Malem readers ku💙
Happy readings....
° ° °
Malam di Omaticaya berlalu dengan cepat, matahari mulai menampakkan sinarnya seakan memberitahu seluruh penghuni desa untuk segera memulai aktifitas mereka sehari-hari.Perjalanan menuju Laut Metkayina mungkin akan membutuhkan waktu yang panjang. Sekarang mereka telah bersiap-siap seperti mengemas barang bawaan, memberi makan ikran dan yang terpenting mengisi perut mereka sendiri. Semua dilakukan dengan cepat agar sebelum matahari semakin tinggi di langit mereka bisa memulai perjalanan menuju Awa'tlu.
Tersem memberi banyak perbekalan agar selama di perjalanan mereka tidak perlu lagi mencari makan, mereka hanya perlu makan dan minum dari bekal yang ia berikan.
Sebelum memulai keberangkatan lebih dulu Shira memberikan Sue makan pagi, "makan yang banyak, sue, setelah ini kita akan melakukan perjalanan panjang" Sue makan dengan lahap membuat Shira senang melihatnya.
"Good girl" gumamnya sambil menepuk lembut leher Sue.
"Selamat pagi kakak ipar" Lo'ak datang membawa beberapa potong daging untuk Ikrannya juga, "sudah siap untuk perjalanan panjang?" tanyanya sekedar basa-basi.
"Berapa lama perjalanan kita?"
"Tujuh jam kalau tidak banyak berhenti, paling tidak mungkin delapan jam" Lo'ak melempar sepotong daging yang ditangkap ikrannya dengan sempurna.
"Oh, hari ini akan menjadi hari yang panjang" gumam Shira pelan kemudian meraih wadahnya yang sudah kosong ditanah, baru saja ia mau pergi dan Neteyam datang untuk memberi makan Kaym.
"Sudah selesai?" Neteyam melihat wadah kosong ditangan Shira, karena itu istrinya tak menjawab.
"Ada beberapa hal yang harus aku kemas dirumah" ucap Shira.
"Pergilah"
Shira berbalik pergi.
"Ma wife" Neteyam memanggilnya membuat wanita itu menghentikan langkah lalu berbalik, menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. Neteyam berjalan mendekat lalu memeluk pinggangnya tanpa aba-aba membuat Shira sedikit terkejut.
"Ma teyam!" Shira melihat ke sekitar dengan was-was, "apa yang kamu lakukan? banyak mata melihat kita!" ia melemparkan tatapan melotot tetapi pemuda itu malah terkekeh pelan.
"Aku tidak peduli" Neteyam sengaja menggoda Shira persis seperti wanita itu menggodanya di malam pesta. Shira hanya bisa mengulum senyumnya atas perlakuan pemuda itu.
Kepanikan Shira semakin menjadi-jadi saat ia melihat Mo'at berjalan kearah mereka, "Ma teyam! nenekmu, dia mau kesini" Shira menepuk-nepuk tangan Neteyam agar pemuda itu melepaskan pelukannya. Tetapi bukannya dilepaskan, Neteyam malah semakin memperat pelukannya.
"Sxkawng lepaskan aku! aku malu!"
Mo'at semakin dekat dan sudah terlambat bagi Shira untuk menghindari rasa malu. Mo'at akhirnya benar-benar berdiri didepan mereka.
"Oel ngati kame" Shira menyapa Mo'at dengan kikuk.
Neteyam pura-pura terkejut melihat kedatangan neneknya itu lalu dengan cepat melepaskan pelukannya pada pinggang ramping istrinya, "Oel ngati kame, nenek" sapanya polos, diliriknya kearah Shira yang sedang menatapnya tajam.
"Pagi-pagi sekali kalian sudah bermesraan" Mo'at menggeleng-gelengkan kepala. Ingin sekali rasanya Shira membunuh Neteyam yang sekarang malah cekikikan tanpa dosa.
Memalukan sekali karena Shira tidak kenal banyak orang disini, dan situasinya sangat berbeda dengan di malam pesta. Di Tayrangi Shira bebas melakukan apapun yang ia mau, tapi disini, oh tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
Fanfictionjust two na'vi didn't want a marriage, but fate brought them together note: available in indonesian & english BOOK: FATED (season 1) IN FATED (season 2) soon - OUR FATED (season 3)