra: Cerita Cinta SMA
Teen FictionMemang benar, masa SMA itu masa yang paling indah. Masa dimana kita mulai mengenal apa arti cinta sesungguhnya. Ayra selalu menanamkan pada pikirannya, bahwa ia tidak boleh terlalu berharap bahwa percintaannya di masa SMA akan sangat bahagia. Layak...