Tertawan Hati

256 16 2
                                    

Tepat di malam natal tahun ini, aku dan kekasihku akan merayakan anniversary kami yang ke dua. Dua tahun lalu, aku dan Jeff kekasihku resmi menjalin hubungan -- hubungan kami terjalin memang bukan atas kehendak kami awalnya. Para orang tua -- orang tuaku dan orang tua Jeff sepakat akan menjodohkan kami yang pada saat itu memang tidak mempunyai pasangan. Aku dan Jeff hanya saling menatap satu sama lain saat para orang tua menanyakan pendapat kami tentang perjodohan itu. Aku biasa saja -- maksudnya aku bisa bisa saja menerima perjodohan ini. Tapi aku tak tahu apa yang di rasakan Jeff pada saat itu, apakah dia bersedia atau dia enggan. Lama kami saling terdiam, dan akhirnya Jeff pun berkata jika ia bersedia menerima perjodohannya dan mencoba akan memulai semuanya dari awal denganku.

Awalnya aku dan Jeff masih sangat canggung, ini memang bukan pertemuan pertama kami. Kami sudah beberapa kali makan bersama, entah itu di restoran ataupun di rumahku dan Jeff.

"Kenapa kamu terima?" Tanyaku padanya karena rasa penasaran ku yang amat tinggi ini. Dia hanya memandang lurus ke depan tanpa melihat ke arahku yang menatapnya menunggu jawaban.

"Apa salahnya mencoba, kan? Keluarga kita sudah saling mengenal, ibuku sudah tahu bagaimana keluargamu dan begitu juga sebaliknya"  aku hanya menganggukkan kepalaku tanda menyetujui ucapannya, lagi di usiaku yang sudah menginjak angka dua puluh dua ini tak ada satupun lelaki yang aku bawa untuk menemui keluargaku. Aku hanya sibuk dengan duniaku sendiri, tanpa pernah memikirkan persoalan tentang pasangan.

"Aku setuju padamu Jeff, kita bisa mencobanya kan?" Kini Jeff yang mengangguk.

"Iya kita bisa mencobanya -- lagi pula kita tak punya alasan untuk tidak mencobanya kan? Aku dan kau saat ini tidak punya seseorang yang special, jadi tidak masalah" Jeff mulai menunjukkan senyumnya padaku, dan seperti terhipnotis akupun juga memberikan senyumku padanya.

Lalu sejak malam itu, aku dan Jeff memulai kisah kami. Kami memulainya dari hal yang paling kecil, bertukar nomor ponsel dan berusaha untuk saling memberi kabar. Di awal awal masih agak kaku, tapi seiring berjalannya waktu komunikasi kami kian membaik. Kami juga selalu menyempatkan waktu untuk bertemu di akhir pekan, karena Jeff hanya mempunyai waktu di akhir pekan karena tuntutan pekerjaannya sebagai pemimpin perusahaan. Berbeda denganku yang waktu itu hanya sebagai mahasiswa semester akhir yang sedang menunggu wisuda.

Pesan ~

'Jangan lupa makan siang mas :)' - aku

'Iya, makasih Tata. Mas bakalan makan setelah ini, kamu juga jangan lupa makan siang. Jangan mikirin skripsi terus, kamu juga harus mikirin kondisi kesehatan kamu' - Jeff

'oke oke mas' - aku

'good, kalau gitu mas makan dulu ya. Habis ini lanjut meeting' Jeff

'semangat mas love you' - aku

'too' - Jeff

Di tahun pertama masih biasa saja, tapi ketika hendak menuju tahun ke dua sikap Jeff kini perlahan berubah. Ia lebih sering ke kantor di akhir pekan, dengan alasan pekerjaan. Sekali dua kali aku masih mencoba mengerti, tapi sudah hampir satu bulan ini kami tidak bertemu membuatku muak juga. Dan tanpa fikir panjang aku langsung menuju ke kantornya, berniat untuk mengajaknya makan siang.

Sesampainya aku di sana, aku di kejutkan dengan kabar bahwa Jeff tidak datang ke kantor hari ini. Bahkan sejak sebulan lalu tidak ada kegiatan apapun di kantor, memang ada proyek baru tapi tidak begitu menyita waktu hingga mengharuskan masuk di akhir pekan.

'kamu bohongin aku mas' lirihku dalam hati, aku merasa kecewa karena Jeff membohongiku, lalu kemana ia selama sebulan ini. Kemana ia pergi di hari liburnya, jika ia tak sibuk kenapa tidak bisa bertemu. Pikiranku kacau balau, aku pun segera meneleponnya untuk memastikan apakah dia tetap berbohong atau berkata jujur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JeffTa Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang