Part 1

66 10 2
                                    

Embun pagi memburamkan jendela. Suara kicauan Burung pun mulai terdengar menghiasi suasana. Begitu juga dengan Matahari yang mulai menunjukkan sinarnya menerangi ke setiap penjuru bumi. Yang tadinya terlihat gelap, kini mulai terlihat jelas.

Yesta, seorang laki-laki yang sudah tak punya siapa-siapa & hidup sebatang kara terlihat masih terlelap dalam mimpinya.

Namun, tak lama setelahnya, ia seolah merasa terusik dengan adanya sinar Matahari yang mulai memasuki sela-sela bilik kamarnya.

Seperti pagi pada biasanya hanya alam yang menemani suasana hatinya.

Ia mulai melakukan ritual pagi seperti manusia pada umumnya.

Setelahnya, ia berjalan keluar rumah lalu melihat seekor Burung yang sedang hinggap di pagar kayu rumahnya sambil asyik berkicauan seolah mewarnai pagi yang cerah itu.

Entah dorongan dari mana, tiba-tiba saja ia memiliki keinginan untuk bertanya pada sang Burung dengan cara bebicara langsung seolah burung tersebut akan mengerti & bisa menjawab pertanyaanya.
"Sampai kapan kamu akan terus berkicauan seperti itu untukku?"

Dengan tatapan sayu mata indahnya, Burung itupun menjawab:
"Sampai dia menjawab salam-salam ku." Jawab si burung sembari terbang pergi.

Secara spontan, Yesta tentu terkejut dengan jawaban burung tadi. Tapi ia tidak terlalu menghiraukannya.

"Mungkin itu hanya khayalan ku saja karena kesepian. Disini kan tidak ada siapa-siapa. Lagipula, tidak mungkinkan hewan bisa berbicara?" Tanyanya entah kepada siapa sambil mengedikan bahu tanda bahwa ia tidak terlalu memikirkan hal itu.

Yesta memulai hari seperti biasanya. Ia berjalan keluar rumah menuju kebun warisan ibunya. Di tengah perjalanan ia melihat......

To be continue....😆🙏. Hehe...

Jangan lupa tinggalkan jejak! Semoga terhibur😁

Kalau ada kesalahan kata/kalimat, mohon komen, supaya bisa saya koreksi untuk kedepannya🙏

Hati & HalusinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang