Achel yang sedari tadi mendengar cerita Cala hanya senyum senyum sendiri "Lo mau tau gak nih cal?" Ucap Achel yang ternyata lebih bersemangat membahas itu ketimbang Cala sendiri. "Apa?" Dari yang tadinya sedang sibuk membungkus kado, Cala langsung menegakkan tubuhnya dan seperti sangat siap mendengarkan Achel yang sudah pasti berkaitan dengan perempuan favoritnya itu.
"Dia tau loh cal kalo lo suka sama dia" Ucapan Achel barusan membuat Cala kaget dan merasa bingung karena 'emangnya keliatan banget ya?' Pikirnya itu
"Terus dia juga pernah bilang cal, kalo dia tuh pengen banget lo confess"
"Gausah boong kenapa chel" Sebenarnya Cala menahan salah tingkahnya itu sedari tadi, tapi dilain sisi ia tidak mau merasa kepedean. "Sumpah Cal gue gak boong" Kata Achel yang berusaha meyakinkan omongannya itu. Memang sangat sulit untuk membuat Cala percaya akan itu, karena ia takut itu hanya menjadi omongan yang membuat kepercayaan dirinya semakin menjadi jadi.
"Turunin gengsi lu cal, ungkapin perasaan lu ke dia. Lu mau pindah sekolah kan? ini kesempatan lu cal"
"Iya chel, nanti gua pikirin lagi"
"Jangan kelamaan cal"
"Iya Achel"
•••
'Perasaanmu dapat terdengar, walau tidak terucap'
Cala menutup buku itu setelah membaca kalimat yang baru saja ia baca, menutup buku dengan helaan nafas panjang dan menatap langit, berfikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya pada hidupnya. Perlahan ia mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya
"Novel tentang apa cal?" Tanya Riasa yang tiba tiba datang menghampiri Cala dengan wajah penasarannya itu
"Tentang orang yang gak bisa ngerti sama perasaannya sendiri"
"Ohh, lo suka baca novel juga ya? keren tau orang yg suka baca novel menurut gue"
"Kenapa keren?"
"Karena menurut gue, orang yang baca novel itu berusaha memahami cerita dan sudut padang orang lain tentang dunia mereka masing masing. Dan mereka juga harus menerima apapun endingnya itu"
"Bearti lu orang keren sa"
"Kok gue?"
"Ya tadi kan lu suka baca novel gitu, terus lu juga ingin memahami apa yang si penulis itu sampein"
"Ahahaha, ngga kok, gue baca buku cuma iseng aja"
"Sa, menurut lu gua bisa gak ya bikin novel?"
"Bisa, kalau lo ada niat"
"Tapi gua gak pede sama cerita gua sa, gua malu kalo cerita gua di baca orang orang"
"Lo harus pede cal, dan gue yakin kok kalo lo bisa bikin novel yang bagus"
Kata kata Riasa itu membuat adanya lekukan pada bibir Cala, ia senang bisa ngobrol seperti itu dengannya. Hal yang sebenarnya sangat jarang bisa terjadi antara mereka.
Suasana yang tidak terduga itu tiba tiba saja datang ketika Riasa datang menghampirinya, nyaman dan tenang. Ingin sekali Cala mengabadikan suasana itu, atau ia ingin suasana itu terjadi setiap harinya.
Tidak lama setelah obrolan menyenangkan mereka, Riasa yang tadinya terlihat cukup ceria berubah menjadi agak murung, Cala yang menyadari hal itupun membalikkan tubuhnya ke arah Riasa
"Kenapa Sa?" Tanya Cala yang heran melihat perempuan favoritnya itu dengan cepat berubah menjadi diam dan seperti memikirkan sesuatu.
"Ya? gapapa kok"
"Sa, kalo ada apa apa bilang aja sa, gua mau kok bantu lu"
"Iyaa, makasih ya cal, tapi gue gapapa kok"
"Gua ada kok buat lu sa kalo lu mau, gua mau dengerin keluh kesah lu"
Kalimat itu tiba tiba saja keluar dari mulut Cala tanpa disadarinya, Riasa yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat Cala "Iyaaaaa Calaaaaaa" Ucap Riasa dibarengi oleh senyuman yang membuat Cala ikut tersenyum.
Riasa mengambil handphone dari meja dan beranjak dari duduknya "ke kelas yuk? udah bel" Tanpa bicara Cala hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang.
Cala yang daritadi jalan berdampingan dengan Riasa merasa ada yang mengikutinya dari belakang, saat ia menengok, ternyata Achel yang sedari tadi ada dibelakang mereka, ia hanya tersenyum menggoda Cala yang berduaan dengan Riasa. Setelah ketauan oleh Cala, Achel seperti mengisyaratkan untuk 'Ajak ngobrol lagi' dengan menggerakan mulutnya tanpa suara, Cala pun langsung mengerti apa yang dimaksudnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cala (ON GOING)
RomansaMenunggu jawaban dari ketidakpastian adalah suatu hal yang menyakitkan