Lembaran kosong

21 3 0
                                    

"Suka suka ibu aja deh"

Cala Adinata, remaja yang hampir setiap hari bertengkar dengan orang tuanya, masalah sekecil apapun pasti didebatkan mereka.

"Jam berapa ini Calaaa!!, kalo telat jangan jam segini atuh"

"Iya, maaf bu tadi saya nolongin orang dulu di jalan"

"Haduhh alesan minggu lalu itu mah Cala, yaudah masuk sana"

Sudah menjadi rutinitas Cala telat masuk sekolah, semua alasan sudah pernah ia pakai sampai guru guru hanya bisa menggelengkan kepalanya. Wali kelasnya pun sudah berulangkali menasehati Cala untuk bangun lebih pagi, tapi mungkin itu tidak akan membuat Cala untuk tidak telat, karena yang membuatnya telat adalah selalu berdebat dengan orang tuanya terlebih dahulu.

XI - 4

"Gila sekarang jam berapa Cal lu baru dateng, kenapa lagi?" Tanya Rian, teman sebangku sekaligus teman masa kecilnya

"Gapapa"

Bohong, kebiasaan buruk Cala yang sudah dari dulu ia punya untuk menutupi masalah yang ada. Walaupun teman temannya sudah bilang kalau ada apa apa cerita, selalu dijawab nanti, tapi tidak tau nantinya itu kapan.
Cala masuk kelas sudah di jam kedua pelajaran, dan jam kedua itu adalah pelajaran Biologi yang dimana gurunya terkenal tegas.

"Coba sekarang saya mau satu orang maju kedepan untuk menjelaskan soal nomor 5" Ujar guru biologi tersebut

"Saya pak" Ucap salah seorang perempuan berambut pendek sebahu yang langsung maju kedepan untuk menjawab soal itu


Memperhatikan Riasa adalah salah satu hal favorit Cala, entah apa yang membuatnya senang melihat perempuan itu, beda dari yang lain. Seperti melihat banyak kupu kupu di taman bunga dan ada satu kupu kupu dengan warna paling indah yang terbang paling tinggi diantara kupu kupu lainnya. Mungkin itu yang ada di benaknya ketika melihat Riasa.

"Gila si Riasa aktif banget ya di semua pelajaran Cal, udah mah aktif, friendly lagi"

"Iya, keren"

Riasa Nayanika, perempuan berambut pendek itu selalu saja menarik perhatian Cala karena sikapnya yang menurutnya berbeda dengan orang lain.
Ia selalu memperhatikannya kalau Riasa aktif dikelas, sesekali Cala melihat Riasa diam dan sedikit berinteraksi dengan temannya pasti langsung terpikir jika ada masalah yg sedang Riasa hadapi dan selalu mencoba menutupi masalahnya itu dengan aktif dan tertawa bersama teman temannya.

"CALA!! PERHATIKAN DEPAN, JANGAN NGELAMUN AJA" Pak Cahyo yang merupakan guru biologi tersebut ternyata melihat Cala yang sedari tadi melamun sontak menegurnya. Entah sudah keberapa kali Cala di tegur guru karena sering melamun dikelas.

"Cala mau nyatet ngga?" ucap Riasa sambil menyodorkan buku catatan miliknya yang membuatnya lebih kaget lagi ketimbang teriakan Pak Cahyo

"Eh iya boleh, makasih"


Kringg
Bel tanda istirahat


Seperti siswa pada umumnya, Cala dan teman temannya pergi ke kantin untuk pergi makan atau hanya ingin keluar kelas saja.

"Mau makan ga lo cal?" Tanya Rian

"Ngga dah, tolong pesenin es teh aja ya"

"Kalo lu mati gara gara kelaperan gua gamau ngelayatin lu ya Cal, dari kita kenal lu cuma pesen es teh doang"

"Bawel ah"

Sembari menunggu Rian, Cala duduk di kursi dengan tatapan kosongnya, tanpa disadari matanya tertuju pada satu perempuan berambut pendek. Riasa. Ya, Cala memandangi Riasa dengan tatapan penuh makna, yang dimana Cala pun tidak mengerti apa makna tersebut.

"Liatin siapa sih, fokus banget gua liat liat"

"Lagi liatin orang masak mie"

"BOONG BANGET LO, gua tau kok lu liatin siapa"

"Siapa?"

"Riasa kan? keliatan banget Cal dari semester kemaren. suka kan lo?"

"Ngga"

"Kalo soal yang lain lu bisa boongin gua Cal, tapi kalo ini udah keliatan banget"

"Gatau gua ah yan"

"Yaudah, nih es teh tercinta lo"

"Makasih ya"

Karena kantin penuh dan hanya tersisa dua bangku di dekat Cala, Riasa dan teman sebangkunya Achel menghampirinya untuk meminta izin agar boleh duduk disitu

"Gue boleh duduk disini ngga?"

Cala kaget sampai es batu yang sedang ia gigit malah tertelan

"Iya duduk aja sa" Jawab Rian sambil menggeser posisi duduknya agar mereka bisa duduk, entah apa yang terjadi pada Cala, tapi dia merasa detak jantungnya mulai tidak karuan. Ia merasa sangat gugup jika ada di dekat Riasa, dan Rian menyadarinya. Saat sedang asik mengobrol, Riasa tidak sengaja menyenggol air minum miliknya dan tumpah di celana Cala

"EH CALA SORRY GUE GA SENGAJA SUMPAH" Riasa panik sambil mengelap celana Cala

"Iyaa gapapa sa, kan gak sengaja"

"Maaff"

"Udah gapapa"

Untung saja yang menumpahkan teh itu Riasa, coba aja kalau orang lain, Cala pasti sudah memarahi orang itu habis habisan.

•••

Seperti pada hari hari biasanya, sepulang sekolah Cala tidak langsung pulang kerumahnya. Nongkrong bersama teman temannya menjadi hal yang selalu ia lakukan untuk melepas penat keseharian. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi setidaknya itu bisa membuat Cala merasa lebih tenang dan nyaman ketimbang dirumahnya sendiri.

"Yan, lu setuju ga kalo kebahagiaan itu dibuat bukan dicari"

"Lah, gaada angin gaada ujan tiba tiba banget lu ngomong kayak gitu. Kenapa emangnya?"

"Ya gapapa, nanya aja"

"Setuju sih"

Cala hanya mengangguk dan Rian hanya kebingungan dengan salah satu temannya itu. Entah apa yang terjadi padanya, tapi Rian berharap agar Cala mendapatkan seseorang yang bisa membuatnya lebih terbuka pada dunia dan mengisi lembaran kosong pada hidupnya.

"Yan, kayaknya gua suka sama Riasa"

Cala (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang