LIMERENCE •15

21 3 0
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM
ANNYEONG YEOROBUN

I'm Vita Resti W, you can call me Vita/Vires

FOLLOW, VOTE AND COMMENT
THANK YOU

Semoga kalian suka!

Semoga kalian suka!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••✫••

Wilona dan teman-teman OSIS yang lain mendapat panggilan dadakan oleh Stevan alias Ketua OSIS. Sudah hampir satu bulan permasalahan pembobolan ruang OSIS belum juga selesai, alhasil mereka di kumpulkan kembali agar masalah cepat terselesaikan.

"Gue udah bilang, kan. Nggak usah bawa-bawa mereka." tegas Stevan menatap seluruh anggotanya seraya menghela nafas berat.

Stevan memijat pelipisnya yang terasa pening, tak mungkin mereka akan meluangkan waktu beberapa bulan kedepan hanya untuk memikirkan masalah pembobolan yang tak kunjung selesai. Lagi pula Stevan juga hampir purna tugas, apabila tak segera di selesaikan maka akan membebankan generasi OSIS selanjutnya.

Wilona menatap Stevan heran kemudian ia menyanggahnya, "Kalau kita bahas sendiri, lo pikir bakalan langsung selesai?"

"Gue nggak yakin."

Ghea ikut menimpali, "Maka dari itu, segera hubungi mereka biar ini masalah cepet kelar."

Stevan menyuruh Bagas untuk menghubungi mereka dan membuatkan alasan agar bisa keluar kelas dengan mudah. Beberapa menit kemudian inti DRACOSTAR datang dan memulai pembahasan bersama anggota penting di organisasi itu.

"Gue rasa ini ada hubungannya sama Zale, anak kelas sebelah yang cerdik itu." kata Raven menebak.

Stevan mengerutkan dahinya, "Atas hal apa lo bisa menebak bahwa ada hubungannya dengan Zale?"

Arthur memutar otaknya untuk memahami perkataan Raven mengenai Zale. Malasahnya, ia terlalu asing mendengar nama tersebut. Sedangkan Wilona dan Ghea hanya diam saja karena tidak pernah mendengar nama Zale.

Arjuna membelalakan matanya teringat beberapa minggu lalu sebelum liburan sekolah saat ia bersama inti DRACOSTAR saat pulang ekskul basket tak sengaja melihat Zale mengotak atik computer yang sudah lama tak di gunakan hingga berhasil menyala.

"Gue setuju!" seru Arjuna menepuk bahu Raven kemudian ia menoyor kepala Felix yang melamun.

"Saha sih anjir? Lupa gue, asli." sambung Felix berusaha meningat-ingatnya namu, naas ia benar-benar lupa.

"Hadeh gimana, sih, lo. Yang waktu itu orang lagi ngotak-atik computer mati." sosor Arjuna kesal dan di tanggapi ekspreksi terkejut dari Felix yang tak percaya, ia kira orang itu hanya gabut sampai mencari barang bekas di sekolah.

"Kita bisa tanya-tanya orang itu." Imbuh Bumi mengotak-atik ponselnya, karena Zale adalah tetangganya. Suatu hal kebetulan yang mempermudah bukan?

Wilona dan Ghea mengangguk, setuju saja dengan pendapat inti DRACOSTAR. Stevan tetap Stevan si keras kepala yang hanya diam mencerna perkataan dari Raven tadi.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang