Part 2

42 3 0
                                    

Ia berjalan keluar rumah menuju kebun warisan ibunya. Di tengah perjalanan ia melihat...


Selamat menikmati🙏

Di tengah perjalanan, ia melihat Awan-Awan yang indah nan menawan. Namun, entah dorongan dari mana lagi, tiba-tiba saja ia memiliki keinginan untuk bertanya pada Awan itu. Berharap sang Awan akan menjawab pertanyaannya.
"Awan, kamu begitu indah. Namun, mengapa kamu hanya berdiam diri disana? Apakah aku bisa mendekap erat bulu-bulu yang indah nan cantikmu itu?"

Ia membayangkan, bahwa Awan-Awan itu adalah makhluk yang berwujud lembut layaknya kapas. Terkesan bodoh memang tapi ia tidak peduli akan hal itu.

Layaknya makhluk hidup, sang Awan pun tersenyum lalu berkata:

"Aku akan selalu berada disini. Apakah keindahanku tak cukup bagimu? Apa kau ingin memilikiku?"

Untuk kedua kalinya ia pun terkejut karena sesuatu yang tidak seharusnya berbicara, selalu bisa menjawab pertanyaannya. Namun, kali ini ia mencoba memahami kata demi kata yang keluar dari sang Awan.

Ia menunduk sembari berkata dengan maksud membalas ucapan sang Awan:
"Hal mustahil bagiku untuk memilikimu walaupun aku sangat menginginkan mu."

Tak ingin terlalu kalut memikirkan dialognya dengan sang Awan, ia pun berjalan kembali untuk memasuki kebun pisangnya yang dimana itu adalah warisan sang ibunda.

#Singkat_Cerita

Setelah selesai melakukan tugasnya, Yesta berteduh di bawah pohon yang cukup rindang dengan maksud beristirahat sejenak sambil menatap awan yang perlahan mulai menghilang digantikan dengan Matahari yang terik menyinari.

Dengan di dorong oleh rasa penasaran, ia pun mencoba bertanya kembali pada benda mati lainnya, yakni Matahari berharap akan mendapatkan jawaban seperti sebelumnya.
"Matahari, kenapa kamu tetap menyinari sedangkan aku sibuk mencari tempat berteduh untuk menghindari teriknya sinarmu?"

Selang beberapa detik setelah pertanyaan itu, secara tiba-tiba, muncullah sebuah perkataan yang terdengar seolah itulah jawaban dari pertanyaan yang tadi ia ucapkan.
"Aku menyinari sesuatu yang sudah seharusnya ku sinari dan membutuhkan cahayaku, walaupun terkadang aku sering kali merasa pilu saat orang-orang tidak peduli akan hal itu."

Meskipun masih ada sedikit rasa terkejut, ia pun terdiam, lalu mencoba bertanya kembali dengan perasaan takut sekaligus penasaran:
"Kamu sangatlah indah. Namun, meski begitu, jika aku semakin dekat denganmu maka itu bisa menyakitiku."

Sang Mentari tersenyum lembut sembari menjawab:
"Hanya orang bodoh yang mencoba mendekatiku."

Yesta yang mendengar jawaban seperti itu hanya bisa termenung sembari memikirkan setiap perkataan yang keluar dari sang Mentari.


To be continue...😅

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak setelah membaca!😁

Kalau ada kesalahan kata mohon di komen ya! Supaya nanti saya koreksi untuk ke depannya🙏

Hati & HalusinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang