Baca komen sama vote juga ya~~~
-o0o-
Udara lembab hangat kurasa menerpa wajah. Aku membuka mata.
" pagi, gun! Bangun, sudah siang—"
Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Sinar matahari pagi lembut menyelusup dari jendela. Tirai rupanya sudah dibuka, dan cahaya menerpa langsung ke wajah kami.
" pagi, phi off—" aku menyahut, dan sebentuk senyum tipis menyambutku. Senyum yang sangat jarang dipamerkannya di muka umum.
"Ayo mandi, atau mau kumandikan?" godanya nakal. Aku menepis tangannya dan tertawa.
"Aku mandi, tapi jangan sentuh dapur dulu!" sahutku bergegas ke kamar mandi. Off sering ingin menyiapkan sarapan untukku, tapi untuk hari ini, tidak. Aku sudah menyiapkan bahan-bahannya sedari tadi malam, dan tentu saja aku tak mau persiapanku berantakan.
Keluar dari kamar mandi kulihat off sedang membereskan peralatannya.
"Akan ada rapat hari ini?" tanyaku.
Ia mengangguk. Tanpa banyak bicara, aku segera ke dapur dan menyiapkan sarapan. Ternyata ia mengikutiku ke dapur.
"Ada apa?" tanyaku sambil mengedarkan pandang ke sekeliling dapur. Tidak, dapur masih sama seperti tadi malam, berarti off menepati janji untuk tidak menyentuh dapur. Off menyandar pada kusen pintu dapur, saat aku mulai membuat sarapan.
"Hari ini kau harus ke dokter kan?" matanya menatap perutku.
Refleks aku mengusap perutku. Sudah 32 minggu berjalan. Aku tersenyum padanya, dan mengangguk. Yah aku sedang hamil, aku laki² tapi aku bisa hamil entah bagaimana akupun tidak terlalu mengerti di awalnya tapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan dari dokter aku mulai mengerti dan menerima diriku sendiri
"Aku sudah bilang pada tay , aku akan berangkat setelah aku mengantarmu ke rumah sakit untuk konsultasi—"
"Phi off, itu tidak usah. Aku bisa send—"
Tapi matanya mengatakan lain. Tak boleh ada bantahan.
Aku tersenyum. "Baiklah. Sesudah sarapan, kita ke rumah sakit, lalu setelah itu kau bisa ke kantor, dan aku bisa pulang sendi—"
"Setelah mengantarmu kembali ke rumah, baru aku akan ke kantor. Tay sudah maklum kok—"
Ah, Chiang Mai hari-hari ini memang sangat indah.
Sehabis pulang dari luar negeri, off kembali ke Chiang Mai. Dan setelah melalui pengadilan yang rumit dan bertele-tele, ia menjalani hukuman singkat, dan ia kembali menjadi penduduk Chiang Mai Dan kami menikah. Tay diangkat sebagai walikota setelah phi boy mengundurkan diri. Ia masih tetap ada di Chiang Mai, terkadang berkelana bersama asistennya phi best, tetapi lebih banyak waktunya dihabiskan di rumah sakit Chiang mai, membimbing para
Medis junior .
Termasuk aku.
Tetapi karena aku sekarang sedang hamil, sudah 32 minggu sekarang, tugas-tugasku banyak yang dikurangi. Aku lebih banyak berada di rumah sekarang, menanti phi off kembali dari kantor.
Chiang Mai hari-hari ini memang sangat indah!
-o0o-
Aku membereskan piring-piring sehabis sarapan. Phi off dengan sigap mengambil piring-piring itu dan membawanya ke wastafel di dapur. "Sudah, kau duduk saja di situ! Aku yang cuci—"
Tapi dengan keras kepala aku mengikuti phi off ke dapur. Lirikan matanya yang berkata: 'ayo, kembali—' tak aku gubris. Walau aku memang tak mengerjakan apa-apa, hanya mengikutinya, mengatakan satu-dua patah kata, berdiri saja di belakangnya.
Aku tahu, ia suka kalau aku melakukan itu. Terus berada bersamanya.
Ia menyelesaikan piring-piring yang harus ia cuci, lalu mengeringkannya, lalu mengeringkan tangannya. Mengecup pucuk kepalaku, lalu dengan halus ia menggebahku ke ruang tengah.
"Ayo, sudah siap?" sahutnya. Ia menarik tas kerjanya dan mengamatiku.
Aku hanya membawa sebuah tas tangan kecil, dan aku sudah siap. Kami keluar rumah, dan ia mengecek semua pintu dulu sebelum kami berangkat.
Perjalanan ke rumah sakit hanya beberapa menit. Tapi sepagi itu saja, aku sudah berpapasan dengan banyak orang. Chiang Mai memang bangun pagi-pagi menyambut rezeki! Jadi, aku tersenyum pada semua orang yang berpapasan dengan kami. Phi off memang tidak tersenyum. Ia sudah terkenal dengan wajahnya yang dingin. Tapi matanya berkata lain. Matanya terus mengatakan: 'aku bahagia berada kembali di Chiang Mai' setiap bertemu pandang dengan orang lain.
Kami tiba di rumah sakit. Lebih banyak lagi orang yang kukenal, tentu saja. Aku menyapa hampir semua orang, dan kris tentu saja nyaris berteriak melihatku.
"Gunieeee! Apa kabar—" dan kami melakukan ritual yang biasa, pelukcium, plus mendengar rentetan gosip yang keluar dari mulutnya.
Phi off seperti biasa, minggir. Berdiri bersandar beberapa langkah jauhnya dari kami, tak mengeluarkan sepatah katapun. Tapi aku tahu ia mendengarkan.
"Kau mau kontrol kehamilan ya? Ya sudah, sana. Mae godje sudah ada kok—" kris menyudahi gosip-gosip yang ia jejalkan padaku, dan mendorongku menuju ke arah ruang kerja Mae godje.
Aku menoleh ke arah phi off. Ia mengangguk, dan kami berjalan berjalan bersama menuju ruang kerja Mae godje.
Membuka pintu, suaranya langsung menyambutku. "Gun! Kau tepat waktu. Ayo berbaring di sana—" ia menunjuk pada dipan periksa. Aku menurut.
Phi off hanya terdiam memandangiku yang sedang diperiksa Mae godje. Tak mengeluarkan sepatah kata.
Mae godje segera memeriksa dengan teliti. Mula-mula kesehatan secara umum. Lalu ia mengarahkan tangannya pada perutku. Memeriksa dengan teliti. Wajahnya serius saat memeriksa, tapi tak berapa lama kemudian wajahnya berseri-seri. Tentu ia merasakan gerakan-gerakan si janin saat ia sedang memeriksa tadi. Si janin ini memang reaktif, kalau perutku disentuh, apalagi diperiksa seperti sekarang ini, ia langsung bergerak-gerak.
"Semuanya sehat. Bayimu sekarang sudah sekitar 2,5 kilo. Mau tahu jenis kelaminnya apa?"
Aku memandang phi off. Ia tersenyum tipis, tapi menggeleng. Jadi aku juga menggeleng pada Mae godje.
"Tidak usah-lah. Biarkan saja menjadi kejutan saat lahir nanti."
"Oke," Mae godje memberi isyarat agar aku turun dari dipan. Hati-hati aku turun, berjalan dan duduk di seberang meja kerjanya. Mae godje sudah duduk di sana, sambil menulis sebuah resep.
"Aku resepkan vitamin dan zat besi ya! Tapi, kalau makananmu lengkap, tidak diminum juga tidak apa-apa. Lebih baik vitamin dan mineral dari makanan langsung," Mae godje menyerahkan resep itu padaku. "Bayinya aktif, kan?"
Aku mengangguk. "Hanya saja aku sekarang jadi lebih sering buang air kecil—"
Mae godje tertawa. "Tentu saja. Kandung kemihmu tertekan si janin, jadi mudah terasa penuh. Sudah ikut senam hamil, kan?"
Aku mengangguk. Seminggu sekali sejak kandunganku berusia 28 minggu, aku mengikutinya. Dipimpin langsung oleh phi jenie. Kadang phi off bisa mengantar, kadang ia sedang dalam perjalanan bisnis, tapi itu tidak masalah, kan?
"Nah, karena sekarang kehamilanmu sudah masuk bulan ke-8, kau harus periksa dua minggu sekali. Nanti begitu masuk bulan ke-9, kau harus periksa seminggu sekali. Jangan malas ya!" instruksi Tsunade, sambil tersenyum.
Tentu saja aku tidak akan malas! Bayi yang ditunggu-tunggu kehadirannya, tentu saja takkan terlupa jadwal pemeriksaannya!
Aku berdiri dan melangkah menuju pintu keluar, tetapi Mae godje masih tetap saja memberikan 'petuah-petuahnya' agar aku lebih banyak makan sayur dan buah, mengurangi makan makanan yang mengandung bahan pengawet, dan karena aku sudah memasuki bulan ke-8 dan berat badanku sudah cukup, Mae godje juga meminta agar aku mengurangi sedikit makan makanan yang mengandung karbohidrat. Lebih baik memperbanyak sayur, buah, dan makanan yang mengandung protein seperti ikan—
Wajah phi off seperti mengatakan 'aku bilang juga apa' karena dialah yang sering mengatakan hal-hal seperti itu saat kami sedang makan. Aku menyeringai saja padanya, dan kami pamitan pada Mae godje.
Di luar, di koridor, aku bertemu phi singto, dan phi new! Aih, rasanya sudah lama sekali aku tidak bercakap-cakap dengan phi new. Sejak ia dipersunting walikota kita yang baru? Mungkin, aku sudah lupa—
Jadilah kami pelukcium dulu sejenak, bertanya kabar, dan saat kutanya bagaimana kehidupannya setelah ia menikah, wajahnya berubah merah.
"Phi new akan periksa kandungan juga, pada Mae godje—" sahut phi singto menggoda.
Wajahnya bertambah merah.
"Aaaah, benarkah? Selamat," dan kami pelukcium lagi, "t-terima kasih ," sahutku sambil tak henti tersenyum girang. "Eh, tahukah kau? Phi off hanya beberapa bulan lebih tua dari phi tay, dan sekarang bayinya juga hanya akan berbeda beberapa bulan!"
Entah aku memang tak sensitif, atau bagaimana, rasanya seperti ada perubahan, baik pada raut wajah phi singto maupun phi new, tetapi ketika aku menatap mereka lebih lama, ternyata tidak. Raut wajah mereka tetap girang seperti tadi.
Ya sudahlah.
Phi off sudah memasang wajah tak sabarnya, sehingga aku cepat-cepat menyudahi percakapan. "Aku pulang dulu ya? Ini, phi off berkeras mengantarkanku, sedang dia kan harus pergi ke kantor walikota. Jadi, sebaiknya aku pulang, supaya dia bisa tak terlambat berangkat—"
Phi new masih memasang wajah girangnya yang tadi, dan kami saling melambaikan tangan, sebelum aku melangkah pergi. Menuruni undakan pintu utama rumah sakit, berbelok ke jalan dan melangkah pergi.
Hari-hari di Chiang Mai akan selalu indah seperti saat ini.
-o0o-
Setelah yakin gun pergi jauh dan tak bisa mendengar percakapan mereka lagi, barulah singto menghela napas panjang.
New juga.
Masih memandang ke arah gun berjalan tadi, dengan lirih ia bertanya, "A-apa-apakah memang gun sudah tak bisa disembuhkan lagi?"
Singto menggeleng. "Aku tak tahu. Tapi kalau Mae godje saja sudah menyerah—"
Dari ruang kerjanya, Mae godje melangkah keluar, memandang juga ke arah mana gun pergi.
"Kalau saja ada yang tahu bahwa saat itu dia sudah hamil. Mereka belum menikah, jadi tak ada yang menduga—"
Mae godje kembali menghela napas.
"Kehidupannya masih sama saja seperti kita semua, normal, hanya saja ia tak mau mengakui bahwa off—sudah tiada—"
Ketiganya menatap sosok yang sudah semakin jauh langkahnya itu.
Kalau saja ada yang tahu akan begini jadinya. Hukuman mati untuk off mungkin saja akan dipertimbangkan.
Kalau saja ada yang tahu akan begini jadinya—
FINHalo apa kabar pasti baikkan maaf ya aku gantung cerita nya,, setelah ini pasti sering² up deh tapi buat book yang ber- part pasti aku up pas udah lebaran aja ya semangat buat nanti pas puasa nya hhaaa
Kalian juga jaga kesehatan nya ya jangan pada sakit² deng❤️
Aku baru kembali karna kemarin² sibuk kerja di tambah lagi gak enak badan juga jadi harus ekstra istirahat~~~ jadi sebagai permintaan maaf aku buat honey² ku aku bakal double up ya
Semoga kalian suka
Iloveyouuuuuu🦋❤️