K A I - Dilema

12 5 0
                                    

MHIBH♡

Votenya ayo!!

☆☆☆


Arah jarum jam dikamar Kanaya kini menunjukan pukul 22.01 yang sampai saat ini perasaan gadis itu masih merasa bersalah terhadap Kai.

Ia terus menatap layar ponselnya berharap pemuda itu balas satu pesan perminta maaf darinya. Tapi hingga kini tidak ada tanda-tanda Kai membalasnya padahal terlihat Online.

Kanaya melentangkan tubuhnya. Pasrah untuk malam ini, tapi ia tidak akan menyerah untuk besok. Dirinya harus bisa bertemu dengan Kai. Harus!

Ting!

Sebuah pesan masuk buat Kanaya mengembangkan senyumnya. Saat melihat siapa senyumannya luntur. Bukan orang yang dia harapkan.

Kanaya balas pesan itu tidak dengan sepenuh hati lalu melempar ponselmya sembarang arah.

Terdengar beberapa suara ketukan pintu. Kanaya menginstrupsi. "Masuk aja,"

Knop pintu berputar menampakkan sesosok Ibunya yang menyembulkan kepalanya.

"Ada apa, Bu?" Fitri menghampiri lalu duduk dipinggir kasur.

"Galau nih ceritanya."

Kanaya mendengus. "Engga, siapa juga yang galau!" tegasnya. Fitri pun terkekeh dan mengusap puncak kepala anaknya.

"Udah coba hubungin?" Kanaya terbangun dari posisinya sambil mengangguk.

"Dibalas?"

"Belum." pandangan Kanaya menurun dan memperlihatkan roomchat nya.

"Heem, eh ini dibales."

"Sama Kai?"

"Vernon."

Bibir ranum Kanaya kembali turun. "Udah tidur, besok lagi minta maafnya."

Kanaya pun menghela nafasnya panjang. Mau tak mau ia juga harus tidur karena besok ada jadwal mata kuliah pagi.

"Ibu tinggal 'ya."

"Iya."

☆☆☆


Pagi buta Kanaya membantu Fitri buat sarapan sambil belajar bikin nasi goreng kuning khas Ibunya untuk Kai sebagai permintaan maafnya. Sedikit kekanak-kanakan tapi apa salahnya mencoba.

"Widih, anak ibu udah mandi aja subuh-subuh gini. Semangat yaa mau ketemu Kai."

Tak sadar pipi Kanaya bersemu merah. "Apa sih, Bu. Ajarin masak nasi goreng kuning dong 'Bu."

"Buat siapa tuuh."

"Buat cacing diperut." ujar Kanaya.

"Perut Kai, iya 'kan?" goda Fitri yang tepat sasaran. Fitri tertawa dan Kanaya hanya bisa nyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Ibu mah udah doong!"

"Iya iya udah ini juga ah kamu. Siapin 3 bawang merah, 2 bawang putih, 5 cabe merah, 4 cabe rawit. Sama kunyitnya setengah." Fitri mulai beri tahu Kanaya mengambil rempah-rempah yang di sebutkan sambil mengingat.

"Dikupas semuanya, abis itu cuci, terus ulek."

Kanaya mengikuti semua perintah Ibunya. Tapi saat mengulek ia sedikit kesusahan karena sedikit tak terbiasa. Beberapa kali matanya terkena air bawang sampai kesusahan buka mata.

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang