Kau menggoda sekarang?

3.8K 83 2
                                    

cerita klise, agak boring. two shoot only.
vote and comment will bring joy to author.

-

Jaemin mengutuk sepanjang hari. Jika saja ini di rumahnya dan ia sedang sendirian mungkin ia sudah mengudarakan sumpah serapahnya, namun lain cerita jika ia di rumah seseorang yang ia tidak terlalu kenal, ia hanya dapat mengutuk dalam hati.

Mengutuk siapa kau tanya? Tentu saja dosen yang memberi tugas kelompok berisikan dua orang ini. Sialan. Butuh 3 sampai 4 orang untuk menyelesaikan proyek ini namun si dosen satu ini malah mempersulit mahasiswanya sendiri! Persetan! Teriak Jaemin dalam hati.

"Na Jaemin, jika kau tidak fokus mengerjakan tolong pulang saja. Aku tidak butuh orang yang tidak disiplin waktu sepertimu." tegur orang di hadapannya setelah mendengar dengusan Jaemin.

"M-maaf. Sebentar lagi aku selesai." ucap Jaemin. Bohong tentunya karena ia baru mengerjakan setengah laporannya.

Orang dihadapannya memperbaiki posisi kacamata yang menghias wajah tegasnya. Ia tampak fokus dengan buku fiksi di tangannya. Membuat Jaemin tambah kesal, walau memang tugas pria dihadapannya ini sudah selesai namun fakta bahwa teman sekelompoknya itu tidak menunjukkan niat untuk membantunya sedikit pun membuatnya sedikit jengkel.

"Errr Jeno, boleh kau cek setengah dari draft yang ku kirimkan? Aku sedikit bingung di bagian itu. Tolong beri tahu jika ada yang ingin di revisi." Bohong. Tentu saja Jaemin ingin melihatnya ada kerjaan lagi. Haha. Tawa jahat Jaemin rasanya terdengar.

"Kau perhatikan sendiri terlebih dahulu, apa gunanya kau jika hal seperti itu saja tidak bisa?" cibirnya.

Jaemin menghela napas kasar membuat Jeno meliriknya dari ujung mata, "Minum?"

Jemari lentik Jaemin berhenti menekan keyboard, mendongak. Menatap bingung Jeno yang sedang meliriknya juga, "Aku menawarkanmu minuman."

"Ahhh. Iya. Tolong, terima kasih." Balas Jaemin gugup dan melanjutkan kerjaan yang ia tinggalkan beberapa detik. Ia tersenyum canggung.

Sedangkan, di satu sisi Jeno susah beranjak meninggalkan buku fiksinya di atas meja dan keluar ruangan. Yang Jaemin tahu pergi mengambil minuman untuknya dan juga dirinya sendiri, mungkin.

Beberapa menit keluar, sang pemilik rumah akhirnya kembali. Membawa nampan berisi dua gelas air.

"Teh hijau, bagus untuk pencernaan." ujarnya saat meletakkan gelas di samping laptop milikku. "Hati-hati dengan laptopmu."

Ia mendadak perhatian. Pikir Jaemin.

"Kau jadi banyak bicara."

"Aku tersinggung."

"Ahhh, maksudku bukan begitu. Maksudku kau jadi banyak mengajak ngobrol dari sebelumnya."

Jeno mengangguk-angguk paham menanggapi penjelasan yang ku berikan. Ia kembali duduk di hadapanku dan meraih buku fiksinya, "Kau terlihat bosan, kupikir ngobrol bisa bantu meredakan."

"Kau ingin ngobrol tentang apa?" Jaemin masih terus mengetik saat berkata demikian.

"Tell me about yourself, and then i'll tell you about myself." ucapnya percaya diri. Dan rasa percaya diri itu membuat Jaemin terkikik, adegan tersebut tertangkap jelas di mata Jeno yang membuat alisnya saling bertemu.

"Sorry, lucu. Tapi sebenarnya nothing special about me. What about you go first?" tantang Jaemin.

Jeno berpikir cukup lama, Jaemin masih mengetik bebas di laptopnya. Menyelsaikan kata perkata menunggu Jeno merangkai kata tentang dirinya sendiri.

"Anak olimpiade dan langganan juara kelas?" ucap Jeno, sedikit ragu. Membuat Jaemin sedikit tercengang.

"Narsis ya." Jaemin meminum teh yang Jeno sajikan sebelumnya.

"Funfact, setelah ketemu Na Jaemin. Jadi ingat saat kecil dulu sering dipanggil Nono." ucap Jeno, ia melirik Jaemin sebentar, "Nana and Nono."

Jaemin terbahak, "Cocoklogi?"

"Semacam itu?"

Jaemin kembali terbahak, "Kau terlihat lebih cantik ketika tertawa daripada mendengus."

Celetukan itu membuat Jaemin melirik Jeno, kembali meninggalkan kerjaannya. Dan entah sejak kapan Jeno sudah tidak membaca buku fiksinya lagi. Ia sibuk memandangi Jaemin yang daritadi hanya fokus dengan laptop miliknya.

"Kau menggoda sekarang?"

Kali ini Jeno yang terbahak, tanggapi Jaemin yang menatapnya nanar.

"Serius."

"Okay.. Thank you."

"My Pleasure, what about dinner? You in?"

t - b - c

Next chap: Mau ku buat kenyang?

☆ WEi

Hangover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang