16. Dumbledore Tau.

2.4K 331 16
                                    

Mungkin mereka merasakan keberadaannya, tapi Tom bisa tau dimana kedua anaknya berada. Ingat, sihir mereka saling terhubung!.

Kedua anak itu bersembunyi dibalik tembok lorong yang sepi, jauh dari asrama dan gedung utama.

Kepala keduanya melirik waspada kearah luar, sementara Tom memandang mereka dengan senyuman aneh.

"Ekhemmm..." kedua tangannya itu memegang kerah baju si kembar.

Sementara Altair dan Lunar berbalik kebelakang dengan gerakan kepala patah-patah.

Mereka tersenyum canggung dan sedikitbrasa takut disana, melihat ayahnya yang sudah berdiri dibelakang dan menemukan dimana mereka bersembunyi.

"Oohhh... Kalian ingin main petak umpet denganku?" matanya mengerling main-main.

"Aha...ha..ha...ha... Daddy...." Altair tertawa canggung.

"Ingat, sihir kita saling terhubung. Bagaimana bisa kalian bersembunyi dariku?"

"Aku... Kami... Tidak bersembunyi..." cicit ya pelan.

"Bohong! Lalu kenapa kalian menghindar dan ada disini?"

"Daddy...." Lunar bergetar melihat kemarahan dimata ayahnya.

"Anak nakal...!!!"

PLETAKK...

"AWWW...." jerit keduanya.
.
.
.
.
.

Saat ini mereka berada di ruang kebutuhan, tempat paling rahasia di Hogwarts. Jauh dari para murid dan para hantu yang penasaran.

Tom duduk dengan kakinya yang saling bertumpu diatas kursi. Sementara matanya menatap malas si kembar.

Mendengar tangisan mereka yang membuat telinganya pengang.

"Daddy jahat! Lunar BENCI!!!" tangannya memegang kepala yang benjol. "Lihat saja, aku akan mengadukannya pada Mommy!"

Tangisan si bungsu semakin keras, tak terima jika sang ayah menjitak kepalanya. Berbeda dengan Altair, dia hanya mencebik dengan wajah menahan tangisnya, malu jika sang ayah melihatnya menangis kembali.

"Jangan pura-pura tersakiti, memangnya Daddy juga tidak kesal? Mendengar kalian yang bertarung dengan Kraken. Kalian masih berumur 7!"

Kata-kata itu membuat Lunar dan Altair tercengang.

"Kalian pikir, aku membiarkan kalian begitu saja selama disini? Aku mempunyai banyak mata-mata."

"Maaf...." Altair berbisik takut.

"Maaf? Hanya itu, aku bahkan hampir serangan jantung mendengar kalian yang seperti itu. Bagaimana jika Mommy mengetahui hal ini?"

"Jangan beritahu Mommy...." Lunar memohon.

"Aku sangat khawatir, karena Daddy sangat menyayangi kalian..." Tom menatap kedua anaknya dengan penuh kasih.

Jika semua orang menganggapnya sebagai Monster, maka dihadapan keluarganya dia hidup sebagai manusia yang penyayang.

Kedua anaknya, Istrinya, merekalah yang membuat Tom merasakan hidup sesungguhnya. Menariknya dari dasar jurang yang paling gelap dan dalam.

Bukan main takut dan rasa khawatirnya, ketika Doulos si peri rumah yang disuruh menjaga anaknya diam-diam, melapor jika keduanya sedang bertarung dengan Keraken.

Nyatanya tatapan sang ayah membuat Altair dan Lunar semakin dipenuhi rasa bersalah, mereka menatap Tom dengan tangisan yang semakin pecah.

"Daddy... Maafkan kami, kami janji tidak akan nakal lagi..." Lunar bersimpuh di kaki ayahnya.

The Twins (TOMARRY/Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang